PENGARUH MINAT BACA
TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK
SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN
PELAJARAN 2007-2008
SKRIPSI
Oleh
Kartika
Septiarini
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2008
PENGARUH MINAT BACA
TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK
SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN
PELAJARAN 2007-2008
Kartika
Septiarini
Skripsi
Sebagai
Salah Satu Syarat untuk Mencapai
Gelar
Sarjana Pendidikan
Pada
Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni
Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2008
ABSTRAK
PENGARUH MINAT BACA
TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK
SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1
GADINGREJO
TAHUN PELAJARAN 2007-2008
Kartika Septiarini
Kegiatan
apresiasi satra perlu diberikan pada siswa khususnya siswa SMA, karena salah
satu tujuan pengajaran sastra di sekolah menengah yang tidak mudah dicapai
adalah pemahaman dan penghargaan siswa terhadap sastra. Dalam proses
pembelajaran, membaca dapat dijadikan sebagai modal awal setiap siswa untuk
melakukan apresiasi. Dengan membaca dapat mendorong seseorang untuk mengetahui
tentang sesuatu ilmu pengetahuan dan menambah ragam pengetahuan secara umum.
Semakin banyak membaca, semakin banyak pula wawasan pengetahuan yang dimiliki.
Luasnya pengetahuan dari hasil bacaan itu akan memberikan kemudahan bagi siswa
untuk mengapresiasi setiap persoalan yang dihadapi. Minat baca merupakan suatu
upaya bagi siswa untuk menumbuhkan tingkat apresiasi bagi diri mereka terhadap
pemupukan keterampilan menulis, khususnya menulis cerita pendek. Untuk itu
minat baca siswa terhadap karya sastra, terutama cerita pendek perlu
ditingkatkan karena hal ini dapat pula meningkatkan penghargaan mereka terhadap
karya sastra, sehingga mereka akan lebih menggauli karya sastra, khususnya
cerpen. Masalah dalam penelitian ini adalah Rendahnya Minat Baca Sehingga
Mempengaruhi Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa
Semester II SMA Negeri I Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minat baca terhadap kemampuan apresiasi
cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri I Gadingrejo
Tahun Pelajaran 2007-2008. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan non tes (angket) dan tes (esai). Populasi meliputi seluruh siswa
kelas XI Program Bahasa Semester II SMA
Negeri I Gadingrejo yang berjumlah 38 siswa. Karena penelitian ini penelitian
populasi maka peneliti tidak menggunakan teknik sampling.
Berdasarkan
analisis data yang peneliti lakukan dengan menggunakan rumus Product Momen,
maka ditarik kesimpulan ada Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi
Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri I Gadingrejo
Tahun Pelajaran 2007-2008. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya
rxy
= 0,754 dan nilai tersebut terlihat pada interval 0,60 – 0,799
dengan korelasi
cukup atau sedang.
Judul Skripsi : PENGARUH MINAT BACA
TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA
SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2007-2009
Nama Mahasiswa : Kartika
Septiarini
No. Pokok Mahasiswa : 04040013
Jurusan : Pendidiikan Bahasa dan Seni
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
MENYETEJUI
1.
Komisi
Pembimbing
Pembimbing I,
(Dra. Ani
Diana, M.Hum)
NIP / NBM 132056221
|
Pembimbing II,
(Drs. Jean
Amorie)
NIP / NBM 131926163
|
|
2. Ketua Jurusan
(Dra. Ani Diana, M.Hum)
NIP / NBM 132056221
|
||
MENGESAHKAN
1. Tim
Penguji
Ketua : Dra. Ani Diana, M.Hum ………………………
Sekretaris : Drs.
Jean Amorie …………………….
Anggota :
Drs. H. A. Rahman Ardy, M.M ……………………
Drs. Sobirin ……………………
2. Ketua
STKIP Muhammadiyah Pringsewu,
Drs. Hi. Saukani, M.M
NIP. 131690569
Tanggal
Lulus Ujian Skripsi : 30 Oktober 2008
PERSEMBAHAN
Skripsi
ini kupersembahkan kepada :
1. Ibunda
Rota Yuni Asti dan Ayahanda Hari
Widodo, tercinta yang selalu membimbing
dan mendo’akan atas keberhasilanku.
2. Adik-adikku
tersayang, Kiki, Vivi, dan Lita yang selalu memotivasi dan mendoakan
keberhasilanku.
3. Bapak
Samsul Bahri, S.Pd yang selalu mendo’akan dan membantu dalam penulisan skripsi
ini.
4. Nueri
Susiantoro, S.Pd yang selalu mendo’akan dan memotivasi demi keberhasilanku.
5. Teman-temanku
Fitri, Dwi, Yuni, Ati, Acun, Reni, Lidiya dan teman-teman seangkatan 2004 yang selalu membantu dan memberi motivasi.
