#Attribution1 { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Wednesday, April 11, 2012

PTK MATEMATIKA DAN IPS KELAS IV MI ISLAMIYAH SIDOMULYO



BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang Masalah

Menyikapi kondisi yang semakin kompleks  seperti  sekarang  ini, guru dituntut mampu membekali para siswa berbagai keterampilan yang dipandang urgent dalam kehidupan. Hal yang paling utama dipersiapkan adalah adanya keterampilan bernalar dan bersikap menempatkan sesuatu yang tepat pada tempatnya. Maka dalam hal ini guru lah yang dipandang paling berperan untuk mengarahkan siswanya pada tataran persiapan menyongsong kehidupan sebenarnya kelak. Kegagalan guru dalam mengarahkan dan mengembangkan ilmu dan keterampilannya di sekolah akan mengakibatkan hancurnya masa depan anak-anak dewasa kelak. 
 
Salah satu komponen pembelajaran yang perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan  kemampuannya  adalah  komponen  guru,   dalam   hal  ini adalah kompetensinya. Komponen guru merupakan salah satu komponen terpenting dalam pendidikan nilai, karena posisinya sebagai sumber belajar dan sumber identifikasi  nilai moral dan sumber keteladanan bagi peserta didik. Keberadaan guru adalah sangat penting dan tidak bisa digantikan  oleh  sumber-sumber lain, karena peran guru tidak hanya semata-mata sebagai transfer of knowledge saja, tetapi guru masih berperan sangat penting dan dominan, sehingga apabila guru tidak berkompeten terutama dalam pembentukan kepribadian pada siswa, maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Peran guru yang sebenarnya adalah sebagai fasilitator, namun yang perlu mendapat penekanan itu adalah kemampuan guru mensupport para siswanya untuk mampu mengembangkan kreativitasnya dan membangun sendiri pengetahuan yang datang dari luar, sehingga terbangunlah pengetahuan dan keterampilan mengkonstruksi kognitif yang ada terhadap objek, pengalaman, maupun terhadap lingkungan.

1
2

Menurut pendapat / paham konstruktivisme bahwa pengetahuan itu merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Sebagai guru yang merupakan jabatan fungsional di bidang pendidikan dengan sendirinya juga dituntut dalam keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu atau yang disebut sebagai sebuah kompetensi guru. Secara minimal guru memiliki kompetensi kepribadian (personal) dan kompetensi kemasyarakatan (sosial).
Guru bukan hanya bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri tetapi lebih dari itu yaitu tanggung jawab kepada masyarakat luas, bukan bertanggungjawab untuk satu generasi melainkan sampai ke generasi selanjutnya. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, inovatif dari siswa tidaklah mudah. Fakta yang terjadi adalah guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling benar, maka peran dan tanggung jawabnya untuk menciptakan kondisi kelas yang benar-benar ideal amat diharapkan.

Hasil pembelajaran Matematika kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo yang ditemukan pada Ulangan Harian sebelum penelitian ini dimulai (pembelajaran pra siklus) sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 :   Rentang Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran Matematika Kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon
NO
INTERVAL NILAI
JUMLAH SISWA
PROSENTASE
1
2
3
4
5
6
7
≤ 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 - 100
3
6
7
9
2
0
0
11,11 %
22,22 %
25,92 %
33,33 %
7,40 %
0
0
            Sumber : Data Nilai Kelas
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari 27 siswa yang mendapat nilai  ≥ 60 untuk mata pelajaran matematika sebanyak 13 siswa atau sekitar 48 %.
3

Tabel 2 :Rentang Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon
NO
INTERVAL NILAI
JUMLAH SISWA
PROSENTASE
1
2
3
4
5
6
7
≤ 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 - 100
4
5
8
7
3
0
0
14,81 %
18,51 %
29,62 %
25,92 %
11,11 %
0
0
            Sumber : Data Nilai Kelas
Dari tabel di atas ditemukan hasil pembelajaran IPS kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo bahwa dari 27 siswa yang mendapat nilai  ≥ 60 sebanyak 12 siswa atau sekitar 44 %.

