BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan aktivitas guru yang berupa kegiatan menciptakan
sistem lingkungan agar mental dan pikiran anak terdorong dan terangsang untuk
melaksanakan aktivitas belajar. Dalam pembelajaran adalah perbuatan yang
kompleks, artinya kegiatan pembelajaran yang melibatkan banyak komponen dan
toleransi serta faktor yang perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu perencanaan
maupun kegiatannya membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijak.
(Gagne : 1975 : 30)
Dalam pembelajaran guru dapat
melakukan berbagai jenis tindakan yang menggambarkan peranannya dalam
pembelajaran. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan manusia peran guru dalam
pembelajaran juga semakin kompleks. Tindak pembelajaran yang diperankan guru,
tidak hanya sekedar penyebar informasi dengan tanpa mempertimbangan apakah
bahan pelajaran yang diberikan itu sesuai atau tidak dengan kesanggupan,
kebutuhan, minat dan tingkat
kesanggupan atau perkembangan
serta pemahaman siswa.
Salah satu bentuk kondisi belajar
adalah adanya kondisi belajar yang kuat baik yang datangnya dari dalam (motivation intrinsic), maupun dari luar
(motivation ekstrinsik). Pentingnya
menimbulkan motivasi belajar ini, tampak pada langkah-langkah pertama dan intruksional event, yaitu langkah
menimbulkan motivasi (motiviton vase).
Tanpa motivasi, maka perubahan tingkah laku tidak akan terjadi pada diri siswa.
Sebab adanya motivasi yang kuat, menunjukkan adanya minat untuk mencapai tujuan
tertentu.
Berbagai macam tingkah laku teknik yang telah
diupayakan pendidik misalnya dengan menaikkan tingkat,
penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam, prestasi, pujian bahkan celaan
telah digunakan untuk mendorong peserta didik agar mau belajar. Namun ada
kalanya guru tersebut tidak tepat dalam menggunakan teknik-teknik atau strategi
dalam pembelajaran, sehingga tujuan yang diharapkan tidak tercapai.
Dengan tumbuhnya motivasi pada diri siswa akan dapat mengurangi dan
menepis anggapan bagi siswa dalam teori tabularasa, bahwa siswa dianggap
seperti kertas putih bersih atau otak siswa itu seperti botol kosong yang diap
ditulisi atau dicorat-coret atau diisi apa saja oleh kepiawaian guru dalam
“memasukkan” ilmunya ke dalam otak siswa. Tugas guru bukanlah mengajar semata,
namun menjembatani siswa agar lebih mudah dalam menerima pelajaran. Dalam hal
ini seorang guru harus dapat menerapkan metode yang bervariasi dalam sebuah
pengajaran sehingga suasana pembelajaran tidak membosankan, dan sebaliknya
semua siswa di kelas itu dapat dilayani dengan baik. Ada siswa yang bertipe auditif (mudah mendengar informasi yang didengarnya), dan ada yang
bersifat visual (yang mudah memahami
sesuatu yang diamati dengan penglihatannya), ataupun yang bertipe motorik (segala sesuatu mudah
dipahaminya asalkan ia dapat menggunakan kemampuan motoriknya dalam proses
pembelajaran). Setidaknya guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
variatif yang memungkinkan semua tipe siswa dapat menangkap informasi
pembelajaran yang diberikannya. Penerapan multi metode memungkinkan siswa
mengalami pembelajaran yang efektif. bisa dikatakan apabila siswa strategi
pembelajaran merupakan jembatan tercapainya transfer ilmu pada siswa.
Salah satu strategi pembelajaran tersebut adalah metode penerapan
pendekatan mastery learning (pembelajaran tuntas). Pembelajaran mastery learning ini pada dasarnya adalah kegiatan
belajar perseorangan ditujukan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan
(Depdikbud : 1990). Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses
belajar mengajar yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara
individu. Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tersebut di antaranya
guru memiliki kemampuan yang berkenaan dengan : (1) mengkaji hasil prestasi
belajar siswa; (2) merencanakan, melaksanakan serta menilai program perbaikan
dan pengayaan hasil belajar siswa;
(3) melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dalam latihan
secara perseorangan. Teori ini lebih menaruh perhatian pada peristiwa-peristiwa
internal,yaitu aktif kreatif dan tuntas.
