BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Menyikapi kondisi yang semakin kompleks seperti
sekarang ini, guru dituntut mampu
membekali para siswa berbagai keterampilan yang dipandang urgent dalam
kehidupan. Hal yang paling utama dipersiapkan adalah adanya keterampilan
bernalar dan bersikap menempatkan sesuatu yang tepat pada tempatnya. Maka dalam
hal ini guru lah yang dipandang paling berperan untuk mengarahkan siswanya pada
tataran persiapan menyongsong kehidupan sebenarnya kelak. Kegagalan guru dalam
mengarahkan dan mengembangkan ilmu dan keterampilannya di sekolah akan
mengakibatkan hancurnya masa depan anak-anak dewasa kelak.
Salah satu komponen pembelajaran yang perlu terus
dikembangkan dan ditingkatkan
kemampuannya adalah komponen
guru, dalam hal
ini adalah kompetensinya. Komponen guru merupakan salah satu komponen
terpenting dalam pendidikan nilai, karena posisinya sebagai sumber belajar dan
sumber identifikasi nilai moral dan
sumber keteladanan bagi peserta didik. Keberadaan guru adalah sangat penting
dan tidak bisa digantikan oleh sumber-sumber lain, karena peran guru tidak
hanya semata-mata sebagai transfer of
knowledge saja, tetapi guru masih berperan sangat penting dan dominan,
sehingga apabila guru tidak berkompeten terutama dalam pembentukan kepribadian
pada siswa, maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Peran guru yang sebenarnya
adalah sebagai fasilitator, namun yang perlu mendapat penekanan itu adalah
kemampuan guru mensupport para siswanya untuk mampu mengembangkan
kreativitasnya dan membangun sendiri pengetahuan yang datang dari luar,
sehingga terbangunlah pengetahuan dan keterampilan mengkonstruksi kognitif yang
ada terhadap objek, pengalaman, maupun terhadap lingkungan.
1
2
Menurut pendapat / paham konstruktivisme bahwa
pengetahuan itu merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Sebagai
guru yang merupakan jabatan fungsional di bidang pendidikan dengan sendirinya
juga dituntut dalam keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu atau yang
disebut sebagai sebuah kompetensi guru. Secara minimal guru memiliki kompetensi
kepribadian (personal) dan kompetensi kemasyarakatan (sosial).
Guru bukan hanya bertanggungjawab terhadap dirinya
sendiri tetapi lebih dari itu yaitu tanggung jawab kepada masyarakat luas,
bukan bertanggungjawab untuk satu generasi melainkan sampai ke generasi
selanjutnya. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, inovatif dari siswa
tidaklah mudah. Fakta yang terjadi adalah guru dianggap sebagai sumber belajar
yang paling benar, maka peran dan tanggung jawabnya untuk menciptakan kondisi
kelas yang benar-benar ideal amat diharapkan.
Hasil
pembelajaran Matematika kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo yang ditemukan pada
Ulangan Harian sebelum penelitian ini dimulai (pembelajaran pra siklus)
sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 : Rentang Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran
Matematika Kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon
|
NO
|
INTERVAL
NILAI
|
JUMLAH
SISWA
|
PROSENTASE
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
≤ 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 - 100
|
3
6
7
9
2
0
0
|
11,11 %
22,22 %
25,92 %
33,33 %
7,40 %
0
0
|
Sumber : Data Nilai Kelas
Dari tabel tersebut
dapat diketahui bahwa dari 27 siswa yang mendapat nilai ≥ 60 untuk mata pelajaran matematika sebanyak
13 siswa atau sekitar 48 %.
3
Tabel
2 :Rentang Nilai Pra Siklus Mata Pelajaran IPS Kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan
Negeri Katon
|
NO
|
INTERVAL NILAI
|
JUMLAH SISWA
|
PROSENTASE
|
|
1
2
3
4
5
6
7
|
≤ 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 - 100
|
4
5
8
7
3
0
0
|
14,81 %
18,51 %
29,62 %
25,92 %
11,11 %
0
0
|
Sumber
: Data Nilai Kelas
Dari tabel di atas ditemukan
hasil pembelajaran IPS kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo bahwa dari 27 siswa yang
mendapat nilai ≥ 60 sebanyak 12 siswa
atau sekitar 44 %.
Rendahnya hasil
belajar siswa ini merupakan masalah pembelajaran di kelas yang harus segera
dicari jalan keluarnya. Jalan terbaik mengatasinya adalah dengan pendekatan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena PTK identik dengan pelaksanaan
penelitian melalui langkah siklus, dan
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu : Perencanaan (planning),
Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting)
(Suharsini Arikunto, 2006). Dengan
tahapan yang seperti ini diharapkan masalah-masalah
pembelajaran dapat diatasi dan dicari
solusinya
Untuk memudahkan langkah dalam mengatasi masalah,
terlebih dahulu perlu diidentifikasi masalahnya, yaitu sebagai berikut :
1.
Kegiatan
pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru;
2.
Rendahnya
semangat belajar siswa;
3.
Rendahya
kreativitas siswa dalam pembelajaran;
4
4.
Banyaknya siswa
yang tidak berani bertanya atau mengemukakan pendapat;
5.
Metode
pembelajaran yang digunakan kurang bervariatif (monoton);
6.
Media
pembelajaran yang terbatas;
7.
Tidak
berorientasi pada kebutuhan masyarakat setempat;
8.
