#Attribution1 { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Saturday, November 17, 2012

PENGARUH MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS XI



PENGARUH MINAT BACA
TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2007-2008


 SKRIPSI

 
Oleh
Kartika Septiarini

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN  DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2008


PENGARUH MINAT BACA
TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2007-2008


Oleh
Kartika Septiarini


Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN  DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2008

ABSTRAK
PENGARUH MINAT BACA
TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK
SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO
TAHUN PELAJARAN 2007-2008

Kartika Septiarini

Kegiatan apresiasi satra perlu diberikan pada siswa khususnya siswa SMA, karena salah satu tujuan pengajaran sastra di sekolah menengah yang tidak mudah dicapai adalah pemahaman dan penghargaan siswa terhadap sastra. Dalam proses pembelajaran, membaca dapat dijadikan sebagai modal awal setiap siswa untuk melakukan apresiasi. Dengan membaca dapat mendorong seseorang untuk mengetahui tentang sesuatu ilmu pengetahuan dan menambah ragam pengetahuan secara umum. Semakin banyak membaca, semakin banyak pula wawasan pengetahuan yang dimiliki. Luasnya pengetahuan dari hasil bacaan itu akan memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengapresiasi setiap persoalan yang dihadapi. Minat baca merupakan suatu upaya bagi siswa untuk menumbuhkan tingkat apresiasi bagi diri mereka terhadap pemupukan keterampilan menulis, khususnya menulis cerita pendek. Untuk itu minat baca siswa terhadap karya sastra, terutama cerita pendek perlu ditingkatkan karena hal ini dapat pula meningkatkan penghargaan mereka terhadap karya sastra, sehingga mereka akan lebih menggauli karya sastra, khususnya cerpen. Masalah dalam penelitian ini adalah Rendahnya Minat Baca Sehingga Mempengaruhi Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri I Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.



Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat baca terhadap kemampuan apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri I Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan non tes (angket) dan tes (esai). Populasi meliputi seluruh siswa kelas XI Program Bahasa Semester II   SMA Negeri I Gadingrejo yang berjumlah 38 siswa. Karena penelitian ini penelitian populasi maka peneliti tidak menggunakan teknik sampling.

Berdasarkan analisis data yang peneliti lakukan dengan menggunakan rumus Product Momen, maka ditarik kesimpulan ada Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri I Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya
rxy = 0,754 dan nilai tersebut terlihat pada interval 0,60 – 0,799 dengan korelasi
 cukup atau sedang.





































Judul Skripsi                    :    PENGARUH  MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2007-2009

Nama Mahasiswa              :     Kartika Septiarini

No. Pokok Mahasiswa      :     04040013

Jurusan                              :     Pendidiikan Bahasa dan Seni

Program Studi                   :     Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia




MENYETEJUI

1.      Komisi Pembimbing

Pembimbing I,





(Dra. Ani Diana, M.Hum)
NIP / NBM 132056221

Pembimbing II,





(Drs. Jean Amorie)
NIP / NBM 131926163



2. Ketua Jurusan




(Dra. Ani Diana, M.Hum)
NIP / NBM 132056221


MENGESAHKAN



1.      Tim Penguji
Ketua          :      Dra. Ani Diana, M.Hum                  ………………………

Sekretaris    :      Drs. Jean Amorie                             …………………….

Anggota      :      Drs. H. A. Rahman Ardy, M.M       ……………………

                           Drs. Sobirin                                      ……………………

2.      Ketua STKIP Muhammadiyah Pringsewu,


Drs. Hi. Saukani, M.M
      NIP. 131690569











Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 30 Oktober 2008        




PERSEMBAHAN




Skripsi ini kupersembahkan  kepada :

1.      Ibunda Rota Yuni Asti dan Ayahanda  Hari Widodo,  tercinta yang selalu membimbing dan mendo’akan atas keberhasilanku.
2.      Adik-adikku tersayang, Kiki, Vivi, dan Lita yang selalu memotivasi dan mendoakan keberhasilanku.
3.      Bapak Samsul Bahri, S.Pd yang selalu mendo’akan dan membantu dalam penulisan skripsi ini.
4.      Nueri Susiantoro, S.Pd yang selalu mendo’akan dan memotivasi demi keberhasilanku.
5.      Teman-temanku Fitri, Dwi, Yuni, Ati, Acun, Reni, Lidiya dan teman-teman seangkatan 2004  yang selalu membantu dan memberi motivasi.
6.      Almamaterku STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.





MOTTO

Tuntutlah ilmu, sesungguhnya ilmu adalah  pendekatan kepada  Alloh dan  mengajarkan kepada orang yang tidak tahu adalah sodaqoh (HR. Ar-Rogill)



































RIWAYAT HIDUP




Penulis lahir di pekon Waringinsari Barat Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Tanggamus pada tanggal 10 September 1987 anak pertama dari Bapak Hari Widodo dan Ibu Rota Yuni Asti.

Riwayat Pendidikan
Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah:
1.      Taman Kanak-kanak
2.      Sekolah Dasar Negeri 2  Mulyosari tamat tahun 1998
3.      Sekolah MTS Alhuda Bandungbaru tamat tahun 2001
4.      Sekolah Menengah Kejuruan “17” Sukoharjo lulus tahun 2004
5.      Kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan  Muhammadiyah Pringsewu  Lampung, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, masuk tahun 2004.






KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini maupun bentuknya. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan  pada program studi Pendidikan  Bahasa dan Sastra Indonesia jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni  STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Penulis dalam menyelesaikan skripsi banyak dibantu oleh berbagai pihak.

Untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
1.      Drs. Hi. Saukani, M.M., selaku Ketua STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
2.      Dra. Ani Diana, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni  pada STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung dan sekaligus sebagai pembimbing utama.
3.      Drs. Jean Amorie,  selaku pembimbing kedua.
4.      Bapak dan Ibu Dosen, serta staf karyawan STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
5.      Semua pihak yang telah turut serta membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga semua amal baik Bapak, Ibu dan Saudara dibalas Allah SWT, dengan pahala yang setimpal. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.

                                                                                    Pringsewu,     April 2008

                                                                                    Penyusun,





                                                                                    Kartika Septiarini



















BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
       “Kebudayaan bangsa merupakan hasil proses dan penggabungan hasil karya, cipta, kreasi, fantasi  bangsa itu sendiri dalam berbagai bidang. Di  antara bidang kebudayaan itu ialah  kesenian. Menurut Zaidan Hendy (1986 : 6) : Kesenian adalah suatu ciptaan  manusia yang mengandung  keindahan, mulia, dan keagungan sehingga  dapat meninggalkan rasa haru, kagum atau puas bagi orang lain yang menikmatinya. Tidaklah berlebihan bila kesenian adalah merupakan salah  satu unsur penting dalam kehidupan manusia”.

Kesenian sebagai pohon kehidupan memiliki berbagai cabang dan ragamnya, antara lain ; seni suara, seni tari, seni musik, seni lukis, seni pahat, seni sastra, dan sebagainya. Dengan demikian kita ketahui bahwa kesusastraan adalah bagian dari kesenian, seni adalah sebuah ilmu. Sebagai sebuah ilmu, kesusastraan memiliki perangkat, teknik, tujuan, arah pembelajaran, dan  pengembangan  materi  pembelajaran. Pengembangan silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, harus memperhatikan hakikat bahasa dan sastra sebagai sebuah sarana komunikasi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Arah pembelajaran yang telah digariskan oleh Dirjen Dikdasmen (2004 : 1) adalah bagi  para siswa terampil berbahasa Indonesia, terampil membaca, terampil menyimak, terampil  menulis, dan terampil berbicara.

Merujuk pada penegasan di atas sastra adalah satu bentuk sistem tanda karya seni yang bermediakan bahasa. Sastra hadir untuk dibaca, dinikmati, dan dimanfaatkan untuk mengembangkan wawasan kehidupan, yang pada gilirannya nanti memberikan puncak apresisasi terhadap  dinamika hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara  pada sistem tatanan  yang berlaku, sebab salah satu pengajaran sastra  di sekolah yang  tidak mudah dicapai adalah pemahaman dan penghargaan terhadap sastra itu sendiri.  

