TENTANG SASTRA ANAK
Oleh : Kartika Septiarini, S.Pd.*
Oleh : Kartika Septiarini, S.Pd.*
A.
Hakikat Sastra Anak
Sstra berbicara tentang hidup dan kehidupan, tentang berbagai persoalan
hidup manusia, tentang kehidupan di sekitar menusia, tentang keidupan pada
umumnya, yang semuanya diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas. Artinya,
baik cara pengungkapanannya maupun bahasayang dipergunakan untuk mengungkapkan
berbagai persoalan hidup, atau biasa disebut gagasan,adalah khas sastra, khas
dalam poengertian lain dari pada yang lain.
B.
Genre Sastra Anak
Sebagaiman halnya dalam sastar dewasa, sastra anak juga mengenal apa yang
disebut genre, maka pembicaraan tentang genre sastra anak juga perlu dilakukan.
Genre dapat dipahami sebagai suatu tipe kesusastraan yang memiliki perangkat
karakteristik umum ( Lukens, 2003 : 13). Menurut Mitchell (2003 :5-6) genre
menunjuk pada pengertian tipe atau kategori pengelompokan karya sastra yang
biasanya berdasarkan atas stile, bentuk atau isi. Bahwa dalam sebuah genre
sastra terdapat sejumlah elemen yang yang memiliki klesamaan sifat, dan elemen
itu yang menunjukkan perbedaan dengan elemen pada genre yang lain.
1.
Realisme
Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang di ksahkan itu
bisa saja ada dan terjadi. Peristiwa dan jalinan peristiwa yang dikisahkan
masuk akal, logis. Cerita mempresentasikan berbagai peristiwa, aksi dan
interaksi, yang seolah-olah memang benar, dan penyelesainnya masuk akal dan
dapat dipercaya. Jadi karakteristik umum cerita realisme adalah narasi
fiksional yang menampilkan tokoh dan karakter yang menarik yang dikemas dalam
latar tempat dan waktu yang dimungkinkan.
Ada
beberapa cerita yang dikategorikan ke dalam realisme yaitu : Cerita Realistik,
realisme binatang, realisme historis, dan cerita olahraga.
2.
Fiksi Formula
Genre ini sengaja disebut sebagai fiksi formula, karena memiliki
pola-pola tertentu yang membedakannya dengan jenis ynag lain. Walau hal itu
tidak mengurangi orisinilitas cerita yang dikreasikan oleh penulis, keadaan itu
mau tidak mau merupakan sesuatu yang bersifat membatasi.
Jenis satra anak yang dikategorikan ke dalam fiksi formula adalah :
Cerita misteri dan detektif, cerita romantis, dan novel serial.
3.
Fantasi
Fantasi dapat dipahami sebagai “the
willing suspension of disbelief ” (Coleridge, via Lukens, 1999 : 20),
cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima. Fantasi serimh juga disebut
sebagai cerita fantasi “Library fantasi” dan perlu dibedakan dengan cerita rakyat
fantasi “folk fantasy” yang tidak
pernah siapa penulisnya, mencoba menghadirkan sebuah dunia lain “Other World” di samping dunia realitas. Cerita
fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapat diterima sehinggga
sebagai sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca.
Jenis sastra anak yang dapat dikelompokkan ke dalam fantasi ini adalah :
Cerita fantasi, fantasi tingkat tinggi, dan fiksi sain.
4.
Sastra Tradisional
Istilah “tradisional” dalam kesusatraan (tradisional literature atau folk
literature) menunjukkan bahwa bentuk itu berasal dari cerita yang ang telah
mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan
dikisahkan secara turun-temurun secara lisan. Berbagai cerita tradisional
tersebut ini telah banyak yang dikumpulkan, dibukukan, dan dipublikasikan
secara tertulis antara lain dimaksudkan agar cerita itu tidak hilang dari
masyarakat.
Jenis cerita yang dikelompokkan ke dalam genre ini adalah : fable,
dongeng rakyat, mitologi, legenda dan epos.
5.
Puisi
Sebuah bentuk sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat
pendayagunaan berbagi unsure bahasa untuk mencapai efek keindahan. Bahasa puisi
tentulah singkat dan padat, dengan sedikit kata, tetapi dapat mendialogkan
sesuatu yang lebih banyak. Genre puisi anak dapat berbentuk puisi-puisi lirik
tembang-tembang tradisional, lirik tembang nina bobo, puisi naratif dan puisi
personal.