Rendahnya hasil belajar siswa ini merupakan masalah pembelajaran di kelas yang harus segera dicari jalan keluarnya. Jalan terbaik mengatasinya adalah dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena PTK identik dengan pelaksanaan penelitian melalui langkah siklus,  dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto, 2006).   Dengan tahapan yang seperti ini diharapkan masalah-masalah pembelajaran dapat diatasi dan  dicari solusinya

Untuk memudahkan langkah dalam mengatasi masalah, terlebih dahulu perlu diidentifikasi masalahnya, yaitu sebagai berikut :
1.      Kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru;
2.      Rendahnya semangat belajar siswa;
3.      Rendahya kreativitas siswa dalam pembelajaran;

4

4.      Banyaknya siswa yang tidak berani bertanya atau mengemukakan pendapat;
5.      Metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariatif (monoton);
6.      Media pembelajaran yang terbatas;
7.      Tidak berorientasi pada kebutuhan masyarakat setempat;
8.      Rendahnya hasil belajar siswa.

Setelah ditentukan identifikasi masalah, langkah selanjutnya analisis masalah. Dalam menganalisis masalah ini berangkat identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, namun diambil 3 hal yang paling mendasar yaitu :
1.    Rendahnya kreativitas belajar siswa.  Hal ini dapat dianalisis sebagai berikut :
a.    Guru dalam menjelaskan materi kepada anak terlalu cepat
b.    Guru dalam menjelaskan materi tersebut tidak disertai contoh secara mendetail
c.    Guru kurang memberikan latihan dan contoh
d.   Guru tidak menggunakan alat peraga yang sesuai
e.    Guru menggunakan metode dan model pembelajaran  kurang sesuai
2.    Hasil belajar siswa pada kelas tersebut rendah. Hal ini dapat dianalisis sebagai berikut :
a.    Guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran secara aktif
b.    Guru kurang terampil dalam menggali kemampuan siswa
c.    Guru kurang menguasai dalam mendemontrasikan alat peraga
d.   Guru dalam menyampaikan materi kurang menarik
e.    Guru kurang mampu menguasai kelas
3.    Siswa belum menguasai pembelajaran. Hal ini dapat dianalisis sebagai berikut :
a.    Guru kurang memberikan latihan pada siswa
b.    Siswa kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran

5

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematrika dan IPS kelas IV  MI Islamiyah Sidomulyo melalui pendekatan pembelajaran keterampilan proses ?”.

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran keterampilan proses dalam upaya meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar  siswa  kelas  IV  pada  mata   pelajaran  Matematika dan  IPS   di  MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.

D.   Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
  1. Dapat memberikan sumbangan dan kontribusi terhadap peranan guru Mata Pelajaran Matematika dan IPS sebagai perwujudan profesionalisme guru dalam pembelajaran keterampilan proses.
  2. Dapat memberikan informasi yang memadai mengenai peranan guru yang berkaitan dengan kreativitas dan prestasi belajar baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diwujudkan dalam perilaku, kepribadian dan kemandirian siswa.
  3. Memberikan informasi yang berharga untuk kalangan akademisi atau para peneliti yang akan mengkaji bahwa peranan guru merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan secara umum (universal).







BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Kreativitas Belajar

Kreativitas menurut Utami Munandar, 1990 dalam Hera Lestari Mikarsa (2007 : 3.25) bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada. Pendapatnya lagi ia menyebutkan bahwa secara operasional kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuannya untuk mengelaborasi (memperkaya, mengembangkan, dan memerinci) suatu gagasan. Kebanyakan orang mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, khususnya hal-hal yang baru, walaupun tidak selalu harus baru.

Kreativitas menurut konsep atau pendekatan 4 P, meruapakan suatu pendekatan yang melihat dari segi pribadi, pendorong (press), proses, dan produk kreativitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa kreativitas itu merupakan kemampuan untuk membuat, mencipta, memadukan, mengembangkan dari sesuatu atas dasar kecerdasan berfikirnya, dari yang belum ada menjadi ada dan dari yang sudah ada dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru yang lebih bermakna.  

B.     Pengertian Prestasi / Hasil Belajar
Berikut ini akan paparan definisi tentang prestsi menurut pendapat para ahli :
a.       Menurut Kamus Umum W.J.S Poerwadarminta, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
b.      Dalam Kamus Edisi Ketiga (2000) didefinisikan bahwa prestasi adalah hasil yang telah diperoleh (dicapai dan lain-lain) ataupun pencapaian terhadap sesuatu.
c.       L.W.Rue (1993) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil pencapaian tugas yang merujuk kepada kerja bagi setiap individu.
6
7

d.      Philip Ricciardi (1996) menyatakan pula bahwa prestasi merupakan hasil yang berhasil dicapai dengan kuantitas tertentu atau nilai kerja yang dilakukan terhadap pelajaran atau hasil belajar. Menurut beliau juga, prestasi merupakan suatu kebolehan untuk menghasilkan sesuatu yang benar dengan cara yang benar dan dilakukan pada saat yang tepat dalam suatu usaha yang bersesuaian.

