PRINSIP-PRINSIP
DASAR PUISI
Oleh : Kartika Septiarini, S.Pd.*
Oleh : Kartika Septiarini, S.Pd.*
1.
Apa yang disebut puisi
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita mengemukakan jumlah keterangan
atau batasan dari berbagai sumber. Kata puisi berasal dari bahasa Yunani Poiesis yang brtarti penciptaan. Tetapi
arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi
“hasil sebi sastra”, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang
tertentu dengan menggunaka irama, ssajak dan kadang-kadang kata-kata kiasan
(Ensiklopedia Indonesia, N-Z; tanpa tahun
: 1147).
Dalam bahasa inggeris kata puisi ini adalah poetry yang erat hhubungannya
dengan kata – poet dan kata poem.
Puisi yang diekspresikan oleh J. E. Tatengkeng dalam puisinya yang
berjudul “Sukma Pujangga”.
Sukma Pujangga
O lepaskan daku dari kurungan,
Biarkan daku terbnang melayang,
Melampaui gunung, nyeberang
harungan,
Menari cinta, kasih dan saying.
Aku tak ingin dipagari rupa !
Kusuka terbang tinggi ke atas,
Menunjau hidup aneka puspa,
Dalam alam yang tak terbatas……
Tak mau diikat erat-eraty,
Kusuka merdeka mengabdi seni,
Kuturut hanya semacam syarat,
Syarat gerak sukma seni.
Kusuka hidup ! gerakan sukma,
Yang berpancaran dalam
mata,
Terus
menjelma,
Ke-indah-kata.
(Jassin, 1963 :320).
2.
Hakikat puisi
A Richard, seorang kritikus sastra yang terkenal telah menunjukkan kepada
kita bahwa suatu puisi mengandung suatu makna keseluruhan yang merupakan paduan
dari tema penyair (mengenai inti pokok
puisi itu ), perasaanya yaitu (sikap penyair terhadap bahan atau objeknya),
nadanya (sikap penyair terhadap pembaca atau penikmatnya), amanatnya yaitu
(maksud dan tujuan sang penyair).
a. Tema atau makna
Jelas
bahwa dengan puisinya sang penyair ingin mengemukakan sesuatu bagi para
penikmatnya. Sang penyair melihat atau mengalami beberapa kejadian dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
b.
Rasa
Sikap sang penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam
puisinya. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai dua orang atau
llebih menghadapi keadaan yang sama tetapi justru dengan sikap yang berbeda.
c.
Nada
Nada dalam dunia perpuisian adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Atau
dengan perkataan lain sikap penyair terhadap para penikmat karyanya. Nada yang
dikemukakan oleh penyair dalam suatu sajak, akan ada sangkut-pautnya atau
hubungannya yang erat dengan tema dan rasa yang terkandung dalam sajak
tersebut.
d.
Amanat/tujuan
Orang hidup ada tujuan, orang bekerja ada
maksudnya. Tujuanlah yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Terkadang
tujuan tersebut tidak disadari : namun dia tetap ada, secara eksplisit atau
secara implisitnya.
3.
Metode puisi
a.
Diksi
Diksi
atau (diction) berarti pilihan kata. Kalau dipandang sepintas lalu
kata-kata yang dipergunakan dalam puisi
pada umumnya sama saja dengan kata-kata yang dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan
uraian singkat di atas, ingin kita tegaskan pentingnya pilihan kata atau diksi
bagi suatu sajak. Pilihan tepat dalam mencerminkan ruang, waktu, falsafah
,amanat, efek, nada suatu puisi dengan tepat.
b.
Imaji
Semua penyair
ingi menyughkan pengalaman batin yang pernah dialaminya kepada para penikmat
karyanya. Salah satu usaha untuk memenuhi keinginan tersebut adalah dengan
pemilihan serta pemnggunaan kata-kata yang tepat dalam karya mereka.
c.
Kata Nyata
Salah satu kata untuk menciptakan daya bayang
atau imajinasi para penikmat seuatu sajak adalah dengan mempergunakan kata-kata
yang tepat, kata-kata yang konkret, yang dapat menyarankan suatu pengertian
menyeluruh.
d.
Majas
Cara lain yang sering dipergunakan oleh penyair
untuk membangkitkan imajinasi itu adalah dengan memanfaatkan majas yang
merupakan bahasa atau gaya
bahasasetiap rang tertentu ingin mengeluarkan pikiran dan pendapatnya dengan
jelas.
e.
Ritme dan ritma
Ritme dan rima, irama dan sajak, besar sekali
pengaruh makna puisi tersebut. Ritme dan rima suatu puisi yang erat sekali
hubungannya dengan sense, feeling, tone yang terkandung di dalamnya.
4.
Hubungan antara hakikat dengan
metode puisi
Begitu jauh telah kita perbincangkan unsure-unsur yang merupakan hakikat
puisi begitu pula unsure-unsur yang termasuk metode puisi.
Kalau kita teliti dan renungkan benar-benar skema maka jelas bagi kita bahwa hakikat puisi dan metode
puisi situ sangat bergantung astu sama lain. Yang satu tidak terpikirkan tanpa
yang satu lagi. Hubungan keduanya adalah seperti hubungan tubuh dengan jiwa,
hubungan jasmani dan rohani.
5.
Maksud dan tujuan puisi
Agar kita mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai apa yang dimaksud
dengan kata maksud dan tujan.
Maksud dan tujuan puisi, bentuknya ; terutama dalam ritme, rima, dan pola
persajakan, hubungan musik atau lagu, pentingnya penjelasan yang terperinci
terhadap pengertian setiap kata yang terdapat di dalamnya.
6.
Lahirnya sebuah puisi
Bila ditinjau sepintas kilas, maka pertanyaan bagaimana lahirnya puisi ?
sungguh speller, tetapi kalau kita renungkan dalam-dalam, haruslah kita akui
dengan jujur bahwa di balik kesepelean itu terkandung suatu rahasia yang
terkandung sangat pelik untuk dijawab secara memuaskan.
Mr. Graves yakin bahwa puisi merupakan fungsi dari ide-ide yang
bertentangan, dan Sara Teaadale beranggapan bahwa merupakan akibat atau relief
dari kegemaran dan ketegasan emosional.
*Guru Bahasa Indonesia MI Miftahul Ulum Waringinsari Pringsewu
*Guru Bahasa Indonesia MI Miftahul Ulum Waringinsari Pringsewu