6.
Nonfiksi
Apakah buku nonfiksi dapat dikategorikan sebagai salah satu genre anak ?
Lukens juga mengemukakan asebagian orang yang bersifat purists. Namun pada kenyataanya terdapat sejumlah buku bacaan
nonfiksi yang ditulis dengan kadar artistic yang tinggi, dengan memperhitungkan
pencapaian efek estetik lewat pemilihan unsure-unsur stile secara tepat. Bacaan
nonfiksi yang ditulis secara artistic sehingga jika dibaca oleh anak, anak kan memperoleh pemahaman
dan sekaligus senang. Ia akan membangkitkan pada diri anak perasaan keindahan
yang berwujud efek emosional dan intelektual. Bacaan nonfiksi dapat
dikelompokkan ke dalam subgenre buku informasi dan boigrafi.
7.
Pengembangan Genre yang diusulkan
Genre pembagian Lukens di atas cukup rinci. Tapi kesan adanya tumapng
tindih tidak dapat dihindari, dan itu dapat dijadikan salah satu keberatan. Sebuah
karya sastra tertentu dapat dimasukkan ke dalam dua genre yang berbeda dengan
mempergunakan criteria yang ada. Di bawah ini dikemukakan pembagian genre
sastra anak berdasarkan analogi pembagian jenis sastra dewasa dengan
memanfaatkan pembagian Lukens. Genre sastra anak cukup dibedakan ke dalam :
Fiksi, nonfiksi, puisi, sastra tradisional, dan komik.
C.
Kontribusi Sastra Anak
Sastra anak diyakini memiliki kontribusi yang besar bagi perkembangan
kepribadian anak dalam proses menuju ke kedewasaan sebagai manusia yang
mempunyai jati diri yang jelas. Kepribadian atau jati diri seorang anak
dibentuk dan terbentuk lewat lingkungan baik diusahakan secara sadar maupun
tidak sadar. Yang dimaksud dalam lingkungan sangat luas wilayahnya. Mulai dari
kebiasaan, tingkah laku, contoh : lain-lain yang diberikan orang tua,
pendidikan yang sadar dan terencana dilakukan di l;embaga sekolah, samapai
adapt-istiadat dan lain sebagainya.
1.
Nilai Personal
a.
Perkembangan Emosional
Anak usia dini yang belum dapat berbicara, atau barui ada dalam tahap
perkembangan bahasa satu kata atau kaliamt dalam dua tiga kata, sudah ikut
tertawa ketika diajak bernyanyi bersama sambil bertepuk tangan. Anak tampak
menikmati lagu-lagu bersajak ritmis dan larut dalam kegembiraan. Hal itu dapat
dipahami bahwa sastra lisan yang berwujud puisi-lagu tersebut dapat merangsang
emosi anak untyuk bergembira.
b.
Perkembangan Intelektual
Lewat cerita, anak tidak hanya memperoleh “kehebatan” kisah yang
menyenangkan dan memuaskan hatinya. Cerita menmapilkan urutan kejadian yang
mengandung logika pengurutan, logika pengaluran. Logika pengaluran
memperlihatkan hubungan antar peristiwa yang dipeni oleh tokoh baik protagonist
maupun antagonis. Hubungan yang dikembangkan dalam pengembangan alur pada
umumya berupa hubungan sebab akibat, artinya : sutu peristiwa terjadi akibat
atau mengakibatkan terjadinya peristiwa yang lain.
c.
Perkembangan imajinasi
Berhadapan dengan sastra, baik itu yang berwujud suara maupun tulisan,
sebenarnya kita lebih berurusan dengan masalah imajinasi. Sesuatu yang abstrak
yang berada di dalam jiwa, sedang secara fisik sebenarnya tidak terlalu
berarti. Bagi anak usia dini yang belum dapat membaca dan hanya dapat memahami
sastra lewat orang lain, cara penyampainnya masih sangat berpengaruh sebagaimnaa
halnya orang dewasa mengapresiasi poetry
reading atau deklamasi.
d.