Rendahnya hasil
belajar siswa.
Setelah ditentukan identifikasi
masalah, langkah selanjutnya analisis masalah. Dalam menganalisis masalah ini
berangkat identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, namun diambil 3
hal yang paling mendasar yaitu :
1. Rendahnya
kreativitas belajar siswa. Hal ini dapat
dianalisis sebagai berikut :
a. Guru
dalam menjelaskan materi kepada anak terlalu cepat
b. Guru
dalam menjelaskan materi tersebut tidak disertai contoh secara mendetail
c. Guru
kurang memberikan latihan dan contoh
d. Guru
tidak menggunakan alat peraga yang sesuai
e. Guru
menggunakan metode dan model pembelajaran
kurang sesuai
2. Hasil
belajar siswa pada kelas tersebut rendah. Hal ini dapat dianalisis sebagai
berikut :
a. Guru
tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran secara aktif
b. Guru
kurang terampil dalam menggali kemampuan siswa
c. Guru
kurang menguasai dalam mendemontrasikan alat peraga
d. Guru
dalam menyampaikan materi kurang menarik
e. Guru
kurang mampu menguasai kelas
3. Siswa
belum menguasai pembelajaran. Hal ini dapat dianalisis sebagai berikut :
a. Guru
kurang memberikan latihan pada siswa
b. Siswa
kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran
5
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
“Bagaimana meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Matematrika dan IPS kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo melalui pendekatan
pembelajaran keterampilan proses ?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran keterampilan proses dalam upaya meningkatkan
kreativitas dan prestasi belajar
siswa kelas IV
pada mata pelajaran
Matematika dan IPS di MI
Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung
Tahun Pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Manfaat dan kegunaan yang dapat diambil
dari penelitian ini adalah :
- Dapat memberikan sumbangan dan kontribusi terhadap peranan guru Mata Pelajaran Matematika dan IPS sebagai perwujudan profesionalisme guru dalam pembelajaran keterampilan proses.
- Dapat memberikan informasi yang memadai mengenai peranan guru yang berkaitan dengan kreativitas dan prestasi belajar baik dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang diwujudkan dalam perilaku, kepribadian dan kemandirian siswa.
- Memberikan informasi yang berharga untuk kalangan akademisi atau para peneliti yang akan mengkaji bahwa peranan guru merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan secara umum (universal).
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Kreativitas Belajar
Kreativitas menurut Utami Munandar, 1990 dalam Hera
Lestari Mikarsa (2007 : 3.25) bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada.
Pendapatnya lagi ia menyebutkan bahwa secara operasional kreativitas adalah
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam
berpikir, serta kemampuannya untuk mengelaborasi (memperkaya, mengembangkan,
dan memerinci) suatu gagasan. Kebanyakan orang mengartikan kreativitas sebagai
daya cipta, khususnya hal-hal yang baru, walaupun tidak selalu harus baru.
Kreativitas menurut konsep atau pendekatan 4 P,
meruapakan suatu pendekatan yang melihat dari segi pribadi, pendorong (press),
proses, dan produk kreativitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa kreativitas itu
merupakan kemampuan untuk membuat, mencipta, memadukan, mengembangkan dari
sesuatu atas dasar kecerdasan berfikirnya, dari yang belum ada menjadi ada dan
dari yang sudah ada dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru yang lebih
bermakna.
B.
Pengertian
Prestasi / Hasil Belajar
Berikut ini akan paparan
definisi tentang prestsi menurut pendapat para ahli :
a.
Menurut Kamus Umum W.J.S Poerwadarminta, prestasi adalah hasil yang
telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).
b.
Dalam Kamus Edisi Ketiga (2000) didefinisikan bahwa prestasi adalah
hasil yang telah diperoleh (dicapai dan lain-lain) ataupun pencapaian terhadap
sesuatu.
c.
L.W.Rue (1993) berpendapat bahwa prestasi adalah hasil pencapaian tugas yang
merujuk kepada kerja bagi setiap individu.
6
7
d.
Philip Ricciardi (1996) menyatakan pula bahwa prestasi merupakan hasil
yang berhasil dicapai dengan kuantitas tertentu atau nilai kerja yang dilakukan
terhadap pelajaran atau hasil belajar. Menurut beliau juga, prestasi merupakan
suatu kebolehan untuk menghasilkan sesuatu yang benar dengan cara yang benar
dan dilakukan pada saat yang tepat dalam suatu usaha yang bersesuaian.
Menurut Tuty Haryati
definisi dari prestasi adalah suatu hasil luar biasa/dahsyat yang telah
dicapai. Menurutnya pula prestasi merupakan sebuah keberhasilan berstandar
tinggi yang citranya hanya diperoleh segelintir orang. Dengan kemampuan berfikir
dan menilai, prestasi
diasumsikan sebagai kesuksesan
dengan ukuran yang
ditentukan sendiri berdasrakan hasil penilaian yang eksternal. Dengan nilai
yang tinggi, beliau juga memaknai prestasi sebagai barang mewah dimana hanya
sedikit orang saja yang sanggup menyandangnya.
Dari
beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
a.
Prestasi adalah hasil pencapaian terhadap tugas yang diberikan kepada
individu maupun organisasi.
b.
Prestasi tidak mengandung konotasi negatif, artinya keberhasilan dalam kebaikan,
karena semua orang selalu mngharapkannya.