Menurut Tuty Haryati definisi dari prestasi adalah suatu hasil luar biasa/dahsyat yang telah dicapai. Menurutnya pula prestasi merupakan sebuah keberhasilan berstandar tinggi yang citranya hanya diperoleh segelintir orang. Dengan kemampuan   berfikir  dan  menilai,  prestasi   diasumsikan  sebagai kesuksesan
dengan ukuran yang ditentukan sendiri berdasrakan hasil penilaian yang eksternal. Dengan nilai yang tinggi, beliau juga memaknai prestasi sebagai barang mewah dimana hanya sedikit orang saja yang sanggup menyandangnya.

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
a.       Prestasi adalah hasil pencapaian terhadap tugas yang diberikan kepada individu maupun organisasi.
b.      Prestasi tidak mengandung konotasi negatif, artinya keberhasilan dalam kebaikan, karena semua orang selalu mngharapkannya.

Jadi istilah prestasi lebih terkesan pada sebuah hasil yang dicapai setelah melalui upaya yang sungguh-sungguh. Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang telah dicapai seseorang setelah ia mengalami proses belajar, dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan atau yang dilaluinya. Penilaian hasil belajar perlu dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana tujuan untuk instruksional yang telah diajarkan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dikuasai siswa.


8

Dalam   istilah   yang lebih umum hasil belajar disamakan dengan sebuah prestasi.  Baik hasil/prestasi yang dimaksudkan merupakan hasil yang bersifat kuantitatif daupun kualitatif. Sedangkan kata belajar berasal dari kata dasar “ajar” yang mendapat awalan ber- menjadi belajar, yang berarti “berusha supaya memperoleh kepandaian, ilmu dan sebagainya.” Agoes Soejanto mendefinisikan belajar adalah sebagai berikut:  “Belajar adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada diri manusia karena usaha untuk mencapai ke arah kehidupan atas bimbingan tentang cita-citanya dan sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya”.

Berbeda dengan Agoes Soejanto, Prof. Dr. Nasution dalam bukunya mengemukakan bahwa:
“Belajar adalah perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf ….. Definisi lain belajar adalah penambahan atau pengetahuan …… Definisi ketiga merumuskan bahwa belajar adalah sebagi perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan”.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan   sebuah   prestasi   yang   diraih   oleh    seseorang    atas   usahanya mengalami proses perubahan secara terus menerus dalam hidupnya sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya.

B.     Pengertian Pembelajaran Keterampilan Proses

Carin (1992) dalam Nono Sutarno (2007) menyampaikan pentingnya keterampilan proses yaitu : 1) dalam praktiknya apa yang dikenal dalam sain dan matematika merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode penyelidikan; 2) keterampilan proses matematika merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bahasan berikut akan dikemukakan tentang beberapa keterampilan proses sains yang meliputi :

9

1.      Observasi dan Inferensi
Keterampilan mengobservasi merupakan keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi serta mengidentifikasi dan memberi nama karakteristik dari objek atau kejadian. Sedangkan keterampilan mengiferensi menurut Esler dan Esler (1984) dapat dikatakan sebagai keterampilan untuk membuat kesimpulan sementara.
2.      Merumuskan Masalah
Rumusan masalah yang tepat akan sangat menentukan jalannya penyelidikan dengan baik. Bila masalah yang dibuat tidak jelas maka akan menyulitkan kita dalam membuat prediksi, membuat hipotesis, maupun dalam melakukan penyelidikan.
3.      Melakukan Prediksi dan Membuat Hipotesis
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan untuk menduga memperkirakan, meramalkan beberapa kejadian/keadaan yang akan datang berdasarkan dari kejadian/keadaan yang terjadi sekarang. Keterampilan untuk membuat hipotesis melibatkan keterampilan untuk menduga sesuatu yang menunjukkan hubungan sebab akibat atara dua variabel.
4.      Merancang Penyelidikan
Melakukan eksperimen (percobaan) biasanya dilakukan untuk menguji kebenaran dari teori yang telah dipelajari atau untuk membuktikan bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya benar atau tidak.
5.      Membuat Interpretasi
Membuat hasil pengamatan atau hasil observasi menjadi bermakna disebut dengan interpretasi data. Interpretasi data ini penting karena makna dan pengertian yang diperoleh dapat dikomunikasikan dengan baik. Bila kita melihat keterampilan proses dalam matematika, perlu kita ingat bahwa matematika dimulai dengan mengajukan pertanyaan.
6.      Komunikasi Ilmiah
Keterampilan mengkomunikasikan menurut Abruscato (1988) adalah keterampilan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau menyampaikan hasil penyelidikan.   Definisi   operasional   adalah  metode  untuk member
10