6. Almamaterku
STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
MOTTO
Tuntutlah ilmu,
sesungguhnya ilmu adalah pendekatan
kepada Alloh dan mengajarkan kepada orang yang tidak tahu
adalah sodaqoh (HR. Ar-Rogill)
RIWAYAT HIDUP
Penulis
lahir di pekon Waringinsari Barat Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Tanggamus pada
tanggal 10 September 1987 anak pertama dari Bapak Hari Widodo dan Ibu Rota Yuni
Asti.
Riwayat
Pendidikan
Pendidikan
yang pernah penulis tempuh adalah:
1. Taman
Kanak-kanak
2.
Sekolah Dasar Negeri 2
Mulyosari tamat tahun 1998
3.
Sekolah MTS Alhuda Bandungbaru tamat tahun 2001
4.
Sekolah Menengah Kejuruan “17” Sukoharjo lulus tahun 2004
5.
Kuliah di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Muhammadiyah Pringsewu Lampung, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, masuk tahun 2004.
KATA
PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini maupun bentuknya.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna
perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Skripsi ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia jurusan
Pendidikan Bahasa dan Seni STKIP
Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Penulis dalam menyelesaikan skripsi banyak
dibantu oleh berbagai pihak.
Untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada:
1.
Drs. Hi. Saukani, M.M., selaku Ketua STKIP Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2.
Dra. Ani Diana, M.Hum., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni pada STKIP Muhammadiyah
Pringsewu Lampung dan sekaligus sebagai pembimbing utama.
3.
Drs. Jean Amorie,
selaku pembimbing kedua.
4.
Bapak dan Ibu Dosen, serta staf karyawan STKIP
Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
5.
Semua pihak yang telah turut serta membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga semua amal baik Bapak, Ibu dan Saudara dibalas
Allah SWT, dengan pahala yang setimpal. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca umumnya.
Pringsewu, April 2008
Penyusun,
Kartika
Septiarini
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
“Kebudayaan bangsa merupakan hasil proses
dan penggabungan hasil karya, cipta, kreasi, fantasi bangsa itu sendiri dalam berbagai bidang.
Di antara bidang kebudayaan itu ialah kesenian. Menurut Zaidan Hendy (1986 : 6) :
Kesenian adalah suatu ciptaan manusia
yang mengandung keindahan, mulia, dan
keagungan sehingga dapat meninggalkan
rasa haru, kagum atau puas bagi orang lain yang menikmatinya. Tidaklah
berlebihan bila kesenian adalah merupakan salah
satu unsur penting dalam kehidupan manusia”.
Kesenian
sebagai pohon kehidupan memiliki berbagai cabang dan ragamnya, antara lain ;
seni suara, seni tari, seni musik, seni lukis, seni pahat, seni sastra, dan
sebagainya. Dengan demikian kita ketahui bahwa kesusastraan adalah bagian dari
kesenian, seni adalah sebuah ilmu. Sebagai sebuah ilmu, kesusastraan memiliki
perangkat, teknik, tujuan, arah pembelajaran, dan pengembangan
materi pembelajaran. Pengembangan
silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, harus memperhatikan hakikat
bahasa dan sastra sebagai sebuah sarana komunikasi dan pendekatan pembelajaran
yang digunakan.
Arah
pembelajaran yang telah digariskan oleh Dirjen Dikdasmen (2004 : 1) adalah
bagi para siswa terampil berbahasa
Indonesia, terampil membaca, terampil menyimak, terampil menulis, dan terampil berbicara.
Merujuk
pada penegasan di atas sastra adalah satu bentuk sistem tanda karya seni yang
bermediakan bahasa. Sastra hadir untuk dibaca, dinikmati, dan dimanfaatkan untuk
mengembangkan wawasan kehidupan, yang pada gilirannya nanti memberikan puncak
apresisasi terhadap dinamika hidup dan
kehidupan berbangsa dan bernegara pada
sistem tatanan yang berlaku, sebab salah
satu pengajaran sastra di sekolah
yang tidak mudah dicapai adalah
pemahaman dan penghargaan terhadap sastra itu sendiri.
Membaca karya sastra berarti berada dalam dunia
imajinasi, dunia rekayasa, dan dunia fantasi. Pembaca akan berhadapan dengan berbagai karakter tokoh
yang dikemas dalam sederetan peristiwa. Hal tersebut merupakan pengalaman yang
dapat mengembangkan dan mematangkan pandangan hidup pecinta dan penikmat
sastra.
Asumsi di atas dapat ditengarai secara logis karena
sastra adalah karya refleksi yang sarat dengan tanggapan dan penilai pengarang
terhadap alam sekitarnya.
Inilah yang menjadi dasar penghargaan terhadap karya
sastra. Dengan membacanya kita dapat mempertimbangkan kembali sikap dan
pandangan hidup, karena sastra adalah sebuah ilmu.