Jadi istilah prestasi lebih
terkesan pada sebuah hasil yang dicapai setelah melalui upaya yang
sungguh-sungguh. Hasil belajar dapat didefinisikan
sebagai sesuatu yang telah dicapai seseorang setelah ia mengalami proses
belajar, dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang
dilakukan atau yang dilaluinya. Penilaian hasil belajar perlu dilakukan oleh
guru untuk mengetahui sejauh mana tujuan untuk instruksional yang telah
diajarkan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dikuasai siswa.
8
Dalam
istilah yang lebih umum hasil
belajar disamakan dengan sebuah
prestasi. Baik hasil/prestasi yang
dimaksudkan merupakan hasil yang bersifat kuantitatif daupun kualitatif.
Sedangkan kata belajar berasal dari kata dasar “ajar”
yang mendapat awalan ber- menjadi belajar, yang berarti “berusha supaya
memperoleh kepandaian, ilmu dan sebagainya.” Agoes Soejanto mendefinisikan
belajar adalah sebagai berikut: “Belajar
adalah suatu proses perubahan yang terus menerus pada diri manusia karena usaha
untuk mencapai ke arah kehidupan atas bimbingan tentang cita-citanya dan sesuai
dengan cita-cita dan falsafahnya”.
Berbeda dengan Agoes
Soejanto, Prof. Dr. Nasution dalam bukunya mengemukakan bahwa:
“Belajar adalah
perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf ….. Definisi lain belajar adalah
penambahan atau pengetahuan …… Definisi ketiga merumuskan bahwa belajar adalah
sebagi perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan”.
Berdasarkan pendapat para
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sebuah
prestasi yang diraih
oleh seseorang atas
usahanya mengalami proses perubahan secara terus menerus dalam hidupnya
sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya.
B.
Pengertian Pembelajaran
Keterampilan Proses
Carin (1992) dalam Nono Sutarno (2007) menyampaikan
pentingnya keterampilan proses yaitu : 1) dalam praktiknya apa yang dikenal
dalam sain dan matematika merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode
penyelidikan; 2) keterampilan proses matematika merupakan keterampilan belajar
sepanjang hayat yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai
macam ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
bahasan berikut akan dikemukakan tentang beberapa keterampilan proses sains
yang meliputi :
9
1. Observasi
dan Inferensi
Keterampilan mengobservasi merupakan keterampilan
yang dikembangkan dengan menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi
serta mengidentifikasi dan memberi nama karakteristik dari objek atau kejadian.
Sedangkan keterampilan mengiferensi menurut Esler dan Esler (1984) dapat
dikatakan sebagai keterampilan untuk membuat kesimpulan sementara.
2. Merumuskan
Masalah
Rumusan masalah yang tepat akan sangat menentukan
jalannya penyelidikan dengan baik. Bila masalah yang dibuat tidak jelas maka
akan menyulitkan kita dalam membuat prediksi, membuat hipotesis, maupun dalam
melakukan penyelidikan.
3. Melakukan
Prediksi dan Membuat Hipotesis
Keterampilan memprediksi adalah keterampilan untuk
menduga memperkirakan, meramalkan beberapa kejadian/keadaan yang akan datang
berdasarkan dari kejadian/keadaan yang terjadi sekarang. Keterampilan untuk
membuat hipotesis melibatkan keterampilan untuk menduga sesuatu yang
menunjukkan hubungan sebab akibat atara dua variabel.
4. Merancang
Penyelidikan
Melakukan eksperimen (percobaan) biasanya dilakukan
untuk menguji kebenaran dari teori yang telah dipelajari atau untuk membuktikan
bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya benar atau tidak.
5. Membuat
Interpretasi
Membuat hasil pengamatan atau hasil observasi
menjadi bermakna disebut dengan interpretasi data. Interpretasi data ini
penting karena makna dan pengertian yang diperoleh dapat dikomunikasikan dengan
baik. Bila kita melihat keterampilan proses dalam matematika, perlu kita ingat
bahwa matematika dimulai dengan mengajukan pertanyaan.
6. Komunikasi
Ilmiah
Keterampilan mengkomunikasikan menurut Abruscato
(1988) adalah keterampilan untuk menyampaikan hasil pengamatan atau
menyampaikan hasil penyelidikan. Definisi
operasional adalah metode untuk member
10
definisi, mengukur, atau mendeteksi adanya variabel.
Misalnya untuk membuat definisi operasional dari mencelupkan mengangkat dan
menuang.
BAB
III
PELAKSANAAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subjek
Penelitian
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian sebagai perbaikan pembelajaran ini
dilaksanakan di kelas IV semester dua MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri
Katon Kabupaten Pesawaran Lampung.
2. Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu
bulan yaitu mulai tanggal 20 April sampai
dengan 20 Mei 2010, dengan 6 kali pertemuan (12 jam pelajaran), yaitu 3 kali
pertemuan untuk mata pelajaran matematika dan 3 kali pertemuan untuk mata
pelajaran IPS. Siswa yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah 27 orang
siswa, yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Penelitian
ini dilaksanakan oleh peneliti (guru
bidang study), seorang obsever,
dan kepala Sekolah sebagai penanggung jawab. Untuk melengkapi keterangan ini
penulis cantumkan jadwal penelitiansebagai berikut :
Tabel
3 Jadwal penelitian perbaikan pembelajaran Matematika dan IPS :
|
Hari
|
Tanggal
|
Jam
Ke
|
Mata
Pelajaran
|
Keterangan
|
|
Senin
|
26-04-2010
|
3 - 4
|
Matematika
|
Pembelajaran
Orientasi (Pra Siklus)
|
|
Selasa
|
27-04-2010
|
3
- 4
|
IPS
|
Pembelajaran
Orientasi (Pra Siklus)
|
|
Senin
|
10-05-2010
|
3 - 4
|
Matematika
|
Pembelajaran
Perbaikan 1
|
|
Selasa
|
11-05-2010
|
3
- 4
|
IPS
|
Pembelajaran
Perbaikan 1
|
11
12
|
Senin
|
17-05-2010
|
3 - 4
|
Matematika
|
Pembelajaran
Perbaikan 2
|
|
Selasa
|
18-05-2010
|
5
- 6
|
IPS
|
Pembelajaran
Perbaikan 2
|
|
Rabu
|
19-05-2010
|
3
- 4
|
Matematika
|
Pembelajaran
Perbaikan 3
|
|
Kamis
|
20-05-2010
|
5 - 6
|
IPS
|
Pembelajaran
Perbaikan 3
|
Sumber : Jadwal Penelitian Pribadi
3. Mata
Pelajaran
Adapun mata pelajaran yang di teliti adalah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada kelas IV MI Islamiyah
Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon Kabupaten Pesawaran Lampung Tahun Pelajaran
2009/2010.
B.
Deskripsi
Per Siklus
Adapun pelaksanaan penelitian ini melalui langkah
siklus sebanyak tiga siklus, dan
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu :
Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting),
Pengamatan (observing) dan Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto, 2006).
1. Perencanaan
a.
Menyusun jadwal
mengajar
b.
Membuat
perangkat pembelajaran
c.
Menyusun
skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan
d.
Mempersiapkan
media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
e.
Mempersiapkan
lembar observasi dan catatan lapangan
2. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan
dari tahap perencanaan, yang meliputi:
a.
Guru membuka
kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dan membagi kelompok belajar;
13
b.
Guru memotivasi
siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab pada
kelompoknya;
c.
Guru
menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan diskusi kelompok,
bertanya jawab dan demonstrasi;
d.
Guru bersama
teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok yang sedang
berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e.
Setiap kelompok
menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili oleh salah satu siswa
dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapinya;
f.
Guru bersama
siswa menyimpulkan hasil diskusi;
g.
Guru memberikan
tes tertulis secara individu di akhir siklus;
h.
Siswa yang
mendapat nilai kurang dari 65 dan rata-rata nilai yang kurang dari ketentuan
mnimal, maka dilakukan perbaikan.
3. Pengamatan/Pengumpulan
Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas ini peneliti bekerja sama dengan guru
(teman sejawat) yaitu seorang
guru dari MI Islamiyah Sidomulyo, yang bertugas
mengamati selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan ini
dituangkan dalam catatan lapangan yang telah dipersiapkan.
a) Lembar
Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain subjek) yang
digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
b) Lembar
pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain subjek) yang
digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
c) Lembar
Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai aktivitas belajar
siswa pada setiap siklus.
14
Tabel 4 : Lembar Pengamatan
Perbaikan Pembelajaran
|
No
|
Aspek yang diobservasi
|
Kemunculan
|
Komentar
|
|
|
Ada
|
Tidak
Ada
|
|||
|
1
|
Penjelasan
konsep oleh guru
|
√
|
|
Cukup
|
|
2
|
Pemberian
contoh
|
√
|
|
Cukup
|
|
3
|
Pemberian
latihan
|
√
|
|
Cukup
|
|
4
|
Penggunaan
alat peraga
|
√
|
|
Kurang
maksimal
|
|
5
|
Penggunaan
metode mengajar
· Ceramah
· Tanya jawab
· Demonstrasi
· Latihan/Penugasan
|
√
√
√
√
|
|
Terlalu
panjang
Tidak
terkonsep
Kurang
maksimal
Cukup
|
|
6
|
Penguasaan
konsep/hasil belajar
|
√
|
|
Cukup
|
|
7
|
Aktivitas
siswa
|
|
√
|
Kurang
|
|
8
|
Pengorganisasian
materi (sistematis, logis)
|
√
|
|
Cukup
|
|
9
|
Pemilihan
sumber/media pembelajaran
|
√
|
|
Baik
|
|
10
|
Kejelasan
skenario pembelajaran (kegiatan awal, inti, penutup)
|
√
|
|
Baik
|
|
11
|
Kesesuaian
teknik strategi dengan tujuan pembelajaran
|
√
|
|
Baik
|
|
12
|
Kelengkapan
instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran)
|
√
|
|
baik
|
Beri tanda chek (√) pada
kolom ada / tidak ada
15
4. Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis,
memahami dan membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan
lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta
menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar
perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada siklus II, pelaksaannya berdasarkan refleksi
dari siklus I dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap
pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam
proses kegiatan pembelajaran siklus II ini telah banyak ditemukan
kelemahan-kelemahan apada siklus I dan di sini diadalan perbaikan.