definisi, mengukur, atau mendeteksi adanya variabel. Misalnya untuk membuat definisi operasional dari mencelupkan mengangkat dan menuang.






























BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.          Subjek Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian sebagai perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas IV semester dua MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Lampung.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan   yaitu mulai tanggal 20 April sampai dengan 20 Mei 2010, dengan 6 kali pertemuan (12 jam pelajaran), yaitu 3 kali pertemuan untuk mata pelajaran matematika dan 3 kali pertemuan untuk mata pelajaran IPS. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 27 orang siswa, yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti (guru  bidang  study), seorang obsever, dan kepala Sekolah sebagai penanggung jawab. Untuk melengkapi keterangan ini penulis cantumkan jadwal penelitiansebagai berikut :

Tabel 3 Jadwal penelitian perbaikan pembelajaran Matematika dan IPS :
Hari
Tanggal
Jam Ke
Mata Pelajaran
Keterangan
Senin
26-04-2010
3 - 4
Matematika
Pembelajaran Orientasi (Pra Siklus)
Selasa
27-04-2010
3 - 4
IPS
Pembelajaran Orientasi (Pra Siklus)
Senin
10-05-2010
3 - 4
Matematika
Pembelajaran Perbaikan 1
Selasa
11-05-2010
3 - 4
IPS
Pembelajaran Perbaikan 1



11
12

Senin
17-05-2010
3 - 4
Matematika
Pembelajaran Perbaikan 2
Selasa
18-05-2010
5 - 6
IPS
Pembelajaran Perbaikan 2
Rabu
19-05-2010
3 - 4
Matematika
Pembelajaran Perbaikan 3
Kamis
20-05-2010
5 - 6
IPS
Pembelajaran Perbaikan 3
Sumber : Jadwal Penelitian Pribadi

3.      Mata Pelajaran
Adapun mata pelajaran yang di teliti adalah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.

B.           Deskripsi Per Siklus
Adapun pelaksanaan penelitian ini melalui langkah siklus sebanyak tiga siklus,  dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu :
Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto, 2006).  
1.      Perencanaan
a.             Menyusun jadwal mengajar
b.            Membuat perangkat pembelajaran
c.             Menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan
d.            Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
e.             Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2.      Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan, yang meliputi:
a.             Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan membagi kelompok belajar;
13

b.            Guru memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab pada kelompoknya;
c.             Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan diskusi kelompok, bertanya jawab dan demonstrasi;
d.            Guru bersama teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok yang sedang berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e.             Setiap kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili oleh salah satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapinya;
f.             Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi;
g.            Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;
h.            Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 dan rata-rata nilai yang kurang dari ketentuan mnimal, maka dilakukan perbaikan.
3.      Pengamatan/Pengumpulan Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas  ini peneliti bekerja sama dengan  guru  (teman sejawat)  yaitu    seorang    guru    dari    MI Islamiyah Sidomulyo, yang bertugas mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.
a)      Lembar Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
b)      Lembar pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain subjek) yang digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
c)      Lembar Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai aktivitas belajar siswa pada setiap siklus.



