MACAM-MACAM PUISI dan CONTOHNYA
Oleh : Kartika Septiarini, S.Pd.*
Oleh : Kartika Septiarini, S.Pd.*
1. Puisi Satire (Deskriptif)
ALAM
Alam,
Masih terngiang ingatanku bergetar
Kuhirup nafasku dalam-dalam,
Terbangun dan tersentak diriku di
kesepian:
Melihat engkau perkosa manusia,
Batinku menangis kau tersiksa ulah
manusia,
Namun kau berkata “lain ladang lainlah
belalang”
Keindahan alam terkotori
Sejak kehadiran manusia di dunia
Sebuah cerita yang dramatic
Berceritakan tentang kebersihan
Namun hanya kata saja tiada perumpamaan
Hingga akhirnya terngiang di hati rakyat
Berlomba-lomba menjaga kelestarian alam
Dalam merebut piala kartaparu mendunia
2. Puisi Kamar
Kini kau ungkap sendiri
Cinta yang dulu kau simpan rapi
Kau ceritakan ia dengan gairah
Tapi kini, aku tak menginginkannya sudah
Mengapa tak kau ungkapkan cintamu sejak
dulu
Apa gunanya obat mujarab ketika cinta
sudah sekarat aku
Obat
itu pastilah bermanfaat, saat aku masih sakit dulu.
3. Puisi Fisikal
Mereka bilang, pergilah kau kawan!
Mungkin kerinduan akan kembali dating
Yakinlah! Bila kau memiliki kerinduan
Perjumpaan itu pasti akan terulang
Sedangkan aku tak mau salah memilih jalan
Meneguk racun, dengan coba-coba buat alasan.
4. Puisi Subyektif
Kasih hari ini kau sangat berbeda
Biasanya kau selalu tampil mempesona
Kau sungguh berbeda dengan hari-hari
kemarin
Kini kau seperti orang yang terbelenggu
batin
Kebahagiaan pertemuan bukanlah khayalan
belaka
Dan taman cinta bukanlah taman gersang tak
berbunga
Merah rona pipinya kala persipu malu
Menarik tiada tara,
buat aku semakin meriondu
Selain keindahan matanya, tak ada yang
kupunya
Dan selain dia, tak ada yang kubangga di
dunia.
5.
Puisi Obyektif
Herankah kau kla kuusir dia
Takjubkah kau kala kuharap ia pulang
segera
Bukankah lebih baik berpiosah untuk
kembali jumpa
Ketimbang berpisah untuk selamanya
Lantaran adanya jarak yang membentang
di sana
Tak benar kiranya bila mereka menyangka
Perpisahan sementara itu bencana adanay
Indahnya perjmpaan bisa jadi tak mereka
rasakan
Biarkan ada p[erpisahan, supaya
perjumpaan bisa kau rasakan
Nikmati kedudukan lantaran jarang yang
memisahkan
Sebelum kau rasakan dukanya perpisahan
karena kematian.
6. Puisi
Konkret
Dari cinta kita berasal
Dan atas nama cinta dia menciptakan kita
Karena tujuan cinta kita mendatanginya
dan demi cinta pula kita menghadap-Nya
7. Puisi
Diafan
Walau sebatas tegur sapa, aku rela
Usai itu kita berpisah.
8. Puisi
Metafisikal
Ingatlah!
Allahlah pemilik waktu yang menguasaimu
Sungguh,
aku lebih berharga dari jiwa dan keluargaku
Namun
begitu kuat hasratmu tuk tinggalkan
Ku
tetap sabar menunggu meski kau pergi dariku
Kebersamaan
buat aku katakana cinta
Dan
didalamnya akan kau temukan
Sedangkan
lama perpisahan akan buat kau segera lupa
9 Stansa
Kucintai engkau tanpa keraguan di dalamnya
Padahal kebanyakan cinta hanyalah fata
morgana
Ingin kukatakan padamu dengan gambling dan
tulus
Cintaku padamu terukur zahir dan halus
Jika di dalam jiwaku tertanam kebencian
Kau kucabik seluruh tabir penutupnya dank
u buang
Sunggguh tak ada yang kuingini darimu
selain cinta
Sungguh tak ada yang kuucapkan padamu
kecuali cinta
10 Allegori
Jangan
diam!
Yang
terjadi biarkan terjadi!
Bangun
dan bergeraklah!
Pergilah
kau ke taman yang rupawan
Bertaburan
bunga-bunga indah menawan
Nyanyian
lagu yang indah dan syair yang rampak
Iringi
suaramu yang rancak dengan harmoni musik yang rancak
Daripada
mengurung di rumah mencipta khayal
Lebih
baik kau petik saja gitar pengusir kesal
Keindahan
bunga bakung itu seperti
Lereng
bukit landai, indah terhampar asri.
11. Puisi Inspiratif
Setiap
perpisahan yang terjadi
Sisakan
harapan untuk bertemu lagi
Asalkan
kau dijemput mati
Namun
bila kau pergi dibawa mati
Putus
asa tak lagi bisa dihindari
*Guru MI Miftahul Ulum Waringinsari Pringsewu Lampung
*Guru MI Miftahul Ulum Waringinsari Pringsewu Lampung