Membaca karya sastra berarti berada dalam dunia imajinasi, dunia rekayasa, dan dunia fantasi. Pembaca akan berhadapan dengan berbagai karakter tokoh yang dikemas dalam sederetan peristiwa. Hal tersebut merupakan pengalaman yang dapat mengembangkan dan mematangkan pandangan hidup pecinta dan penikmat sastra.

Asumsi di atas dapat ditengarai secara logis karena sastra adalah karya refleksi yang sarat dengan tanggapan dan penilai pengarang terhadap alam sekitarnya.
Inilah yang menjadi dasar penghargaan terhadap karya sastra. Dengan membacanya kita dapat mempertimbangkan kembali sikap dan pandangan hidup, karena sastra adalah sebuah ilmu.



Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, sedang yang dimaksud “pikiran” di sini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran dan semua kegiatan mental manusia. Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman pemikiran perasaan, ide semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Sebuah karya sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat penikmatnya, ini dapat dilihat dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (masyarakat) melalui bahasa sebagai media dan mempunyai efek yang positif terhadap kehidupan manusia (Esten, 1978 : 9).

Karya sastra yang baik mampu memberikan rasa puas dan rasa senang kepada pembacanya. Karya sastra yang baik memberikan pesona, membius pembacanya, membuat pembaca larut  di dalamnya yang meluapkan lajunya waktu. Karya sastra yang baik tidak pernah membosankan, pembaca tidak merasa “dipaksa membaca” tidak dibebani suatu kewajiban. Pembaca merasa bebas dan senang dalam melarutkan diri dengan karya sastra, serta mengajak orang untuk merenungkan masalah-masalah hidup, mengajak orang untuk berkompetensi, menyadarkan dan membebaskannya dari segala belenggu-belenggu pikiran yang jahat dan keliru.

Sebuah cipta sastra yang indah, bukanlah karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Akan tetapi keindahan sebuah karya sastra terletak juga pada keharmonisan unsur-unsur yang membangunnya. Di dalam karya sastra terkandung nilai-nilai luhur tentang kehidupan. Nilai-nilai luhur ini perlu dikenalkan kepada siswa  melalui kegiatan apresiasi.  Ada beberapa nilai yang harus dimiliki oleh sebuah cipta sastra yaitu nilai-nilai estetika, nilai-nilai kehidupan yang mengacu ke tingkat apresiasi.

Adapun yang dimaksud dengan apresiasi adalah sifat-sifat atau hal yang penting dalam sifat kemanusiaan (KBBI, 1990 : 615). Selanjutnya Kontjaraningrat (1986 : 38) mengatakan bahwa apresiasi adalah sesuatu yang baik dalam hal pemahaman penilaian yang menjadi cita-cita dan dianggap penting oleh masyarakat, karena memberikan tingkat penghargaan yang tinggi.

Dalam sebuah karya sastra prosa seperti cerpen ada dua unsur yang membangunnya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cipta sastra itu dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang mempengaruhi cipta sastra itu dari luar atau latar belakang dari penciptaan cipta sastra itu. Adapun unsur yang membangun  karya sastra dari luar seperti politik, ekonomi, sosiologi, ilmu jiwa atau pendidikan.

Kegiatan apresiasi sastra perlu diberikan pada siswa khususnya siswa SMA, karena salah satu tujuan pengajaran sastra di sekolah menengah yang  tidak mudah dicapai adalah pemahaman dan penghargaan siswa terhadap sastra. Dalam silabus Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas XI Program Bahasa terdapat Kompetensi Dasar yaitu  menganalisis nilai-nilai yang terdapat dalam cerita pendek (Apresiasi). Makna yang tersurat dalam silbus tersebut adalah siswa-siswi kelas XI program bahasa harus memiliki kemampuan apresiasi cerita pendek. Perangkat apresiasi tersebut meliputi pemahaman dengan peristiwa-peristiwa yang dilukiskan, konflik-konflik cerita, perwatakan tokoh-tokoh, latar dalam cerita dan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah cerita. Namun kenyataan yang ada, dari hasil prapenelitian yang penulis lakukan dengan guru pembimbing di kelas  bahwa apresiasi cerita pendek siswa masih sangat rendah  dan perlu ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian siswa jurusan Bahasa Indonesia kelas XI sebagai berikut :
Tabel 1. Data hasil ulangan harian mata pelajaran bahasa indonesia kelas XI Bahasa, untuk sub pokok bahasan Apresiasi cerita pendek

NO
Interval Nilai
KATEGORI
JUMLAH SISWA
%

1

0 -  5,5
Rendah
21
55

2
5,6 – 7,5
Sedang
9
24
3
7,6 – 100
Tinggi
8
21

Jumlah

38
100 %

Sumber : Guru Bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007/2008.

Cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk prosa yang melukiskan atau menceritakan sesuatu tentang kehidupan manusia baik perbuatan lahir maupun peristiwa batinnya sehingga terlahir suatu konflik atau pertikaian dalam cerita tersebut. Dalam sebuah cerita tidak terlepas dari adanya suatu masalah-maslah ataupun peristiwa-peristiwa yang dibuat oleh pengarang.
Apresiasi sangat penting bagi manusia karena dengan apresiasi dapat membentuk kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Akan tetapi apresiasi  bagi setiap siswa terhadap karya sastra  tentu tidak sama. Karya tumbuh berkembangnya  nilai dan tingkat apresiasi itu tidak lepas dari proses pembelajaran kehidupan  yang dilalui  tiap pribadi seperti halnya melihat, mendengar, dan membaca.  Dengan melihat, seseorang dapat menambah wawasan tetang sesuatu yang baru dilihatnya. Dengan mendengar, seseorang dapat mengerti dan memahami hal-hal yang telah didengar. Demikian pula, seseorang yang membaca akan menambah cakrawala berfikirnya terhadap isi bacaan tersebut, pada saat gilirannya orang yang membaca itu dapat memberikan penilaian, tangggapan dan apresiasi secara pribadi. 

Proses pembelajaran dari membaca dapat dijadikan sebagai modal awal setiap siswa untuk  melakukan apresiasi sebab dengan membaca dapat mendorong seseorang untuk mengetahui tentang sesuatu ilmu pengetahuan dan menambah ragam pengetahuan secara umum. Semakin banyak membaca, maka semakin banyak pula wawasan pengetahuan yang dimiliki. Luasnya pengetahuan dari hasil bacaan itu akan memberikan kemudahan bagi siswa-siswi untuk mengepresiasi setiap persoalan yang di hadapi. Minat baca merupakan suatu upaya bagi siswa untuk menumbuhkan tingkat apresiasi bagi diri mereka  terhadap pemupukan keterampilan menulis, khususnya menulis cerita pendek.


Mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan KTSP, dinyatakan bahwa sastra memungkinkan manusia  mampu menyadarkan dirinya sebagai manusia yang utuh, mandiri, berperilaku halus, bertoleransi dengan sesama dan menghargai orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya. Oleh karena itu, pembelajaran sastra Indonesia diarahkan kepada pembentukan peserta didik yang berpribadi luhur,  memiliki pengetahuan kesastraan, bersikap positif dan aktif terhadap sastra Indonesia.
Pembentukan pribadi peserta didik tentu melalui tahapan dan proses,  terutama motivasi dari dalam diri sendiri untuk proaktif memahami berbagai sumber pengetahuan dan ragam media yang tersedia. Untuk mencari dan menambah wawasan seseorang, tidak lepas dari minat baca karena membaca merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang menjadi modal dasar untuk menjadikan keterampilan menulis dan keterampilan berbicara dan sebagainya.

Minat baca adalah dorongan untuk ingin tahu terhadap sesuatu hal yang menjadi sumber bacaan, seperti dorongan untuk membaca buku-buku sastra, seperti cerpen,  novel, dan sebagainya. Minat baca siswa terhadap  karya sastra, terutama  cerita pendek perlu ditingkatkan karena hal ini dapat pula meningkatkan penghargaan mereka terhadap karya sastra, sehingga mereka akan lebih menggauli karya sastra, khususnya cerpen.

Sejalan dengan hal tersebut, penulis ingin  menguraikan pengaruh minat baca terhadap  kemampuan apresiasi cerita pendek  siswa kelas XI Bahasa semester II  SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.    
  