14

Tabel 4 : Lembar Pengamatan Perbaikan Pembelajaran
No
Aspek yang diobservasi

Kemunculan
Komentar
Ada
Tidak Ada
1
Penjelasan konsep oleh guru

Cukup
2
Pemberian contoh

Cukup
3
Pemberian latihan

Cukup
4
Penggunaan alat peraga

Kurang maksimal
5
Penggunaan metode mengajar
·     Ceramah
·     Tanya jawab
·     Demonstrasi
·     Latihan/Penugasan





Terlalu panjang
Tidak terkonsep
Kurang maksimal
Cukup
6
Penguasaan konsep/hasil belajar

Cukup
7
Aktivitas siswa

Kurang
8
Pengorganisasian materi (sistematis, logis)

Cukup
9
Pemilihan sumber/media pembelajaran

Baik
10
Kejelasan skenario pembelajaran (kegiatan awal, inti, penutup)

Baik
11
Kesesuaian teknik strategi dengan tujuan pembelajaran

Baik
12
Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran)

baik 
                        Beri tanda chek (√) pada kolom ada / tidak ada

15

4.      Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis, memahami dan membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.

Pada siklus II, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari siklus I dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses kegiatan pembelajaran siklus II ini telah banyak ditemukan kelemahan-kelemahan apada siklus I dan di sini diadalan perbaikan.

Pada siklus III, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari siklus II dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses kegiatan pembelajaran siklus III ini telah banyak dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklus II. Jadi pada silkus III ini merupakan siklus terakhir yang ditargetkan sudah mampu meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dalan perbaikan pembelajaran.












BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Hasil Penelitian
  1. Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa
Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dan IPS melalui pendekatan pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV semester II MI Islamiyah Kecamatan Negeri Katon yang berjumlah 27 siswa, selalu diamati setiap pertemuan pada masing-masing siklus. Berdasarkan analisis, refleksi dan pengamatan teman sejawat dapat diketahui secara lengkap data kreativitas belajar siswa dari siklus I sampai III adalah :

Tabel 5 : Prosentase Kreativitas Siswa Kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo pada Mata Pelajaran Matematika
Siklus
Pertemuan ke
Jumlah Siswa yang Kreatif
Prosentase Siswa yang kreatif
I
1
11
40,74 %
II
2
18
66,66 %
III
3
25
92,59 %
Sumber : Data Nilai Kelas dan Pengamatan

Tabel 6 : Prosentase Kreativitas Siswa Kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Siklus
Pertemuan ke
Jumlah Siswa yang kreatif
Prosentase Siswa yang kreatif
I
1
10
37,03 %
II
2
16
59,25 %
III
3
24
88,88 %
Sumber : Data Nilai Kelas dan Pengamatan


16
17

  1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dan IPS melalui pendekatan pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV semester II MI Islamiyah Kecamatan Negeri Katon dapat dilihat dari hasil ulangan yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I sampai siklus III dapat disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 7 : Daftar Nilai Hasil Ulangan Harian Matematika Kelas IV siswa MI Islamiyah Sidomulyo
NO.
NAMA SISWA
SIKLUS
I
II
III
1
Basuki
65
76
87
2
Ahmad fatoni
60
73
85
3
Andian
50
60
71
4
Doni S.
43
55
65
5
Denni Firmanto
70
80
92
6
Ferdi
62
71
85
7
Sumita
66
75
88
8
Bagus susi;o
35
45
56
9
Tri Widodo
46
55
65
10
Saiful anam
55
60
71
11
Firmansyah
70
81
93
12
Aji Supardi
56
64
74
13
Dian Saputa
50
60
69
14
Bayu Saputram
52
61
73
15
Khairul Anam
75
83
95
16
Aristantiningsih
60
73
87
17
Puji Lestari ‘
67
75
89
18
Fauziah
35
45
56
19
Anikmah
37
49
65

18

20
Rosidah
47
57
67
21
Evi Rianti
63
73
83
22
Tiara Mukti
61
70
81
23
Ernawati
45
55
66
24
Susi Susanti
66
76
85
25
Sumiati
55
65
77
26
Sindi auliah
55
66
78
27
Anis Safitri
74
83
95
Jumlah
1499
1760
2131
Rata-rata
55,5146
65,96
78,92
Sumber : Data Nilai Kelas dan Pengamatan


Tabel 8 : Daftar Nilai Hasil Ulangan Harian Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV siswa MI Islamiyah Sidomulyo

NO.
NAMA SISWA
SIKLUS
I
II
III
1
Basuki
60
67
79
2
Ahmad fatoni
62
70
80
3
Andian
52
60
70
4
Doni S.
40
55
65
5
Denni Firmanto
70
79
85
6
Ferdi
63
72
84
7
Sumita
65
74
86
8
Bagus susi;o
34
45
56
9
Tri Widodo
45
55
66
10
Saiful anam
50
60
71
11
Firmansyah
71
74
84