Pertumbuhan Rasa Sosial
Bacaan cerita mendemontrasikan bagaimana tokoh berinteraksi dengan sesame
dan lingkungan. Bagaiaman tokoh itu saling berinteraksi untuk bekerjasama,
saling membantu, bermain bersama, dan lain sebagainya. Orang yang hidup di
tengah masyarakat tidak mungkin berada dalam keadan terisolasi tanpa
berhubungan dengan orang lain.
e.
Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius
Selain penunjang pertumbuhan dan perkembangn unsure emosional,
intelektual, imajinasi, dan rasa social, bacaan cerita sastra juga berperan
dalam mengembangkan aspek personalitas yang lian, yaitu rasa etis dan religius.
Demontrasi kehidupan yang secar konkret diwujudkan dalam bentuk tingkah laku
tokoh, di dalamnya juga terkandung tingkah laku yang menunjukkan sikap etis dan
religius.
2.
Nilai Pendidikan
a.
Eksplorasi dan Penemuan
Ketika membaca cerita, pada hakikatnya anak dibawa untuk melakukan sebuah
eksplorasi, sebuah penjelajahan, sebuah petualangan imajinatif, ke sebuah dunia
relative yang belum dikenalnya yang m,enawarkan berbagai pangalaman kehidupan. Petualangan
ke sebuah dunia yang menawarkan pengalman baru yang menarik, menyenangkan,
menenangkan dan memuaskan
b.
Perkembangan Bahasa
Sastra adalah sebuah karya seni yang bermediakan bahasa, maka aspek
bahasa memegang peran penting di dalamnya. Sastra tidak lain adalah suatu
bentuk permainan bahasa dan dalam genre puisi unsure permainan tersebut cukuop
menonjol. Bahasa dipergunakan untuk memahami dunia yang ditawarkan,
sekaligus sastra juga berfungsi
meningkatkan kemampuan berbahasa anak, baik menyimak, membaca, emnulis,
berbicara.
c.
Pengembangan Nilai Keindahan
Ketika anak berusia 1-2 tahun dininabobokkan dengan nyanyian, dengan
kata-kata yang bersajak dan berirama indah. Anak sebenarnya belum dapat
memahami makna dibalik kata-kata itu, tetapi sudah dapat merasakan
keindahannya.
d.
Penanaman Wawasan Multikultural
Berhadapan dengan bacaan sastra, anak dapat bertemu dengan wawasan budaya
berbagai kelompok social dari berbagai belahan dunia. Lewat sastra dapat
dijumpai berbagai sikap dan perilaku hidup yang mencerminkan budaya suatu
masyarakat yang berada dengan masyarakat lain.
e.
Penanaman Kebiasaan Membaca
Kata-kata bijak yang menyatakan bahwa buku adalah jendela ilmu
pengetahuan,buku adalah jendela untuk melihat dunia, menemui relevansiinya yang
semakin kuat dalam abad informasi. Adanya
arus globalyang melanda dunia dan yang mengandaikan dapat diikuti dengan baik
jika orang mau membaca.
BAB
II
PEMILIHAN
BACAAN SASTRA ANAK
Anak belum dapat memilih bacaan sastra yang baik untuk dirinya sendiri. Anak
akan membaca apa saja bacaan yang ditemui tidak perduli cocok atau tidak
untuknya atau itu memang belum tahu.
- Tahapan perkembangan anak dan pemilihan bacaan
Perkembangan berbagai aspek kejiwaan anak sesuai dengan usia secara
universal melewati tahap-tahap tertentu.
1.
Perkembangan Intelektual
Berbicara masalah pertumbuhan dan perkembangan intelektual (kognitif)
anak, pada umumnya orang merujuk teori Jean Piaget yang mengemukakan bahwa
perkembangan intelektual merupakan hasil interaksi dengan lingkungan dan
kematangan anak
2.
Perkembanagn Moral
Selain mempelajari perkembangan kognitif anak, Piaget juga mendalami
hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan
moral. Menurut Piaget perbedaan nyata antara anak dan dewasa adalah
bahwa anak memiliki dua moral . Piaget dan Kohlberg ahli lain yang
mengembangkan teori piaget lebih lanjut.
3.