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
“Apakah Ada Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008”

Dari rumusan masalah di atas penulis merumuskan judul penelitian sebagai berikut:
“PENGARUH MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2007-2008”

C.      Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memudahkan dalam penelitian guna memperoleh data yang konkrit serta tidak menyimpang dari permasalahan, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:
1.                   Objek Penelitian : Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek.
2.                   Subyek Penelitian : siswa  kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo.
3.                   Waktu Penelitian : Semester II  Tahun Pelajaran 2007-2008.
4.                   Tempat penelitian : SMA Negeri 1 Gadingrejo, Kabupaten Tanggamus.

D.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.         Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minat baca terhadap kemampuan apresiasi cerita pendek siswa Kelas XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008”.

2.         Kegunaan Penelitian
a.         Sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengajarkan materi Bahasa dan Sastra Indonesia, agar  lebih membiasakan  minat baca bagi peserta didik khususnya membaca prosa.
b.        Sebagai bahan peningkatan apresiasi bagi siswa serta dapat mengimplementasikan dalam berkarya , khususnya  menulis cerpen.
c.         Sebagai kontribusi pemikiran bagi guru Bahasa  dan Sastra Indonesia dalam rangka meningkatkan apresiasi sastra di sekolah.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A.      Tinjauan Pustaka
1.         Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa
a.        Pengertian  Kemampuan Apresiasi
Istilah apresiasi berasal dari bahasa inggris "apresiation" yang berarti penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja "ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai, mengerti dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi.

Kata apresiasi secara harfiah berarti ‘penghargaan’ terhadap suatu objek, hal, kejadian, atau pun peristiwa. Untuk dapat memberi penghargaan terhadap sesuatu, tentunya kita harus mengenal sesuatu itu dengan baik dan dengan akrab agar kita dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap sesuatu itu. Sebelum kita dapat memberi pertimbangan bagaimana penghargaan yang akan diberikan terhadap sesuatu itu. Kalau yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah karya sastra, lebih tepat lagi  karya sastra prosa, maka apresiasi itu berati memberi penghargaan dengan sebaik-baiknya dan seobjektif mungkin terhadap karya sastra prosa itu. Penghargaan yang seobjektif mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah karya sastra itu kita baca, kita telaah unsur-unsur pembentuknya, dan kita tafsirkan berdasarkan wawasan kita terhadap karya sastra itu.

b.        Bentuk-bentuk Sastra
Bentuk-bentuk sastra mencakup roman, novel, cerpen. Selanjutnya yang akan diuraikan lebih lanjut adalah cerita pendek.
1)        Cerpen
Cerita pendek atau cerpen adalah cerita fiksi berbentuk prosa yang sangat singkat, padat, yang unsur-unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan ceritanya memberikan kesan tunggal (Jambrohim, 1986 : 165).
Kependekan sebuah cerpen bukan karena bentuknya yang jauh lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya yang sangat dibatasi. Dengan pembatasan ini maka, sebuah masalah akan tergambar lebih jelas dan mengesankan pembaca.

Menurut Noto Susanto dalam Tarigan (1986 : 165), mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5.000 kata atau kira-kira 17 halaman kuwarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri. Maksud dari uraian tersebut adalah cerita pendek jika diketik kurang lebih berjumlah 17 halaman kuwarto dengan spasi rangkap, namun demikian di dalamnya tetap mempunyai unsur cerita yang lengkap.

Selanjutnya menurut Tirta Wirya (1983 : 62) menjelaskan bahwa sebuah cerpen atau short story dalam bahasa Inggris pada dasarnya menuntut dan mengadakan tuntutan berupa kemestian adanya perwatakan yang jelas pada tokoh cerita. Sang tokoh merupakan sentral-ide dari cerita. Cerita bermula dari sang tokoh dan nantinya berakhir pada nasip yang menimpa sang  tokoh ini pula.

Dari beberapa pendapat mengenai cerita pendek di atas, penulis mengacu pada pendapat Rosidi dalam Tarigan (1984 : 175) yang mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita pendek dan merupakan suatu kesatuan ide. Dalam singkatan dan kepadatan itu, sebuah cerita adalah lengkap, bulat terikat pada satu kesatuan jiwa: pendek, padat, dan lengkap.

Suprapto (1991 : 102) juga membagi-membagi bentuk karya sastra menjadi empat yaitu:
1)        Prosa
Prosa adalah bentuk sastra yang dituliskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang menggunakan aturan-aturan dan kaidah-kaidah seperti dalam puisi.
2)        Puisi
Puisi adalah hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang dengan kata kiasan.
3)        Prosa Liris
Prosa liris merupakan bentuk karya sastra yang berbentuk puisi, namun ditulis dengan bahasa bebas.
4)        Drama 
Drama adalah suatu karangan  dalam prosa atau puisi yang menyajikan dalam dialog atau pantomim suatu kriteria yang mengandung konflik atau kontras seseorang tokoh. Terutama sekali suatu cerita yang diperuntukkan buat dipentaskan di atas panggung.

c.         Pengertian Cerpen dan Unsur Penunjang
Sebagaimana telah diuraikan pengertian cerpen di atas, maka penulis juga akan menguraikan beberapa unsur penunjang cerita pendek, yaitu:
1)        Unsur Intrinsik
Menurut Suprapto unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, berkaitan dalam bentuk lahiriyah (anatomi) dan bahasa yang dipakai. Misal: tema, plot, setting, perwatakan dan penokohan, point of view, suspense dan foreshadowing, limited focus, gaya dan bahasa (1991 : 90).
Sedangkan menurut pendapat Esten (1987 : 20), bahwa unsur instrinsik adalah segi yang membangun cipta sastra dari dalam. Misalnya hal-hal yang berhubungan dengan struktur seperti alur, latar, pusat pengisahan, penokohan dan gaya bahasa. Kemudian hal-hal yang berhubungan dengan amanat termasuk kedalaman isi.
Hal-hal tersebut antara lain:
a)         Tema
Tema adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang menjadi jiwa dan dasar cerita (Suprapto, 1991 : 86).

Menurut Jacob S. dan Saini K. M. (1988 : 56), tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan mau sekedar cerita, tetapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya itu bisa suatu masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau komentar terhadap kehidupan ini.

Sedangkan menurut pandangan Esten (1978 : 22), bahwa tema adalah sesuatu yang menjadi persoalan bagi pengarang. 

Dari beberapa pengertian tema di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa tema adalah pokok pikiran yang menjadikan ide sebuah cerita.
b)        Amanat
Suprapto (1991 : 11) mengungkapkan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasari karya sastra dan sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau pendengar.
c)         Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalani dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/permasalahan kearah klimaks dan selesainya, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu dan hubungan sebab akibat (Suprapto, 1991 : 10).

Selanjutnya Esten (1978 : 26), mengemukakan bahwa alur adalah urutan peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita rekaan. Biasanya alur dari sebuah cerita rekaan terdiri dari: situasi (mulai melukiskan keadaan), generating arcumstances (peristiwa-peristiwa mulai bergerak), rising action (mulai memuncak), klimaks (titik puncak), penyelesaian.

Menurut Jacob Sumardjo dan Saini K. M. (1988 : 49) plot adalah elemen-elemen yang dalamnya terdiri dari:
(1)          Pengalaman
(2)          Timbulnya konflik
(3)          Konflik memuncak
(4)          Klimaks
(5)          Pemecahan soal
Dari beberpa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa pengertian alur adalah jalannya peristiwa melalui permasalahan hingga penyelesaian yang terdiri atas situasi, timbulnya konflik dan lain-lain.

d)        Setting / latar
Latar atau setting menurut Brooks (dalam H. G. Tarigan, 1993 : 136), adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam suatu cerita. Setting dalam fiksi bukan hanya sekedar background, artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya sebuah cerpen atau novel, memang harus terjadi disuatu tempat dan dalam satu waktu. Dalam fiksi lama tempat kejadian cerita dan tahun-tahun terjadinya disebutkan panjang lebar oleh penulisnya, dan di situ setting hanya sekedar tempat kejadian. Dalam cerpen yang baik setting harus benar-benar mutlak untuk menggarap tema dan karakter cerita. Dalam cerpen yang berhasil setting yang terintegrasi (menyatu) dengan tema, watak, gaya, implikasi, (kaitan) filosofis.