19

12
Aji Supardi
55
65
74
13
Dian Saputa
52
60
71
14
Bayu Saputram
50
60
70
15
Khairul Anam
74
81
92
16
Aristantiningsih
61
71
84
17
Puji Lestari ‘
65
74
87
18
Fauziah
36
46
55
19
Anikmah
35
44
54
20
Rosidah
48
55
65
21
Evi Rianti
60
70
81
22
Tiara Mukti
61
72
84
23
Ernawati
46
55
65
24
Susi Susanti
65
74
84
25
Sumiati
56
66
76
26
Sindi auliah
55
61
72
27
Anis Safitri
75
84
95
Jumlah
1549
1746
2032
Rata-rata
5737
64,66
75,25
Sumber : Data Nilai Kelas dan Pengamatan

Dari pemaparan table nilai hasil belajar siswa di atas dapat disimpulkan secara ringkas adanya peningkatan prosentasi hasil belajar siswa, sebagaimana table berikut :
Tabel 9 : Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Siklus
Jumlah
Nilai   65
Jumlah Nilai
Rata-rata
Jumlah Siswa
Prosentase
I
27
10
37,03 %
1499
55,51
II
27
18
66,66 %
1760
65,18
III
27
26
96,66 %
2131
78,92


20

Tabel 10 : Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Siklus
Jumlah
Nilai   65
Jumlah Nilai
Rata-rata
Jumlah Siswa
Prosentase
I
27
9
33,33 %
1549
57,37
II
27
17
62,96 %
1746
64,66
III
27
25
92,59 %
2032
75,25


B.     Pembahasan
1.      Siklus I
Pelaksanaan siklus I mata pelajaran Matematika pada hari Senin tanggal 10 Mei 2010 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari  15 laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 1 x pertemuan  (2 x 35 menit).

Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok di kelas, guru memotivasi siswa dengan bercerita tentang bilangan pecahan perbandingan dan skala, lalu dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas membahas perbandingan dan skala. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan siswa pada siklus I ini.

Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Mei 2010. Mengawali pertemuan guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang aneka kegiatan ekonomi yang ada di sekitar. Tugas kalian mengamati dan mengidentifikasi aneka kegiatan ekonomi yang ada di lingkungan sekitar dan didiskusikan, Guru menjelaskan kegiatan ekonomi yang dilakukan secara bersama dalam bentuk usaha bersama yaitu koperasi, tujuan koperasi dan  manfaatnya.

21

Mengakhiri pertemuan guru mengadakan evaluasi, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a.   Hasil Observasi Kreativitas Siswa
Pada pertemuan siklus I, dilakukan pengamatan terhadap kreativitas siswa dalam proses pembelajaran oleh seorang pengamat yaitu teman sejawat.   Pada siklus I ini kreativitas siswa  dalam  belajar  tercatat 40,74 % untuk mata pelajaran matematika, dan 37,03 % pada mata pelajaran IPS. Dengan melihat hasil pada siklus I ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih sangat rendah.

b.      Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus I menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran matematika sebanyak 10 siswa dari jumlah siswa 27 siswa atau 37,03 %. Sedangkan untuk mata pelajaran IPS sebanyak 9 anak atau 33,33 %. Ini berarti kriteria pada siklus I ini baik mata pelajaran matematika maupun IPS, keduanya belum memenuhi target bahkan masih jauh dari yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih.

c.       Pengamatan dan Refleksi
Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keseluruhan yang diamati yaitu :
1)      Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;
2)      Guru kurang tegas dalam pembagian kelompok belajar;
3)      Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.
4)      Guru kurang teliti dalam mengamati keseriusan siswa mengamati suatu objek yang ditentukan.
22

5)      Guru belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengobservasi dan menginferensi sebuah objekdan cara menyimpulkan.

Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga disebabkan oleh siswa itu sendiri, yaitu :
1)      Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti;
2)      Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak memperhatikan penjelasan guru;
3)      Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan pengamatan terhadap objek yang seharusnya dilakukan siswa.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus II.

2.      Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II mata pelajaran matematika pada hari Senin  tanggal 17 Mei 2010 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari  15 laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit.

Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok belajar di kelas, guru memotivasi siswa dengan bercerita tentang bilangan pecahan perbandingan dan skala, lalu dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas membahas perbandingan dan skala.  Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa pada siklus II ini. 