Perkembangan Emossional dan
Personal
Sebagai seorang manusia di dalam kedirian anak terdapat berbagai aspek
yang sama mengalami pertumbuhan dan saling berkaitan satu dengan yang lain. Aspek
yang dimaksud adalah kognitif, afektif dan respon emosional. Hal tersebut dapat
diibaratkan sebagai sebuah matriks dalam perkembangan personalitas sangat
kompleks.
4.
Perkembangan Bahasa
Anak yang berstatus bayi mulai belajar bahasa lewat bunyi dan ucapan yang
didengarnya dari sekelilingnya, pada mulanya, anak tidak dapat membedakan
bunyi-suara manusia dengan bunyi-bunyian yang lain tetapi lama-kelamaan mampu
membedakannya.
Noam Chomsky, seorang linguis “penemu” teori tata bahasa generatif
transformasi, berkeyakinan bahawa dalam diri anak terdapat semacam “alat” yang
dipergunakan sebagai sarana memperoleh bahasa.
5.
Pertumbuhan konsep cerita
Kini timbul pertanyaan, bagaimana dan kapan pertumbuhan konsep cerita
pada anak, atau secara lebih konkret kapan anak mulai btuh cerita. Pemahaman
terhadap pola pertumbuhan ini merupakan hal yang penting bagi kitra untuk
membawa anak ke bacaan sastra.
- Penilaian Sastra Anak
Penilaian sastra anak yang dimaksud haruslah dipahami dalam kaitannya
dengan tujuan pemilihan bacaan bagi anak sesuai dengan perkembangan
kediriannya. Setelah selesai membaca sebuah bacaan cerita, adakalanya anak
menceritakan isi cerita dan menunjukkan sikap atau reaksinya terhadap cerita
itu.
1.
Alur Cerita
Alur merupakan aspek pertama utama yang harus dipertimbangkan Karen
aaspek inilah yang juga pertama-tama menentukan menarik tidaknya cerita dan
memiliki kekuatan untuk mengajak anakl secara total untuk mengikuti cerita
(Saxby, 1991 : 12).
2.
Penokohan
Istilah penokohan dapat menunjuk pada tokoh dan perwatakan tokoh. Tokoh
adalah pelaku ceritta lewat berbagai aksi yang dilakukan dan peristiwa serrta
aksi tokoh lain yang ditimpakan kep[adanya. Dalam bacaan cerita anak tokoh
dapat berupa manusia, binatang, atau mahluk dan objek lain seperti mahluk halus
(peri, hantu), dan tumbuh-tumbuhan.
3.
Tema dan Moral
Tema dalam sebuah cerita dapat dipahamisebagai sebuah makan, makna yang
mengikat keseluruhan unsure cerita sehingga cerita itu hadir sebagai sebuah
kesatuan yang padu. Berbagai unsure fiksi seperti alur, penokohan, alat, sudut
pandang, stile dan lain-lain berkaitan secara sinergis untuk bersama-sama
mendukung eksistensi tema.
4.
Latar
Sebuah cerita memerlukan kejelassan kejadian mengenai di mana terjadi dan
kapan kejadiannya untuk memudahkan pengimajian dan pemahamannya. Hal itu
berarti bahwa sebuah cerita memerlukan latar, latar tempat kejadian, latar
waktu, dan latar social budaya masyarakat tempat kisah terjadi. Latar menjadi
landas tumpu cerita.
5.
Stile
Stile berkaitan dengan bahasa yang dipergunakan dalam sastra. Jadi ia
termasuk dalam kategori bentuk, yaitu bentuk atau sarana yang dipergunakan
unsure mengekspresikan gagasan. Aspek stile menentukan mudah atau sulitnya
cerita dipahami, menarik atau tidaknya cerita dikisahkan, dan karenanya juga
mempengaruhi efek keindahan yang ingin dicapai.
6.
Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar-gambar yang menyertai cerita dalam buku sastra
anak. Hampir semua sastra anak dari berbagai genre pada umumnya disertai
gambar-gambar ilustrasi yang menarik.
7.
Format.
Format bacaan memegang peran penting untuk memotivasi anak untuk membaca
sebuah buku bacaan cerita walau format itu sendiri bukan bagian dari cerita. Yang
termasuk bagian format buku adalah bentuk, ukuran, desain sampul, desain
halaman dan model penjilidan.
*Guru MI Miftahul Ulum Waringinsari Pringsewu Lampung