Sebagai gambaran pada
pertemuan awal di kelas bahwa hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas V
yang ditemukan pada Ulangan Harian pada pra siklus sebelum penelitian ini
dimulai, bahwa dari 20 siswa yang mendapat nilai ≥ 65 sebanyak 8 siswa atau sekitar 40 %.
Rendahnya hasil belajar siswa ini merupakan masalah pembelajaran. Jalan terbaik
mengatasinya adalah dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena
PTK identik dengan pelaksanaan penelitian melalui langkah
siklus, dan masing-masing siklus terdiri
dari empat tahap, yaitu : Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting),
Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto,
2006). Dengan tahapan yang seperti ini
diharapkan masalah-masalah
pembelajaran dapat dicari solusinya. Adapun data nilai
yang ditemukan tersebut sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 : Data Nilai Hasil Ulangan
Harian Kelas V Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Pra Siklus)
NO
|
NAMA
SISWA
|
NILAI
|
||
1
|
Ailul
Umayah
|
40
|
||
2
|
Badrul
Huda
|
55
|
||
3
|
Bagas
Prasetyo
|
60
|
||
4
|
Deni
Juliansyah
|
61
|
||
5
|
Elya
Maeliza
|
72
|
||
6
|
Laela
Aniyatul Ahida
|
43
|
||
7
|
Feni
Indah Rosita
|
35
|
||
8
|
Monik
Agustina
|
67
|
||
9
|
M.
Iqbal Tajudin
|
71
|
||
10
|
M.
Royan Soib
|
74
|
||
11
|
Rizky
Alwifiyan
|
55
|
||
12
|
Rio
Rizkyawan
|
37
|
||
13
|
Sulton
Aziz
|
65
|
||
14
|
M.
Saifudin
|
67
|
||
15
|
Wahyudi
|
60
|
||
16
|
Aditia
Febriana
|
73
|
||
17
|
Asrul
Fauzaki
|
41
|
||
18
|
Adi
Darmawan
|
43
|
||
19
|
Dimas
Aulia
|
70
|
||
20
|
Febri
Prihantoro
|
61
|
||
JUMLAH
|
1150
|
|||
RATA-RATA
|
57,50
|
|||
Sumber : Data Nilai Kelas
Rentang Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas V SD Negeri 02 Sidomulyo
NO
|
INTERVAL
|
JUMLAH
SISWA
|
PROSENTASE
|
1
2
3
4
5
6
7
|
≤ 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 - 100
|
4
3
4
6
3
0
0
|
20,00 %
15,00 %
20,00 %
30,00 %
15,00 %
0
0
|
B.
Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan
yang dirumuskan adalah :
Bagaimana peningkatan motivasi dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas V SD
Negeri 02 Sidomulyo melalui pendekatan pembelajaran mastery learning?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1.
Ingin mengetahui peningkatan motivasi belajar
siswa kelas V Semester II Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 02 Sidomulyo tahun pelajaran 2010/2011.
2. Ingin
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri 02 Sidomulyo tahun pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian tentunya
diharapkan mempunyai kegunaan atau manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi Guru
Membantu
guru dalam usaha menemukan bentuk pembelajaran dan sebagai bahan masukan untuk
mengetahui bahwa pendekatan pembelajaran Mastery Learning
merupakan salah satu bentuk upaya dalam kegiatan pembelajaran yang memngkinkan
dapat menambah atau meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa.
2. Bagi Lembaga yang Diteliti
Penelitian dapat dijadikan sebagai tolak
ukur serta inovasi dalam pengelolaan Pendidikan di sekolah, serta sebagai
motivasi untuk kemajuan dan perkembangan
pendidikan di sekolah, selain
itu juga sebagai
suatu
usaha dalam rangka mencapai tujuan
kurikulum seperti yang telah dirumuskan dalam kurikulum sekolah.
3.
Bagi Siswa
Memotivasi siswa yang dimungkinkan dapat mendorong
penigkatan aktivitas dan hasil belajar.