Pada siklus III, pelaksaannya berdasarkan refleksi
dari siklus II dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap
pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam
proses kegiatan pembelajaran siklus III ini telah banyak dilakukan
penyempurnaan-penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklus II. Jadi pada
silkus III ini merupakan siklus terakhir yang ditargetkan sudah mampu
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dalan perbaikan pembelajaran.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Hasil Penelitian
- Peningkatan Kreativitas Belajar Siswa
Kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
dan IPS melalui pendekatan pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV
semester II MI Islamiyah Kecamatan Negeri Katon yang berjumlah 27 siswa, selalu
diamati setiap pertemuan pada masing-masing siklus. Berdasarkan analisis,
refleksi dan pengamatan teman sejawat dapat diketahui secara lengkap data
kreativitas belajar siswa dari siklus I sampai III adalah :
Tabel 5 : Prosentase
Kreativitas Siswa Kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo pada Mata Pelajaran Matematika
|
Siklus
|
Pertemuan
ke
|
Jumlah
Siswa yang Kreatif
|
Prosentase
Siswa yang kreatif
|
|
I
|
1
|
11
|
40,74
%
|
|
II
|
2
|
18
|
66,66
%
|
|
III
|
3
|
25
|
92,59
%
|
Sumber : Data Nilai Kelas dan Pengamatan
Tabel 6 : Prosentase
Kreativitas Siswa Kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial
|
Siklus
|
Pertemuan
ke
|
Jumlah
Siswa yang kreatif
|
Prosentase
Siswa yang kreatif
|
|
I
|
1
|
10
|
37,03
%
|
|
II
|
2
|
16
|
59,25
%
|
|
III
|
3
|
24
|
88,88
%
|
Sumber : Data Nilai Kelas dan Pengamatan
16
17
- Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
dan IPS melalui pendekatan pembelajaran Keterampilan Proses pada siswa kelas IV
semester II MI Islamiyah Kecamatan Negeri Katon dapat dilihat dari hasil
ulangan yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I sampai siklus III
dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 7 : Daftar Nilai Hasil Ulangan Harian Matematika Kelas IV siswa MI
Islamiyah Sidomulyo
|
NO.
|
NAMA SISWA
|
SIKLUS
|
||
|
I
|
II
|
III
|
||
|
1
|
Basuki
|
65
|
76
|
87
|
|
2
|
Ahmad fatoni
|
60
|
73
|
85
|
|
3
|
Andian
|
50
|
60
|
71
|
|
4
|
Doni S.
|
43
|
55
|
65
|
|
5
|
Denni Firmanto
|
70
|
80
|
92
|
|
6
|
Ferdi
|
62
|
71
|
85
|
|
7
|
Sumita
|
66
|
75
|
88
|
|
8
|
Bagus susi;o
|
35
|
45
|
56
|
|
9
|
Tri Widodo
|
46
|
55
|
65
|
|
10
|
Saiful anam
|
55
|
60
|
71
|
|
11
|
Firmansyah
|
70
|
81
|
93
|
|
12
|
Aji Supardi
|
56
|
64
|
74
|
|
13
|
Dian Saputa
|
50
|
60
|
69
|
|
14
|
Bayu Saputram
|
52
|
61
|
73
|
|
15
|
Khairul Anam
|
75
|
83
|
95
|
|
16
|
Aristantiningsih
|
60
|
73
|
87
|
|
17
|
Puji Lestari ‘
|
67
|
75
|
89
|
|
18
|
Fauziah
|
35
|
45
|
56
|
|
19
|
Anikmah
|
37
|
49
|
65
|
18
|
20
|
Rosidah
|
47
|
57
|
67
|
|
21
|
Evi Rianti
|
63
|
73
|
83
|
|
22
|
Tiara Mukti
|
61
|
70
|
81
|
|
23
|
Ernawati
|
45
|
55
|
66
|
|
24
|
Susi Susanti
|
66
|
76
|
85
|
|
25
|
Sumiati
|
55
|
65
|
77
|
|
26
|
Sindi auliah
|
55
|
66
|
78
|
|
27
|
Anis Safitri
|
74
|
83
|
95
|
|
Jumlah
|
1499
|
1760
|
2131
|
|
|
Rata-rata
|
55,5146
|
65,96
|
78,92
|
|
Sumber : Data Nilai Kelas dan Pengamatan
Tabel 8 : Daftar Nilai Hasil Ulangan Harian Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas
IV siswa MI Islamiyah Sidomulyo
|
NO.
|
NAMA SISWA
|
SIKLUS
|
||
|
I
|
II
|
III
|
||
|
1
|
Basuki
|
60
|
67
|
79
|
|
2
|
Ahmad fatoni
|
62
|
70
|
80
|
|
3
|
Andian
|
52
|
60
|
70
|
|
4
|
Doni S.