23

Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Mei 2010. Mengawali pertemuan guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang aneka kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar. Tugas kalian mengamati dan mengidentifikasi aneka kegiatan ekonomi di masyarakat serta pentingnya usaha bersama melalui koperasi dan manfaatnya bagi para anggota koperasi. Mengakhiri pertemuan guru mengadakan evaluasi, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a.   Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi bahwa pada siklus II ini sudah ada peningkatan yang cukup baik. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat dapat dijadikan pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus II ini kreativitas siswa dalam belajar  tercatat 66,66 % untuk mata pelajaranmatematika, dan 62,96 % pada mata pelajaran IPS. Hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas belajar siswa sudah ada kemajuan dan memperoleh hasil yang meningkat, walaupun belum tuntas.
b.   Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus II menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran matematika sebanyak 18 siswa dari 27 siswa atau 66,66 %. Sedangkan untuk mata IPS sebanyak 17 anak dari 27 anak atau  62,96 %.  Ini berarti kriteria pada siklus II ini baik mata pelajaran matematika maupun IPS keduanya sudah banyak mengalami kemajuan dan hampir memenuhi target walaupun masih harus dan  bisa  ditingkatkan lagi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih.
c.   Pengamatan dan Refleksi
Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keseluruhan yang diamati yaitu :
24

1)      Guru belum optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;
2)      Guru kurang tegas dalam pembagian kelompok belajar;
3)      Guru kurang memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.
4)      Guru kurang teliti dalam mengamati keseriusan siswa mengamati suatu objek yang ditentukan.
5)      Guru belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengobservasi dan menginferensi sebuah objekdan cara menyimpulkan.
Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga disebabkan oleh siswa itu sendiri, yaitu :
1) Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti;
2)      Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak memperhatikan penjelasan guru;
3)      Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan pengamatan terhadap objek yang seharusnya dilakukan siswa.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lagi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus III.

3.   Siklus III
Pelaksanaan pembelajaran siklus III mata pelajaran matematika dilaksanakan pada  hari Rabu tanggal 19 Mei 2010 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari  15 laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit.

Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa dan menentukan kelompok belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok belajar di kelas,  guru   memotivasi   siswa   dengan   bercerita   tentang   bilangan
25

pecahan perbandingan dan skala, lalu dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas membahas perbandingan dan skala.   Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada siklus II ini. 

Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus III dilaksanakan pada  hari Kamis tanggal 20 Mei 2010. Mengawali pertemuan guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang aneka kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar. Tugas kalian mengamati dan mengidentifikasi aneka kegiatan ekonomi di masyarakat serta pentingnya usaha bersama melalui koperasi dan manfaatnya bagi para anggota koperasi, serta jenis-jenis koperasi dan jenis-jenis usaha selain koperasi

Mengakhiri pertemuan guru mengadakan evaluasi, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran
a.       Hasil Observasi Kreativitas Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi bahwa pada siklus III ini sudah ada peningkatan yang cukup signifikan. Pengamatan terhadap kreativitas siswa dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat dapat dijadikan pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus III ini kreativitas siswa dalam belajar  tercatat 92,59 % untuk mata pelajaranmatematika, dan 88,88 % pada mata pelajaran IPS. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah ada kemajuan dan memperoleh hasil yang cukup signifikan, yaitu telah tuntas mencapai target yang ditentukan.
b.      Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus III menunjukkan bahwa siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran matematika sebanyak 26 siswa atau 96,26 %.


26

Sedangkan untuk mata pelajaran IPS sebanyak 25 anak  atau  92,59 %. Ini berarti kriteria pada siklus III ini baik mata pelajaran matematika maupun IPS keduanya sudah banyak mengalami kemajuan dan sudah memenuhi target yang diharapkan, yaitu  siswa  yang mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih, dan hasil yang diperolehnya telah sesuai dengan target yang diharapkan.

c.       Pengamatan dan Refleksi
Pada akhir siklus III diperoleh hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
pembelajaran matematika dan IPS dengan pendekatan pembelajaran Keterampilan proses pada siklus  III  sudah  lebih  baik  dari siklus II, dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa yakni sudah memenuhi apa yang diharapkan, karena terbukti hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran matematika dengan nilai lebih dari 65 sebanyak 26 siswa dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 27 anak  atau  mencapai   96,26 %. Sedangkan mata pelajaran IPS sebanyak 25 anak dari jumlah keseluruhan 27 anak atau sebesar  92,59 %.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran bukan hanya sebagai pengajar, tetapi lebih ditekankan sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi siswa untuk berhasil dengan memberikan motivasi, dorongan kreativitas dan pendampingan dalam kegiatan pembelajaran.