Setting bisa berarti banyak yaitu tempat tertentu, daerah tertentu, orang-orang tertentu, orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu akibat situasi lingkungan atau zamannya, cara hidup tertentu, dan cara berpikir tertentu (Jacop Sumarjo dan Saini K. M., 1988 : 76).
Selanjutnya menurut Suprapto (1991 : 45), mengemukakan bahwa latar atau setting adalah sesuatu yang melingkupi pelaku dalam cerita yang melingkupi: latar alat (pulpen, cincin dan sebagainya), latar suasana (sedih, gembira, dingin dan sebagainya), latar tempat (sekolah, ruang belajar, kamar tidur, dan sebagainya), latar waktu (lampau, sekarang, pagi, sore dan sebagainya).
e)         Penokohan
Penokohan adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak. Tokoh-tokoh dalam sebuah cerita rekaan (Esten, 1978 : 27).

Selanjutnya menurut Suprapto (1991 : 62), penokohan adalah penentuan dan penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.
Penokohan yang baik adalah penokohan yang berhasil menggambarkan tokoh-tokoh tersebut yang memiliki tipe manusia yang dikehendaki tema dan amanat (Esten, 1978 : 27)
f)         Sudut Pandang/Point of  View
Sudut pandang adalah sudut pandang yang diambil oleh pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita.
Jenis-jenis sudut pandang yaitu:
(1)          Omniscient Point of  View (sudut pengelihatan yang berkuasa)
Di sini pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia tahu segalanya, ia bisa menciptakan segalanya yang ia perlukan untuk melengkapi ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan.
(2)          Objective Point of View
Dalam teknik ini pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi, pengarang sama sekali tak mau masuk ke dalam pikiran pelaku.
(3)          Point of View Orang Pertama
Teknik inilah yang sering kita jumpai dalam cerpen Indonesia. Gaya ini bercerita dengan sudut pandangan “aku”. Jadi seperti orang menceritakan pengalaman sendiri saja.





(4)          Point of View Peninjau
Dalam teknik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian cerita kita ikuti bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri. Jadi teknik ini berupa penuturan, pengalaman, seseorang, si dia (Sujiman, 1988 : 82).

g)        Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk melukiskan sesuatu maksud guna membentuk plastis bahasa (Suprapto, 1991 : 32).
Menurut Esten (1997 : 28) yang dimaksud dengan gaya bahasa adalah cara seseorang pengarang mengungkapkan suatu pengertian dalam  kata (frase) kelompok kata-kata kiasan untuk memperindah bahasa.

2)        Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur  yang mempengaruhi cipta sastra dari luar atau latar belakang dari penciptaan cipta sastra tersebut. Misalnya: faktor  sosial ekonomi, moral, politik, sejarah budaya, dan sebagainya (Esten, 1978 : 20).

Sedangkan menurut Panuti Sudjiman (1984 : 25), menyatakan bahwa unsur ekstrinsik adalah unsur yang terdapat di luar larya sastra tidak merupakan sifat atau bagian dari dasar karya sastra.
Sejalan dengan itu, Suprapto (1991 : 90) mengemukakan bahwa unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, berkaitan dengan masalah itu sendiri. Misalnya: masalah pendidikan, sosial, kejiwaan, kedokteran, ekonomi, teknologi, filsafat dan sebagainya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar. Unsur ekstrinsik ini mencakup  semua persoalan yang ada  disemua segi kehidupan manusia, seperti persoalan adat-istiadat, agama, ekonomi, politik dan masalah sosial  lainnya.
Cakupan yang termasuk dalam unsur ekstrinsik karya sastra seperti berikut ini:
a)         Nilai Sosiologi/Kemasyarakatan
Nilai sosiologi/kemasyarakatan adalah nilai-nilai tentang sifat dan perkembangan masyarakat (KBBI, 1990 : 855).



b)        Nilai Filosofis/Jalan Hidup
Nilai filosofi adalah nilai tentang filsafat yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenal hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya (KBBI, 1990 : 242).
c)         Nilai moral
Karya sastra pada umunya mengandung nilai-nilai luhur seperti nilai sosiologi, filosofi, psikologi, yang semuanya diungkapkan secara tersirat dan tersurat dalam karya sastra. Adapun yang dimaksud dengan nilai adalah persepsi atau pengertian yang diperoleh dari pembaca lewat karya sastra (Mustopo, 1993 : 6). Tidak semua pembaca dapat memperoleh nilai moral yang disampaikan oleh pengarang. Nilai moral dapat diperoleh bila pembaca benar-benar mendapatkan pengalaman dari karya sastra tersebut.
d)        Nilai Metafisika Ketuhanan
Nilai metafisika Ketuhanan adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak kelihatan (KBBI, 1990 : 580).
e)         Nilai Politik
Nilai politik adalah nilai-nilai tentang kenegaraan atau ketatanegaraan seperti system pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan dan lain-lain (KBBI, 1990 : 694).
f)         Nilai Kebenaran Baik Buruk
Nilai kebenaran baik dan buruk adalah nilai-nilai tentang keadaan atau hal-hal yang cocok dengan keadaan sesungguhnya atau benar-benar ada. Misalnya yang diajarkan oleh agama (KBBI, 1990 : 100).
g)        Nilai Ekonomi
Nilai ekonomi adalah nilai-nilai tentang asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan (KBBI, 1990 : 220).
h)        Nilai Idiologi
Nilai idiologi adalah nilai-nilai tentang kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup (KBBI, 1990 : 319).
i)          Nilai Teknologi
Nilai teknologi adalah nilai-nilai tentang kemampuan teknik yang berdasarkan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknik yang merupakan sarana penting dalam membangun.





d.        Ciri-ciri Cerpen
1)        Masalah Tunggal
Dalam sebuah cerpen terdapat satu pokok permasalahan saja, jikalau ada permasalahan lain permasalahan tersebut hanya berperan sebagai pendukung pokok permasalahan saja.
2)        Terdiri dari 1.000 – 10.000 kata
Cerpen mempunyai batasan-batasan panjang pendeknya sebuah cerita yaitu terdiri dari ± 1000 sampai 10.000 kata.
3)        Habis dibaca sekali duduk
Cerpen adalah sebuah karangan referensi yang biasa habis dibaca dalam sekali duduk.
4)        Tidak mengubah nasib tokoh
Cerpen memang karangan fiksi, yang biasa dibuat dari hayalan seseorang. Namun perlu diketahui bahwasanya sebuah cerpen itu merupakan cerminan dari kehidupan, oleh karena itu  karakteristik penokohan cerpen harus selaras dengan kehidupan  yang nyata dengan kata lain  tidak mengubah nasib  seseorang tokoh.
5)        Waktu pembacaannya kurang lebih dua jam
Lama waktu pembacaan sebuah cerpen biasanya adalah ± 2 jam.



e.         Bahan atau Sumber Menulis Cerpen
1)        Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi merupakan yang dilalui oleh seseorang dalam romantika dan dinamika kehidupan ini. Setiap pengalaman memiliki hikmah tersendiri yang dapat menjadi tolak ukur  langkah ke depan. Dan pada gilirannya pengalaman pribadi itu  dapat dituangkan ke dalam cerita pendek.
2)        Catatan Harian
Kebiasaan yang baik adalah merekam  segala aktivitas sehari-hari ke dalam buku harian, maka suatu ketika catatan harian yang ditulis tersebut dapat dijadikan  bahan atau sumber dalam menulis cerita pendek.
3)        Fakta
Kondisi yang riil dalam kehidupan ini sangat menarik  untuk dijadikan sumber dan bahan cerita dari berbagai aspek dan lintas sektoral kehidupan ini.
4)        Imajinasi
Imajinasi memiliki kekuatan fantasi untuk menyibak dimensi  waktu dan keadaan. Sehingga dengan imajinasi seseorang dapat menulis cerita yang disuguhkan kepada pembaca.


5)        Cerita Orang Lain
Setiap orang memiliki cerita maupun tidak memiliki kemampuan untuk menulis. Maka bagi orang yang memiliki potensi menulis cerita tersebut dapat dijadikan sumber cerita.
6)        Berdasarkan Cerita Orang Lain
Cerpen merupakan karya fiksi berbentuk prosa sehingga perlu banyak berkhayal dalam menulisnya. Peristiwa demi peristiwa, tokoh suasana atau latar dalam cerpen merupakan khayalan pengarang semata. Bahan buku cerpen dapat berasal dari kisah yang benar-benar terjadi dalam masyarakat, baik pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Kisah nyata tersebut diolah oleh pengarang menjadi cerpen yang merupakan cerita fiksi atau cerita rekaan.

f.         Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menulis Cerpen
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menulis cerita pendek yaitu:
1)         Judul cerpen yang sugestif, artinya judul yang ditampilkan itu menimbulkan antusias dan minat baca bagi orang lain.
2)         Masalah trendy, problem yang ditampilkan hendaklah hangat, baru dan menjadi persoalan yang menarik.
3)         Materi komulatif.
4)         Masalah yang ditampilkan memberikan nuansa baru.
5)         Bahasa yang menarik dan indah.
6)         Memulai dari hal yang sederhana.