|
40
|
55
|
65
|
|
5
|
Denni Firmanto
|
70
|
79
|
85
|
|
6
|
Ferdi
|
63
|
72
|
84
|
|
7
|
Sumita
|
65
|
74
|
86
|
|
8
|
Bagus susi;o
|
34
|
45
|
56
|
|
9
|
Tri Widodo
|
45
|
55
|
66
|
|
10
|
Saiful anam
|
50
|
60
|
71
|
|
11
|
Firmansyah
|
71
|
74
|
84
|
19
|
12
|
Aji Supardi
|
55
|
65
|
74
|
|
13
|
Dian Saputa
|
52
|
60
|
71
|
|
14
|
Bayu Saputram
|
50
|
60
|
70
|
|
15
|
Khairul Anam
|
74
|
81
|
92
|
|
16
|
Aristantiningsih
|
61
|
71
|
84
|
|
17
|
Puji Lestari ‘
|
65
|
74
|
87
|
|
18
|
Fauziah
|
36
|
46
|
55
|
|
19
|
Anikmah
|
35
|
44
|
54
|
|
20
|
Rosidah
|
48
|
55
|
65
|
|
21
|
Evi Rianti
|
60
|
70
|
81
|
|
22
|
Tiara Mukti
|
61
|
72
|
84
|
|
23
|
Ernawati
|
46
|
55
|
65
|
|
24
|
Susi Susanti
|
65
|
74
|
84
|
|
25
|
Sumiati
|
56
|
66
|
76
|
|
26
|
Sindi auliah
|
55
|
61
|
72
|
|
27
|
Anis Safitri
|
75
|
84
|
95
|
|
Jumlah
|
1549
|
1746
|
2032
|
|
|
Rata-rata
|
5737
|
64,66
|
75,25
|
|
Sumber : Data Nilai Kelas dan Pengamatan
Dari pemaparan table nilai hasil belajar siswa di
atas dapat disimpulkan secara ringkas adanya peningkatan prosentasi hasil
belajar siswa, sebagaimana table berikut :
Tabel 9 : Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
|
Siklus
|
Jumlah
|
Nilai
65
|
Jumlah
Nilai
|
Rata-rata
|
|
|
Jumlah
Siswa
|
Prosentase
|
||||
|
I
|
27
|
10
|
37,03
%
|
1499
|
55,51
|
|
II
|
27
|
18
|
66,66
%
|
1760
|
65,18
|
|
III
|
27
|
26
|
96,66
%
|
2131
|
78,92
|
20
Tabel 10 : Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
IPS
|
Siklus
|
Jumlah
|
Nilai
65
|
Jumlah
Nilai
|
Rata-rata
|
|
|
Jumlah
Siswa
|
Prosentase
|
||||
|
I
|
27
|
9
|
33,33
%
|
1549
|
57,37
|
|
II
|
27
|
17
|
62,96
%
|
1746
|
64,66
|
|
III
|
27
|
25
|
92,59
%
|
2032
|
75,25
|
B.
Pembahasan
1.
Siklus
I
Pelaksanaan siklus I mata pelajaran Matematika pada
hari Senin tanggal 10 Mei 2010 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri
dari 15 laki-laki dan 12 anak perempuan.
Pertemuan ini berlangsung selama 1 x pertemuan
(2 x 35 menit).
Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi
yaitu dengan mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa
dan menentukan kelompok belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok di kelas, guru
memotivasi siswa dengan bercerita tentang bilangan pecahan perbandingan dan skala,
lalu dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas membahas
perbandingan dan skala. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada
akhir proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan
siswa pada siklus I ini.
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus I dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 11 Mei 2010. Mengawali pertemuan guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang aneka kegiatan ekonomi yang ada di
sekitar. Tugas kalian mengamati dan mengidentifikasi aneka kegiatan ekonomi
yang ada di lingkungan sekitar dan didiskusikan, Guru menjelaskan kegiatan
ekonomi yang dilakukan secara bersama dalam bentuk usaha bersama yaitu
koperasi, tujuan koperasi dan manfaatnya.
21
Mengakhiri pertemuan guru mengadakan evaluasi, yaitu
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a. Hasil Observasi Kreativitas Siswa
Pada pertemuan siklus I, dilakukan pengamatan
terhadap kreativitas siswa dalam proses pembelajaran oleh seorang pengamat
yaitu teman sejawat. Pada siklus I ini
kreativitas siswa dalam belajar
tercatat 40,74 % untuk mata pelajaran matematika, dan 37,03 % pada mata
pelajaran IPS. Dengan melihat hasil pada siklus I ini menunjukkan bahwa
aktivitas belajar siswa masih sangat rendah.
b. Hasil
Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus I menunjukkan bahwa
siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran matematika sebanyak 10
siswa dari jumlah siswa 27 siswa atau 37,03 %. Sedangkan untuk mata pelajaran
IPS sebanyak 9 anak atau 33,33 %. Ini berarti kriteria pada siklus I ini baik
mata pelajaran matematika maupun IPS, keduanya belum memenuhi target bahkan
masih jauh dari yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas
sebesar 85 % atau lebih.
c. Pengamatan
dan Refleksi
Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa
belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil
pengamatan guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dari keseluruhan yang diamati yaitu :
1) Guru
belum optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;
2) Guru
kurang tegas dalam pembagian kelompok belajar;
3) Guru
kurang memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya kerja sama dalam
kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.
4) Guru
kurang teliti dalam mengamati keseriusan siswa mengamati suatu objek yang
ditentukan.
22
5) Guru
belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengobservasi dan menginferensi
sebuah objekdan cara menyimpulkan.
Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga
disebabkan oleh siswa itu sendiri, yaitu :
1) Sebagian
siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti;
2) Dalam
kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak memperhatikan
penjelasan guru;
3) Siswa
kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan pengamatan
terhadap objek yang seharusnya dilakukan siswa.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus II.
2.
Siklus
II
Pelaksanaan pembelajaran siklus II mata pelajaran matematika
pada hari Senin tanggal 17 Mei 2010
diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari 15 laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan
ini berlangsung selama 2 x 35 menit.
Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi
yaitu dengan mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa
dan menentukan kelompok belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok belajar di
kelas, guru memotivasi siswa dengan bercerita tentang bilangan pecahan
perbandingan dan skala, lalu dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi
kelas membahas perbandingan dan skala. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan
materi. Pada akhir proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat
keberhasilan belajar siswa pada siklus II ini.