BAB V
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A.    Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas beserta pembahasannya yang dilakukan guru di kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan melalui pendekatan pembelajaran Keterampilam proses telah dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa, dan siswa telah termotivasi untuk meraih prestasi, maka dalam hal ini dapat ditegaskan kembali bahwa peranan guru menjadi sangat penting yaitu sebagai motivator dan fasilitator akan keberhasilan pembelajaran anak didiknya. Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi kreativitas dan hasil belajar siswa pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu :

Tabel 11 : Prosentase Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran      Matematika
Siklus
Prosentase
Kreativitas
Prosentase Siswa yang nilainya  65
Hasil Belajar Siswa
Jumlah Nilai
Rata-rata
I
40,74 %
37,03 %
1499
55,51
II
66,66 %
66,66 %
1760
65,18
III
92,59 %
96,26 %
2131
78,92


Tabel 12 : Prosentase Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran  IPS
Siklus
Prosentase
Kreativitas
Prosentase Siswa yang nilainya  65
Hasil Belajar Siswa
Jumlah Nilai
Rata-rata
I
37,03 %
33,33 %
1549
57,37
II
59,25 %
62,96 %
1746
64,66
III
88,88 %
92,59 %
2032
75,25

27
28

Tabel 13 :  Peningkatan Prosentase Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
Siklus
Peningkatan Krea-tivitas Siswa (%)
Peningkatan Nilai Siswa  65 (%)
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Siklus I ke Siklus II
25,92 %
29,63 %
9,67
Siklus II ke Siklus III
25,93 %
29,60 %
13,74


Tabel 14 :  Peningkatan Prosentase Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS
Siklus
Peningkatan Krea-tivitas Siswa (%)
Peningkatan Nilai Siswa  65 (%)
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Siklus I ke Siklus II
25,93 %
22,22 %
7,29
Siklus II ke Siklus III
25,93 %
29,63 %
10,59

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar suswa meningkat sesuai dengan target yang direntukan.

B.     Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disarankan bahwa :
1.             Hendaknya semua guru di MI Islamiyah Sidomulyo khususnya dan kepada semua guru pada umumnya dapat menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran keterampilan proses dalam pembelajarannya, karena terbukti bahwa strategi/pendekatan ini dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan  hasil belajar siswa.

29

2.             Hendaknya semua guru di MI Islamiyah Sidomulyo khususnya dan kepada semua guru pada umumnya dapat selalu menggunakan alat atau media pembelajaran yang sesuai dalam pembelajarannya, karena dengan alat peraga dapat menumbuhkembangkan kreativitas dan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajarannya di kelas. 
3.             Hendaknya pihak sekolah, yayasan dan pemerintah selalu bersinergis dalam merealisasikan alat-alat / media pembelajaran yang memadai guna mencapai tujuan dan hasil pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
4.             Seyoyanya guru lebih dapat mamainkan peran guru sebagai motivator dan fasilitator.























DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsini, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta
Bahri Djamhari Syaiful, 2002, Psikologi Belajar, PT Asdi Mahasatya, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jaklarta
Hamalik Oemar, 1990, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito Bandung
Mikarsa Hera Lestari, dkk., 2007, Pendidikan Anak di SD, Universitas Terbuka
MUlyani Sumantri, 1998, Strategi Belajar Mengajar, Dirjen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Jakarta
Slameto, 1995, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Jakarta
Sardiman, Am, 2006, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali, Jakarta
Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfa Beta, Bandung
Sutarno Nono, 2007, Materi dan Pembelajaran IPA SD, Universitas Terbuka
The Liang Gie, 1981, Proses Belajar Mengajar, Tarsito Bandung
Widodo, dkk. 2004, Alamku Sains 5 Untuk SD Kelas V, PT Bumi Aksara, Jakarta
Wilis Dahar Ratna, 1989, Teori-teori Belajar, PT Gelora Aksara Pratama
Winataputra Udin S., 2005, Strategi Belajar Mengajar, Universitas Terbuka