2.         Minat Baca
a.        Pengertian Minat Baca
Pengertian minat menurut kamus bahasa indonesia, berarti perhatian atau kesukaan pada suatu obyek (Poerwodarminto, 1983). Menurut Jones (dalam Indarto, 1994) minat diartikan sebagai suatu perasaan terhadap suatu obyek berupa benda atau situasi tertentu, dan perasan suka ini dimanifestasikan dalam bentuk reaksi nyata atau berupa angan-angan saja. Perasaan ini tidak dapt ditentukan secara obyektif tetapi hanya dapat diketahui dari pernaytaan yang dibuat subyek sendiri.
Asher, Tiffin, dan Knight (1953) mengartikan minat sebagai sikap atau kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusataan perhatian terhadap masalah-masalah atau aktivitas tertentu atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman dan akan selalu diulang. Selain itu minat juga diartikan sebagai suatu perasaan senang yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus terhadap sesuatu atau aktivitas tertentu. Hal ini senada dengan pendapat Lukas dan Britt (dalam Indarto, 1930 di mana minat bukan sekedar suatu proses mekanik dari perhatian karena di dalamnya tercakup masalah peresaan (feeling).
Skinner (1977) mengemukakan bahwa minat selalu berhubungan dengan obyek yang menarik individu, dan obyek yang menarik adalah yang dirasakan menyenangkan. Apabila seseorang mempunyai minat terhadap suatu obyek maka minat tersebut akan mendorng seseorang untuk berhubungan lebih dekat dengan obyek tersebut, yaitu dengan melakukan aktivitas lebih aktif dan positif demi mencapai sesuatu yang diminatinya.
Selanjutnya “baca” adalah melihat serta memahami isi dari yang tertulis (2003 : 72). Pengertian Minat Membaca  
Kegiatan membaca, baik itu membaca berbagai media seperti koran, buku, majalah maupun novel ditentukan ada atau tidaknya  minat  terhadap kegiatan tersebut.  Artinya seseorang tidak akan  membaca jika dia merasa tidak suka atau tidak mendapatkan manfaat dari  membaca. Sehingga bisa dikatakan bahwa minat adalah motivator yang kuat untuk melakukan suatu kegiatan.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.  Misalnya, seorang anak berminat menjadi penulis, maka kecenderungan yang dilakukan olehnya adalah mencoba melakukan kegiatan menulis, seperti menulis diari, cerpen ataupun puisi.
Minat juga diartikan sebagai sikap positif  terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang.
Pengertian minat baca menurut istilah adalah dorongan hati setiap orang untuk memahami setiap kata demi kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang dituangkan dalam bacaan itu.

b.        Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca ialah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti erat sekali berhububgan dengan maksud tujuan, atau intensif kita membaca. Berikut ini kita kemukakan beberapa yang penting:
1)        Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh: apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
2)        Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3)        Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada sikap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga dan seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).
4)        Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh  yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca referensi (reading for inference).
5)        Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang itdak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu mengenai cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
6)        Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu.,apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti  cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
7)        Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). (Anderson, 1972 : 214).

c.         Macam-Macam Membaca
Membaca merupakan suatu ketrampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan, secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu:
1)        Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berbeda pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:
a)         Pengenalan bentuk huruf
b)        Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klause, kalimat dan lain-lain).
c)         Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).
d)        Kecepatan membaca bertaraf lambat.
2)        Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dianggap berada pada  urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:
a)         Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
b)        Memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
c)         Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).
d)        Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. (Broughton, 1978 : 211).

Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis (mechanical skills) tersebut maka aktivitas maka aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara. Dan untuk ketrampilan pemahaman (comprehension skills) maka yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati, yang dapat pula dibagi atas:
a)         Membaca ekstensif (extensive reading)
Membaca ekstensif ini mencakup:
(1)     Membaca survey (survey reading)
(2)     Membaca sekilas (skiming)
(3)     Membaca dangkal (supervicial reading)
b)        Membaca intensif (intensive reading)
Sedangkan membaca intensif dapat pula dibagi mmenjadi:
(1)     Membaca telaah isi (content study reading) yang mencakup pula:
(a)      Membaca teliti (close reading)
(b)     Membaca pemahaman (comprehensive reading)
(c)      Membaca kritis (critical reading)
(d)     Membaca ide (reading for ideas)
(2)     Membaca telaah bahasa (language study reading) yang mencakup:
(a)      Membaca bahasa asing (foreign language reading)
(b)     Membaca sastra (literary reading.)



3.         Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek
Kegemaran  membaca merupakan salah satu modal dasar kepengarangan. Dengan membaca akan menambah  pengalaman batin si pembaca.  Karena di dalam bacaan khususnya novel atau bacaan lain dapat dijumpai berbagai informasi serta peristiwa-peristiwa  yang selama ini belum pernah  didapat. Segala masukan-masukan yang menambah wawasan dan cakrawala berpikir akan memotivasi setiap individu untuk giat membaca. Di pihak lain tumbuhnya apresiasi terhadap cerita pendek tidak lepas dari pemahaman individu pada bacaan yang dibaca. Apresiasi akan muncul  dari sebuah bacaan  tentu tidak datang secara spontan, melainkan melalui proses yang berkelanjutan yang berawal dari minat baca, dorongan minat baca yang kuat  akan menumbuhkan pemahaman. Tindak lanjut dari pemahaman  memberikan pengaruh dan penghayatan  yang tinggi  dan pada akhirnya memberikan pretense dan penghargaan yang tinggi terhadap bacaan yang dihadapi.
Dengan demikian minat baca sangat berpengaruh terhadap apresiasi cerita pendek. Karena minat baca dan apresiasi merupakan dua sisi yang saling mempengaruhi.







B.       Kerangka Pikir
Keberhasilan pembelajaran, seperti pembelajaran apresiasi sastra dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Adapun salah satu faktor interen yang sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran adalah minat.
Berdasarkan  masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat diamati bahwa apresiasi cerita pendek siswa dapat didasarkan dari berbagai faktor yang dapat mendukung dan menyalurkan bakat  keterampilan menulis, hobi menulis. Salah satu faktor  yang berpengaruh sebagai upaya terhadap apresiasi cerita pendek siswa adalah minat baca siswa terhadap buku-buku pelajaran  yang bernuansa sastra khususnya novel atau cerpen.

 Adapun penerapan dari apresiasi cerita pendek siswa meliputi:
1.         Unsur Intrinsik
2.         Unsur Ekstrinsik
3.         Ciri-ciri Cerpen
4.         Bahan atau Sumber Cerita

Untuk lebih jelasnya, penulis tuangkan ke dalam skema kerangka Pikir berikut
Apresiasi Cerita Pendek (Y) indikator
1.    Unsur Intrinsik (tema, amanat, alur, setting/latar, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa).
2.    Unsur Ekstrinsik (nilai sosiologi, nilai filosofis, nilai moral, nilai metafisika Ketuhanan, nilai politik, nilai kebenaran baik buruk, nilai ekonomi, nilai ediologi, nilai teknologi).
3.    Ciri-ciri Cerpen
4.    Sumber Cerita (pengalaman pribadi, catatan harian, fakta, imajinasi, berdasarkan  cerita orang lain).

 
ini:








 










C.      Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
                 Ada Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.