23
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus II dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 18 Mei 2010. Mengawali pertemuan guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang aneka kegiatan ekonomi masyarakat yang
ada di sekitar. Tugas kalian mengamati dan mengidentifikasi aneka kegiatan
ekonomi di masyarakat serta pentingnya usaha bersama melalui koperasi dan
manfaatnya bagi para anggota koperasi. Mengakhiri pertemuan guru mengadakan
evaluasi, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang
mendampingi bahwa pada siklus II ini sudah ada peningkatan yang cukup baik.
Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran oleh teman
sejawat dapat dijadikan pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus II ini
kreativitas siswa dalam belajar tercatat
66,66 % untuk mata pelajaranmatematika, dan 62,96 % pada mata pelajaran IPS.
Hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas belajar siswa sudah ada kemajuan dan
memperoleh hasil yang meningkat, walaupun belum tuntas.
b.
Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus II menunjukkan bahwa
siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran matematika sebanyak 18
siswa dari 27 siswa atau 66,66 %. Sedangkan untuk mata IPS sebanyak 17 anak
dari 27 anak atau 62,96 %. Ini berarti kriteria pada siklus II ini baik
mata pelajaran matematika maupun IPS keduanya sudah banyak mengalami kemajuan
dan hampir memenuhi target walaupun masih harus dan bisa
ditingkatkan lagi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat
nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih.
c.
Pengamatan dan Refleksi
Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa
belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil
pengamatan guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
dari keseluruhan yang diamati yaitu :
24
1) Guru
belum optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;
2) Guru
kurang tegas dalam pembagian kelompok belajar;
3) Guru
kurang memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya kerja sama dalam
kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah.
4) Guru
kurang teliti dalam mengamati keseriusan siswa mengamati suatu objek yang
ditentukan.
5) Guru
belum optimal dalam menanamkan prinsip cara mengobservasi dan menginferensi
sebuah objekdan cara menyimpulkan.
Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga
disebabkan oleh siswa itu sendiri, yaitu :
1) Sebagian siswa belum memahami
hakikat dari pembelajaran yang diikuti;
2) Dalam
kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak memperhatikan
penjelasan guru;
3) Siswa
kurang aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan pengamatan
terhadap objek yang seharusnya dilakukan siswa.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan
lagi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus III.
3. Siklus III
Pelaksanaan pembelajaran siklus III mata pelajaran matematika
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Mei
2010 diikuti oleh 27 siswa kelas IV yang terdiri dari 15 laki-laki dan 12 anak perempuan. Pertemuan
ini berlangsung selama 2 x 35 menit.
Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi
yaitu dengan mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menjajagi kesiapan siswa
dan menentukan kelompok belajarnya. Dengan terbentuknya kelompok belajar di
kelas, guru memotivasi siswa dengan bercerita tentang bilangan
25
pecahan perbandingan dan skala, lalu dilanjutkan
dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas membahas perbandingan dan skala. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan
materi. Pada akhir proses pembelajaran guru mengadakan evaluasi untuk melihat
keberhasilan pada siklus II ini.
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS siklus III dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 20 Mei 2010.
Mengawali pertemuan guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab tentang
aneka kegiatan ekonomi masyarakat yang ada di sekitar. Tugas kalian mengamati
dan mengidentifikasi aneka kegiatan ekonomi di masyarakat serta pentingnya
usaha bersama melalui koperasi dan manfaatnya bagi para anggota koperasi, serta
jenis-jenis koperasi dan jenis-jenis usaha selain koperasi
Mengakhiri pertemuan guru mengadakan evaluasi, yaitu
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran
a. Hasil
Observasi Kreativitas Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang
mendampingi bahwa pada siklus III ini sudah ada peningkatan yang cukup
signifikan. Pengamatan terhadap kreativitas siswa dalam proses pembelajaran
oleh teman sejawat dapat dijadikan pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada
siklus III ini kreativitas siswa dalam belajar
tercatat 92,59 % untuk mata pelajaranmatematika, dan 88,88 % pada mata
pelajaran IPS. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah ada
kemajuan dan memperoleh hasil yang cukup signifikan, yaitu telah tuntas
mencapai target yang ditentukan.
b. Hasil
Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus III menunjukkan
bahwa siswa memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran matematika sebanyak
26 siswa atau 96,26 %.
26
Sedangkan untuk mata pelajaran IPS sebanyak 25
anak atau 92,59 %. Ini berarti kriteria pada siklus III
ini baik mata pelajaran matematika maupun IPS keduanya sudah banyak mengalami
kemajuan dan sudah memenuhi target yang diharapkan, yaitu siswa
yang mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih, dan hasil yang
diperolehnya telah sesuai dengan target yang diharapkan.
c. Pengamatan
dan Refleksi
Pada akhir siklus III diperoleh hasil belajar siswa sudah
memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan
guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu
pembelajaran matematika dan IPS dengan pendekatan
pembelajaran Keterampilan proses pada siklus
III sudah lebih
baik dari siklus II, dan terjadi
peningkatan hasil belajar siswa yakni sudah memenuhi apa yang diharapkan, karena
terbukti hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran matematika dengan nilai
lebih dari 65 sebanyak 26 siswa dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 27
anak atau mencapai
96,26 %. Sedangkan mata pelajaran IPS sebanyak 25 anak dari jumlah
keseluruhan 27 anak atau sebesar 92,59
%.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam proses
pembelajaran bukan hanya sebagai pengajar, tetapi lebih ditekankan sebagai
fasilitator. Guru memfasilitasi siswa untuk berhasil dengan memberikan
motivasi, dorongan kreativitas dan pendampingan dalam kegiatan pembelajaran.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN TINDAK LANJUT
A.
Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas beserta pembahasannya yang
dilakukan guru di kelas IV MI Islamiyah Sidomulyo Kecamatan Negeri Katon dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan melalui pendekatan pembelajaran
Keterampilam proses telah dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
siswa, dan siswa telah termotivasi untuk meraih prestasi, maka dalam hal ini
dapat ditegaskan kembali bahwa peranan guru menjadi sangat penting yaitu sebagai
motivator dan fasilitator akan keberhasilan pembelajaran anak didiknya. Hal ini
ditunjukkan oleh hasil observasi kreativitas dan hasil belajar siswa pada
penelitian tindakan kelas ini, yaitu :
Tabel 11 : Prosentase Kreativitas
dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
Matematika
|
Siklus
|
Prosentase
Kreativitas
|
Prosentase
Siswa yang nilainya
65
|
Hasil
Belajar Siswa
|
|
|
Jumlah
Nilai
|
Rata-rata
|
|||
|
I
|
40,74
%
|
37,03
%
|
1499
|
55,51
|
|
II
|
66,66
%
|
66,66
%
|
1760
|
65,18
|
|
III
|
92,59
%
|
96,26
%
|
2131
|
78,92
|
Tabel 12 : Prosentase Kreativitas
dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
IPS
|
Siklus
|
Prosentase
Kreativitas
|
Prosentase
Siswa yang nilainya
65
|
Hasil
Belajar Siswa
|
|
|
Jumlah
Nilai
|
Rata-rata
|
|||
|
I
|
37,03
%
|
33,33
%
|
1549
|
57,37
|
|
II
|
59,25
%
|
62,96
%
|
1746
|
64,66
|
|
III
|
88,88
%
|
92,59
%
|
2032
|
75,25
|
27
28
Tabel 13 : Peningkatan Prosentase Kreativitas dan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika
|
Siklus
|
Peningkatan
Krea-tivitas Siswa (%)
|
Peningkatan
Nilai Siswa
65 (%)
|
Peningkatan
Hasil Belajar Siswa
|
|
Siklus
I ke Siklus II
|
25,92
%
|
29,63
%
|
9,67
|
|
Siklus
II ke Siklus III
|
25,93
%
|
29,60
%
|
13,74
|
Tabel 14 : Peningkatan Prosentase Kreativitas dan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS
|
Siklus
|
Peningkatan
Krea-tivitas Siswa (%)
|
Peningkatan
Nilai Siswa
65 (%)
|
Peningkatan
Hasil Belajar Siswa
|
|
Siklus
I ke Siklus II
|
25,93
%
|
22,22
%
|
7,29
|
|
Siklus
II ke Siklus III
|
25,93
%
|
29,63
%
|
10,59
|
Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa aktivitas dan hasil belajar suswa meningkat sesuai dengan target yang
direntukan.
B.
Saran
dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka
disarankan bahwa :
1.
Hendaknya semua
guru di MI Islamiyah Sidomulyo khususnya dan kepada semua guru pada umumnya dapat
menggunakan strategi dan pendekatan pembelajaran keterampilan proses dalam
pembelajarannya, karena terbukti bahwa strategi/pendekatan ini dapat dijadikan
salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
29
2.
Hendaknya semua
guru di MI Islamiyah Sidomulyo khususnya dan kepada semua guru pada umumnya
dapat selalu menggunakan alat atau media pembelajaran yang sesuai dalam
pembelajarannya, karena dengan alat peraga dapat menumbuhkembangkan kreativitas
dan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajarannya di kelas.
3.
Hendaknya pihak
sekolah, yayasan dan pemerintah selalu bersinergis dalam merealisasikan
alat-alat / media pembelajaran yang memadai guna mencapai tujuan dan hasil
pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
4.
Seyoyanya guru
lebih dapat mamainkan peran guru sebagai motivator dan fasilitator.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto
Suharsini, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta
Bahri Djamhari Syaiful, 2002, Psikologi
Belajar, PT Asdi Mahasatya, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar
dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta, Jaklarta
Hamalik Oemar, 1990, Metode
Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Tarsito Bandung
Mikarsa Hera Lestari, dkk., 2007, Pendidikan
Anak di SD, Universitas Terbuka
MUlyani Sumantri, 1998, Strategi
Belajar Mengajar, Dirjen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI,
Jakarta
Slameto, 1995, Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Jakarta
Sardiman, Am, 2006, Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali, Jakarta
Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif,
Alfa Beta, Bandung
Sutarno Nono, 2007, Materi
dan Pembelajaran IPA SD, Universitas Terbuka
The Liang Gie, 1981, Proses
Belajar Mengajar, Tarsito Bandung
Widodo, dkk. 2004, Alamku
Sains 5 Untuk SD Kelas V, PT Bumi Aksara, Jakarta
Wilis Dahar Ratna, 1989, Teori-teori
Belajar, PT Gelora Aksara Pratama
Winataputra Udin S., 2005, Strategi
Belajar Mengajar, Universitas Terbuka