BAB V
KESIMPULAN,
SARAN DAN TINDAK LANJUT
A.
Kesimpulan
1. Pembelajaran melalui
pendekatan mastery learning, merupakan penerapan pembelajaran yang berpusat
pada siswa sebagai pelaku dimana siswa belajar sedikit demi sedikit dari suatu
konteks pembelajaran, sehingga siswa mampu memahami konsep dan rumus-rumus
melalui remedial bagi yang nilainya kurang, dan pengayaan bagi yang nilainya
sudah memenuhi target.
2. Dengan diterapkannya
pembelajaran pendekatan mastery learning dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Dari hasil observasi yang
dilakukan menunjukkan hasil evaluasi yang cukup baik dan memuaskan. Memang
terlihat adanya kelemahan dan kegagalan pada siklus pertama namun dengan
menawarkan berbagai solusi akhirnya diperoleh pencapaian hasil pembelajran yang
lebih baik pada siklus II.
Tabel 7 :
Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam
|
Siklus
|
Peningkatan
Nilai Siswa
|
Peningkatan
Hasil Belajar Siswa
|
|
Siklus I ke Siklus II
|
22,00 %
|
10,60
|
4. Adapun kendala-kendala
yang ada dalam penerapan pembelajaran mastery learning antara lain :
a) Guru yang masih cenderung
kaku dengan metode ini.
b) Guru kurang memperhatikan
prosedur pelaksanaan pembelajaran mastery learning.
c) Pengaturan waktu yang
kurang efektif.
d) Siswa mulanya terkesan
bingung, takut, dan malu, mereka masih belum terbiasa dengan model pembelajaran
tersebut.
e) Siswa perlu waktu lama
untuk memahami permasalahan sehingga tidak semua tujuan pembelajaran dan indikator
bisa tercapai.
f) Masih adanya siswa yang
kurang kreatif dan lambat dalam berfikir, sehingga kurang mampu mengikuti
pelajaran.
B.
Saran, dan Tindak Lanjut
Berpijak dari penelitian di atas
maka saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
1. Mensosialisasikan
pembelajaran mastery learning kepada guru-guru lain yang bisa dipergunakan
sebagai pertimbangan untuk lebih memaksimalkan KBM.
2. Memberikan dorongan kepada
guru agar lebih memvariasikan metode pembelajaran sehingga tidak monoton, konvensional
dan mencekam.
3. Memberikan dorongan kepada
guru untuk lebih memanfaatkan media dan alat peraga, sehingga siswa mampu
mengkonstruksikan sendiri.
4. Memfokuskan pada kegiatan
awal pembelajaran untuk memotivasi siswa sehingga siswa tertarik dengan materi
yang akan dibahas dan bersemangat untuk melanjutkan pembelajaran.
5. Mengembangkan kerjasama
dan kolaborasi antara guru dan siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan secara aktif
dan kreatif.