BAB  III
METODE PENELITIAN
A.      Definisi Operasional Variabel
Devinisi operasional variabel adalah devinisi yang diberikan terhadap suatu variabel penelitian sedemikian rupa sehingga variabel tersebut dapat diukur (didapatkan datanya) untuk keperluan penelitian.
Untuk memudahkan  dalam pengamatan dan pengukuran variabel pada penelitian ini, maka variabel-variabel dalam penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut:
1.      Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah suatu variabel atau gejala yang mempengaruhi variabel lain. Adapun variabel bebasnya yaitu minat baca siswa. Di mana minat merupakan dorongan hati setiap orang untuk memahami setiap kata demi kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang dituangkan dalam bacaan itu. Proses pembelajaran dari membaca dapat dijadikan sebagai modal awal setiap siswa-siswi. Sebab membaca adalah dorongan minat seseorang secara psikologis untuk mengetahui tentang sesuatu  ilmu pengetahuan dan menambah ragam  pengetahuan secara umum. Semakin banyak membaca, maka semakin banyak  pula wawasan pengetahuan yang dimiliki. Luasnya pengetahuan dari hasil bacaan itu akan memberikan kemudahan bagi siswa-siswi untuk mengapresiasi setiap persoalan yang dihadapi.
2.      Variabel Terikat (Y)
Variabal terikat adalah variabel yang mendapat pengaruh dari variabel bebas. Adapun variabel terikatnya yaitu kemampuan apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008. Yang dimaksud kemampuan  apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008 yaitu kemampuan siswa dalam mengapresiasikan cerita pendek setelah malakukan kegiatan membaca.

B.       Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Untuk memperoleh data yang diperlukan, dalam penelitian ini  menggunakan instrument sebagai berikut:
1.      Teknik Pengumpulan Data
a.       Minat Baca (X)
Penulis menggunakan instrument berupa angket untuk mendapatkan data tentang minat baca  dalam bentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D. Jumlah instrumen yang diberikan sebanyak 20 item pertanyaan  yang diberikan kepada sampel yang berjumlah 38 orang siswa. Skor  yang diberikan untuk setiap butir pertanyaan diklasifikasikan sebagai berikut:

1)      Untuk pilihan jawaban A diberi skor 4.
2)      Untuk pilihan jawaban B diberi skor 3.
3)      Untuk pilihan jawaban C diberi skor 2.
4)      Untuk pilihan jawaban D diberi skor 1
Dalam angket ini mencakup tentang indikator-indikator yang berkaitan dengan minat  baca seperti fasilitas bacaan yang berkaitan dengan prosa, dalam hal ini cerita pendek, pemahaman siswa terhadap faktor penunjang memiliki kemampuan mengidentifikasi cerita pendek dan menginventaris bahan atau sumber cerita. Sebagai indikator minat baca antara lain:
1)      Fasilitas Bacaan Prosa Cerpen
2)      Membedakan Faktor Penunjang
3)      Mengidentifikasi Cerpen
4)      Menginventaris Bahan Cerita

b.      Apresiasi Cerita Pendek (Y)
Penulis menggunakan instrument berupa angket untuk mendapatkan data tentang apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa  SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008 dalam bentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D. Jumlah instrumen yang diberikan sebanyak 20 item pertanyaan  yang diberikan kepada sampel yang berjumlah 38 orang siswa. Nilai yang diberikan untuk setiap butir pertanyaan diklasifikasikan sebagai berikut:

1)        Untuk pilihan jawaban A diberi skor 4.
2)        Untuk pilihan jawaban B diberi skor 3.
3)        Untuk pilihan jawaban C diberi skor 2.
4)        Untuk pilihan jawaban D diberi skor 1

Sebagai indikator apresiasi cerita pendek antara lain:
1)      Unsur Intrinsik (tema, amanat, alur, setting/latar, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa).
2)      Unsur Ekstrinsik (nilai sosiologi, nilai filosofis, nilai moral, nilai metafisika Ketuhanan, nilai politik, nilai kebenaran baik buruk, nilai ekonomi, nilai ediologi, nilai teknologi).
3)                 Ciri-ciri Cerpen
4)                 Sumber Cerita (pengalaman pribadi, catatan harian, fakta, imajinasi, berdasarkan  cerita orang lain).

2.      Uji  Validitas dan Realibilitas Instrumen
Sebelum  alat tes digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba  instrumen. Penyajian uji coba alat ukur ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Untuk pelaksanaan uji coba (try out) alat ukur ini, penulis mengambil sampel sebagian dari jumlah populasi yang ada di dalam penelitian, dikarenakan populasi yang ada terbatas. Uji coba (try out) ini disebut “Try Out Terapan”, karena tidak ada populasi lain yang dapat digunakan sebagai sampel dalam pelaksanaan uji coba.
a.       Uji Validitas Angket
Adapun jenis validitas angket yang digunakan dalam  penelitian ini adalah validitas isi, yaitu dengan mencocokkan butir-butir tes yang akan dipergunakan untuk uji coba yang disesuaikan dengan kisi-kisi, jika butir-butir sudah sesuai dengan indikator maka alat ukur tersebut telah memenuhi syarat validitas.
b.      Uji Reliabilitas Angket
Untuk mencari reliabilitas angket  dipergunakan rumus Spearman Brown dengan teknik belah dua yaitu:
ri =    
keterangan :
ri          =   reliabilitas instrumen
rb   = indeks korelasi antara skor item bernomor ganjil dan skor item bernomor genap (Sugiyono, 2006:278).

Untuk mencari rb di gunakan rumus Product Moment yaitu sebagai berikut:
rb         = rxy       =
Keterangan:
rb    = rxy          =     indeks korelasi antara skor instrumen beernomor ganjil dan skor instrumen bernomor genap
n                          =           banyaknya responden
x                          =           skor instrumen bernomor ganjil
y                          =           skor instrumen bernomor genap

Selanjutnya nilai koefisien reliabilitas tes hasil perhitungan ini diinterprestasikan menurut ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2 Daftar Interprestasi koefisien reliabilitas tes
Nilai r
Interprestasi
Antara 0,80 s/d 1,000
Tinggi
Antara 0,60s/d 0,799
Cukup
Antara 0,40s/d 0,599
Agak Rendah
Antara 0,20 s/d 0,399
Rendah
Antara 0,80 s/d 0,199
Sangat Rendah
Sumber (Sugiyono, 2006:216)

C.      Populasi dan  Sampel
1.         Populasi
Populasi adalah sejumlah atau sekumpulan obyek yang menjadi sasaran dalam suatu penelitian. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2007-2008 yang berjumlah 38 siswa.
2.      Sampel
Sampel adalah jumlah populasi yang akan diambil sebagian untuk dijadikan obyek di dalam penelitian. Penulis mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (1993 : 107) bahwa “Untuk sekedar ancer-ancer, apabila jumlah subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10 % - 15 % atau 20% - 25%”.
Karena jumlah ukuran dari populasi kurang dari 100, maka penelitian  ini merupakan penelitian populasi, yaitu sejumlah 38 orang siswa dari XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.

D.      Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat baca terhadap apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Uji  Hipotesis
a.       Uji  Hipotesis Penelitian
Untuk menganalisa data dan menguji hipotesis diajukan digunakan model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut :
Y`= a + bX
Di mana :
Y` = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a   = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b   = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel dependen. Bila b ( + ) maka naik, dan bila ( - ) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, koefisien a dan b dihitung dengan menggunakan rumus :
a   = 
b   = 
(Sugiyono, 2006:245)

Untuk memudahkan ada atau tidaknya  pengaruhnya minat baca terhadap apresiasi cerita pendek, dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product Moments:
rxy  =              (Sugiyono, 2006:213).

b.      Uji Linieritas regresi
Uji linieritas regresi diperoleh untuk mengetahui apakah model ini sudah benar-benar cocok atau tidak. Uji linieritas regresi dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)                  Menghitung jumlah kuadrat regresi a
JKa            =
2)                  Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a
JKb/a         = b
3)                  Menghitung jumlah kuadrat residu
JKRes        =
4)                  Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan
JKE        =
5)                  Menghitung jumlah tuna cocok
JKTC         =  JKRes - JKE
6)                  Menghitung derajat kebebasan kekeliruan
dkkk          =  n – k

7)                  Menghitung derajat kebebasan tuna cocok
dkTC                                  =  k - 2
8)                  Menghitung  S² REG   =  JKb/a
9)                  Menghitung  S² Res    = 
10)    Menghitung STC      = 
11)    Menghitung S² E       =  
12)    Menghitung   =  
13)    Menghitung   =  
Hasil perhitungan tersebut di atas dimaksudkan ke dalam tabel Anava untuk menguji linieritas regresi.




Tabel 3 Daftar Analisis varians untuk uji linieritas regresi   
Sumber varians
dk
JK
KT
F
total
n
-
Regresi (a)

Regresi (b I  a)
residu
1

1
N - 2
JKreg = JK (b I a)

JKres=
S2reg = JK (b I a)

S2res =
Tuna cocok

Kekeliruan
k – 2

n - k
JK (TC)

JK (E)
Sumber : (Sujdana, 2002:320)
2.      Untuk mengetahui berapa besar pengaruh X terhadap Y dicari melalui determinasinya r2 x 100 % (Sugiono, 2006:250)









BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.      Pengumpulan dan Penyajian Data
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan teknik observasi angket dan dokumentasi tentang minat baca dan apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.

Dari hasil penelitian diperoleh data minat baca (X) dan apresiasi cerita pendek (Y) sebagai berikut:
Table 3. Minat Baca (X) dan Apresiasi cerita Pendek (Y)
No.
Nama
X
Y
1
Agnes Taurina. M
78
60
2
Ardiati Marifat
78
73
3
Diah Rahayu
58
60
4
Eka Huswatun. H
66
60
5
Eviana
73
66
6
Fakhtur Rohman
60
58
7
Fina Fathul Lutfi
66
58
8
Firmansyah
66
60
9
Hesti Setya Wati
78
66
10
Lela Malasari
73
66
11
Leni Marlina
58
58
12
Lia Arfinalita
73
60
13
Lin Selviana
58
58
14
Maulina Isnaini
66
60
15
Meliantika
73
66
16
Melisa Ramadani
78
73
17
Merita Suci Triasih
56
48
18
Muchlis Riadi
58
60
19
Mukmin Riadi
73
66
20
Nantika Aprilia
66
60
21
Norma Annisa
60
58
22
Novalia Candra. M
73
66
23
Novi Nur Santi
73
66
24
Noviani
58
60
25
Siti Mailani
66
60
26
Siti Maimunah
78
70
27
Sri Megawati
66
58
28
Suhermi
58
60
29
Tono Setiawan
73
66
30
Tri Oktavia
66
59
31
Tusriana
58
60
32
Ulfatul Korimah
73
66
33
Vitha Septiara. P
78
68
34
Wahyuni. N
60
59
35
Yesi Deviana
78
73
36
Yosi Susanti
66
60
37
Yullana
78
66
38
Zuroh Al Karimah
66
60
Jumlah
2583
2371
Sumber : Anlisis Data

B.       Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1.      Analisis Uji Reliabilitas  Minat Baca
Tabel 4. Analisis Uji Coba Instrumen tes Minat baca
No.
Urut
Nomor
Sampel
Item Genap
Item Ganjil
X .Y
X
X2
Y
Y2
1
7
34
1156
32
1024
1088
2
5
40
1600
33
1089
1320
3
2
40
1600
38
1444
1520
4
10
38
1444
35
1225
1330
5
8
35
1225
31
961
1085
6
31
30
900
28
784
840
7
34
30
900
30
900
900
8
15
40
1600
33
1689
1320
9
19
40
1600
33
1089
1320
10
14
35
1225
31
961
1085
JUMLAH
362
13250
324
10566
11808
Sumber : Anlisis Data




Berdasarkan tabel kerja di atas, didapatkan nilai sebagai berikut:
N   = 10                    = 362          3240         = 11808
                        =  13250    = 10566

rb = rxy     =
              =                    
              =
              =
              =
              =
              = 0,793627015



Selanjutnya nilai rb = rxy dimasukkan ke dalam rumus  Spearman Brown yaitu:
ri          =    
             =
          =
          = 0,884940969
          = 0,89 (hasil dari pembulatan)

Dari hasil perhitungan diatas diperoleh harga koefisien realibiltas sebesar 0,89 menurut tabel interprestasi hargai ini berada di antara harga 0,80 – 1,000.  Dan termasuk kategori tinggi, maka dapat disimpulkan instrument tes tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian.

2.    Analisis Uji Reliabilitas Apresiasi Cerita Pendek
Tabel 5. Analisis Uji Coba Instrumen tes Apresisasi Cerita Pendek
No.
Urut
Nomor
Sampel
Item Genap
Item Ganjil
X .Y
X
X2
Y
Y2
1
7
30
900
28
784
840
2
5
35
1225
31
961
1085
3
2
40
1600
33
1089
1320
4
10
36
1296
30
900
1080
5
8
30
900
30
900
900
6
31
39
1521
27
729
1053
7
34
40
1600
33
1089
1320
8
15
34
1156
32
1024
1088
9
19
35
1225
31
961
1085
10
14
31
961
29
841
899
JUMLAH
350
12384
304
9278
10670
Sumber : Anlisis Data

Berdasarkan tabel kerja di atas, didapatkan nilai sebagai berikut:
N   =                      10                             = 350          304           = 10670
                        =  12384    = 9278

rb = rxy     =
              =
              =
              =
              =
              =
              = 0,429554391




Selanjutnya nilai rb = rxy dimasukkan ke dalam rumus  Spearman Brown yaitu:
ri                =    
                   =
              =
              = 0,6009626              = 0,60 (hasil dari pembulatan)
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh harga koefisien realibiltas sebesar 0,60 menurut tabel interprestasi harga ini berada di antara harga 0,60 – 0,799  Dan termasuk kategori cukup, maka dapat disimpulkan instrument tes tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian.

3.    Uji  Hipotesis Penelitian
a.       Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara minat baca terhadap  apresisasi cerita pendek akan dihitung dengan menggunakan analisis regresi linier sebgai berikut:

Hipotesis
Ho   : Ada pengaruh minat baca terhadap  apresisasi cerita pendek
Ha    : Tidak ada pengaruh minat baca terhadap  apresisasi cerita pendek
Dari hasil penelitian diperoleh data minat baca (X) dan apresiasi cerita pendek (Y) sebagai berikut:
Table 6. Minat Baca (X) dan Apresiasi cerita Pendek (Y)
No.
Nama
X
Y
X2
Y2
X  . Y
1
Agnes Taurina. M
78
60
6084
3600
4680
2
Ardiati Marifat
78
73
6084
5329
5694
3
Diah Rahayu
58
60
3364
3600
3480
4
Eka Huswatun. H
66
60
4356
3600
3960
5
Eviana
73
66
5329
4356
4818
6
Fakhtur Rohman
60
58
3600
3364
3480
7
Fina Fathul Lutfi
66
58
4356
3364
3828
8
Firmansyah
66
60
4356
3600
3960
9
Hesti Setya Wati
78
66
6084
4356
5148
10
Lela Malasari
73
66
5329
6084
4818
11
Leni Marlina
58
58
3364
3364
3364
12
Lia Arfinalita
73
60
5329
3600
4380
13
Lin Selviana
58
58
3364
3364
3364
14
Maulina Isnaini
66
60
6084
3600
3960
15
Meliantika
73
66
5329
4356
4818
16
Melisa Ramadani
78
73
6084
5329
5694
17
Merita Suci Triasih
56
48
3136
2304
2688
18
Muchlis Riadi
58
60
3364
3600
3480
19
Mukmin Riadi
73
66
5329
4356
4818
20
Nantika Aprilia
66
60
4356
3600
3960
21
Norma Annisa
60
58
3600
3364
3480
22
Novalia Candra. M
73
66
5329
4356
4816
23
Novi Nur Santi
73
66
5329
4356
4816
24
Noviani
58
60
3364
3600
3480
25
Siti Mailani
66
60
4356
3600
3960
26
Siti Maimunah
78
70
6084
4900
5460
27
Sri Megawati
66
58
4356
3364
3828
28
Suhermi
58
60
3364
3600
3480
29
Tono Setiawan
73
66
5329
4356
4818
30
Tri Oktavia
66
59
4356
3481
3894
31
Tusriana
58
60
3364
3600
3480
32
Ulfatul Korimah
73
66
5329
4356
4818
33
Vitha Septiara. P
78
68
6084
4624
5304
34
Wahyuni. N
60
59
3600
3481
3540
35
Yesi Deviana
78
73
6084
5329
5694
36
Yosi Susanti
66
60
4356
3600
3960
37
Yullana
78
66
6084
4356
5148
38
Zuroh Al Karimah
66
60
4356
3600
3960
Jumlah
2583
2371
177677
148921
162332
Sumber : Anlisis Data

Berdasarkan tabel kerja di atas, didapatkan nilai sebagai berikut:
         = 2583       2371          = 162332
   = 177677                          = 148921

Kemudian menghitung harga a dan b dengan rumus sebahai berikut:
a             = 
              =
              =
              =
              = 24,65787793    
              = 24,66  (hasil dari pembulatan)

b            = 
              =
              =
              =
              = 0,555168656
              = 0,56  (hasil dari pembulatan)

Dari hasil perhitungan di atas  didapat a = 24,66 dan b = 0,56. Jadi dengan demikian persamaan regresi linier sederhana adalah  Y`= 24,66 + 0,56X.

b.    Analisis Uji Linieritas Regresi
Uji linieritas ini diperoleh unrtuk mengetahui apakah model penelitaian ini sudah benar-benar cocok atau tidak. Uji linieritas regresi dihitung dengan langkah-langkah:
1)        Menghitung jumlah kuadrat regresi a
JKa                        =                =
                        =             = 147937.9211
2)         Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a
JKb/a                     = b
                        =                   
                        = 0,56
                        = 0,56 . 1166,3947
                        = 653,1810544
3)        Menghitung jumlah kuadrat residu
JKRes              =
                   = 148921 – 147937,9211 – 653,1810544
                   = 329,8978456
4)        Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan
JKE             =
                 =  
                   = 0+5,714286+0,666667+6,5+32+147,875
                   =192,755953
5)        Menghitung jumlah tuna cocok
JKTC                     =  JKRes - JKE
                               = 329,8978456 – 192,755953
                        =137,1418926
6)        Menghitung derajat kebebasan kekeliruan
dkkk                       =  n – k
                        = 38 – 6
                        = 32
7)        Menghitung derajat kebebasan tuna cocok
dkTC                     = k – 2
                        = 6 - 2
                        = 4

8)        Menghitung  S² REG   =  JKb/a
                                            =   653,1810544
9)        Menghitung  S² Res     = 
                                 =  
                                 =   9,163829044
10)     Menghitung STC    = 
                                 =  
                                 =   34,28
11)    Menghitung S² E          =  
                                 =  
                                 =   6,02
12)    Menghitung              =  
                                 =  
                                 =   5,70

Hasil perhitungan di atas, selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel Anava untuk menguji linieritas regresi:
Tabel 7. Daftar Avana Untuk Uji Linieritas
Sumber Variasi

dk
JK
KT
F
Tuna Cocok

Kekeliruan

4

32
137,14

192,76
34,28

6,02
5,70
Sumber : Anlisis Data
Fhitung                          =
                             =
                             = 5,70
Kriteria uji regresi linieritas : jika Fhitung  > F (1 - σ) (k – 2, n - k) dengan dk pembilang = k – 2, dan dk penyebut = n – k, maka σ = 1% dan 5% diperoleh:
= F (1 - σ) (k – 2, n - k)                      = F (1 - σ) (k – 2, n - k)
= F (1 – 0,01) (6 - 2, 38 - 6)               = F (1 – 0,05) (6 – 2, 38 - 6)
= F  (0,99) (4,32)                                = F (0,95) (4,32)                                  
= 13,812                                             = 5,734

Ternyata Fhitung  (5,70 < 5,738 dan 5,70 < 13,812) jadi hipotesis model regresi linieritas diterima sehingga dengan demikian tidak ada alasan untuk mencari model regresi non linier.

Selajutnya untuk menghitung harga korelasi antara minat baca dengan apresiasi cerita pendek  akan dimasukkan ke dalam  rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
r      =
       =
       =
       =
       =
       =
       = 0,811598147
       = 0,811

Kemudian nilai r di atas diperoleh r = 0,811. Untuk mengetahui apakah harga ini sugnifikan , maka perlu dikonsultasikan dengan harga r tabel  diuji dengan cara membandingkan dengan harga rtabel  pada taraf kesalahan 5%, dan 1% dengan n = 38, r tabel =0,320  untuk taraf kesalahan 5% ( 0,811 > 0,320) dan untuk taraf  kesalahan 1% = 0,413 (0,811 > 0,413) karena harga rhitung lebih besar dari rtabel baik taraf kesalahan 5% dan 1% (r hitung > r tabel) = 0,811 > 0,320 dan 0,811 > 0,413, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara minat baca terhadap cerita pendek.

Berdasarkan tabel interval koefisien korelasi ternyata haraga koefisien korelasi r yang menyatakan hubungan antara minat baca dengan apresiasi cerita pendek, terletak antara interval nilai 0,80 – 1,00 pada tabel interpretasi termasuk kategori nilai tersebut sangat tinggi sedangkan untuk mengetagui prosentase kontribusinya dapat diperoleh dari variabel bebas terghadap variabel terikat adalah 0,657721 x 100% = 65,77% antara minat baca dengan apresiasi cerita pendek .


C.      Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil data di atas dapat diketahui hasil  perhitungan F tes  tolak Ha terlihat bahwa pada dasarnya minat baca ada kaitannya dengan apresiasi cerita pendek. Hal ini dapat diketahui  dari hasil analisis persamaan regresi linier sederhana yang didapatkan Y` = 24,66 + 0,56X dimana jika nilai minat baca bertambah satu maka nilai rata-rata apresiasi cerita pendek  akan bertambah 0,56.

Selanjutnya diperoleh harga r sebesar r = 0,811, dengan harga r tabel untuk taraf kesalahan 5% = 0,320 = (r hit > r tab =0,811 > 0,320 ). Jadi dengan demikian ada pengaruh minat baca (X) terhadap apresiasi cerita pendek (Y) dengan diperoleh besarnya kontribusi sebesar 65,77% dan sisanya sebesar 34,23% ditentukan oleh faktor lain.







BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.      Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis data yang telah diuji hiopotesis maka disimpulkan bahwa:
1.      Ada pengaruh minat baca terhadap Apresiasi cerita pendek yang diketahui dari hasil analisis persamaan regresi linier sederhana yang didapatkan Y` = 24,66 + 0,56X di mana jika nilai minat baca bertambah satu maka nilai rata-rata apresiasi cerita pendek akan bertambah 0,56.

2.      Berdasarkan tabel interval koefisien korelasi ternyata harga koefisien korelasi r yang menyatakan hubungan antara minat baca dengan apresiasi cerita pendek, terletak antara interval 0,80 – 1,000. Pada tabel interprestasi termasuk kategori nilai tersebut sangat tinggi. Sedangkan untuk mengetahui prosentase kontribusinya dapat dicari melalui koefisien determinasi yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r2) = (0,811)2 = 0,657721. Jadi besar kontribusi yang diperoleh dari variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 0,657721 x 100% = 65,77% antara minat baca dengan apresiasi cerita pendek.






B.       Saran
Dengan selesainya penelitian ini, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan beberpa saran antara lain:
1.      Bagi Guru
a.       Guru bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya selalu memberikan bimbingan dan perhatian yang cukup agar siswa lebih mudah memahami dan mengerti terhadap materi tentang karya sastra prosa  khususnya  cerita pendek.
b.      Hendaknya guru selalu memberi motifasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan minat baca  dengan berbagai fasilitas yang ada di sekolah, seperti multimedia, perpustakaan dan lain-lain.

2.      Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih aktif menggunakan fasilitas yang disediakan sekolah untuk   mencari berbagai bentuk bacaan seperti cerita pendek (cerpen). Selain itu, siswa juga dapat meningkatkan minat baca dari berbagai fasilitas tersebut.











DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian, CV. Rineka Cipta.
            Jakarta.

Depdikbud, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka. Jakarta

Esten, Mursal, 1987, Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, Angkasa.            Bandung.

Mustopo, 1993, Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional. Surabaya.

Poerwadarminta W.J.S, 1983, KUBI, Balai Pustaka. Jakarta.

                                    , 1985, KUBI, Balai Pustaka. Jakarta.

Semi, Atar, 1988, Anomi Sastra, Angkasa Raya. Padang.

Sudjana, 2002, Metode Statistika, Parsito. Bandung.

Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Alpabheta. Bandung.

Sumardjo, Djakob dan Saini, K.M., 1986, Apresiasi Kesusastraan, Gramedia.        Jakarta.

Suprapto, 1991, Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia, Gramedia. Jakarta.

Tarigan, Hendri Guntur, 1984, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Aksara. Bandung.

                                    , 1985, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa,    Angkasa. Bandung.

                                    , 1986, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Aksara. Bandung.