Sastra adalah ungkapan spontan dari perasaan yang
mendalam. Sastra adalah ekspresi pikiran dalam bahasa, sedang yang dimaksud
“pikiran” di sini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran dan semua
kegiatan mental manusia. Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa
pengalaman pemikiran perasaan, ide semangat, keyakinan dalam suatu bentuk
gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.
Sebuah karya sastra tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat penikmatnya, ini dapat dilihat dari fakta artistik dan imajinatif
sebagai manifestasi kehidupan manusia (masyarakat) melalui bahasa sebagai media
dan mempunyai efek yang positif terhadap kehidupan manusia (Esten, 1978 : 9).
Karya sastra yang baik mampu memberikan rasa puas dan
rasa senang kepada pembacanya. Karya sastra yang baik memberikan pesona,
membius pembacanya, membuat pembaca larut
di dalamnya yang meluapkan lajunya waktu. Karya sastra yang baik tidak
pernah membosankan, pembaca tidak merasa “dipaksa membaca” tidak dibebani suatu
kewajiban. Pembaca merasa bebas dan senang dalam melarutkan diri dengan karya
sastra, serta mengajak orang untuk merenungkan masalah-masalah hidup, mengajak
orang untuk berkompetensi, menyadarkan dan membebaskannya dari segala
belenggu-belenggu pikiran yang jahat dan keliru.
Sebuah cipta sastra yang indah, bukanlah karena bahasanya
yang beralun-alun dan penuh irama. Akan tetapi keindahan sebuah karya sastra
terletak juga pada keharmonisan unsur-unsur yang membangunnya. Di dalam karya
sastra terkandung nilai-nilai luhur tentang kehidupan. Nilai-nilai luhur ini
perlu dikenalkan kepada siswa melalui
kegiatan apresiasi. Ada beberapa nilai
yang harus dimiliki oleh sebuah cipta sastra yaitu nilai-nilai estetika,
nilai-nilai kehidupan yang mengacu ke tingkat apresiasi.
Adapun yang dimaksud dengan apresiasi adalah sifat-sifat
atau hal yang penting dalam sifat kemanusiaan (KBBI, 1990 : 615). Selanjutnya
Kontjaraningrat (1986 : 38) mengatakan bahwa apresiasi adalah sesuatu yang baik
dalam hal pemahaman penilaian yang menjadi cita-cita dan dianggap penting oleh
masyarakat, karena memberikan tingkat penghargaan yang tinggi.
Dalam sebuah karya sastra prosa seperti cerpen ada dua
unsur yang membangunnya yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun cipta sastra itu dari dalam, sedangkan
unsur ekstrinsik adalah unsur yang mempengaruhi cipta sastra itu dari luar atau
latar belakang dari penciptaan cipta sastra itu. Adapun unsur yang
membangun karya sastra dari luar seperti
politik, ekonomi, sosiologi, ilmu jiwa atau pendidikan.
Kegiatan apresiasi sastra perlu diberikan pada siswa
khususnya siswa SMA, karena salah satu tujuan pengajaran sastra di sekolah
menengah yang tidak mudah dicapai adalah
pemahaman dan penghargaan siswa terhadap sastra. Dalam silabus Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk kelas XI Program Bahasa terdapat Kompetensi
Dasar yaitu menganalisis nilai-nilai
yang terdapat dalam cerita pendek (Apresiasi). Makna yang tersurat dalam silbus
tersebut adalah siswa-siswi kelas XI program bahasa harus memiliki kemampuan
apresiasi cerita pendek. Perangkat apresiasi tersebut meliputi pemahaman dengan
peristiwa-peristiwa yang dilukiskan, konflik-konflik cerita, perwatakan
tokoh-tokoh, latar dalam cerita dan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah
cerita. Namun kenyataan yang ada, dari hasil prapenelitian yang penulis lakukan
dengan guru pembimbing di kelas bahwa
apresiasi cerita pendek siswa masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan, hal ini dapat dilihat
dari hasil ulangan harian siswa jurusan Bahasa Indonesia kelas XI sebagai
berikut :
Tabel 1. Data hasil ulangan harian mata pelajaran bahasa
indonesia kelas XI Bahasa, untuk sub pokok bahasan Apresiasi cerita pendek
NO
|
Interval Nilai
|
KATEGORI
|
JUMLAH SISWA
|
%
|
1
|
0 - 5,5
|
Rendah
|
21
|
55
|
2
|
5,6 – 7,5
|
Sedang
|
9
|
24
|
3
|
7,6 – 100
|
Tinggi
|
8
|
21
|
Jumlah
|
38
|
100 %
|
Sumber : Guru Bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 1
Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007/2008.
Cerpen merupakan suatu karya sastra dalam bentuk prosa
yang melukiskan atau menceritakan sesuatu tentang kehidupan manusia baik
perbuatan lahir maupun peristiwa batinnya sehingga terlahir suatu konflik atau
pertikaian dalam cerita tersebut. Dalam sebuah cerita tidak terlepas dari
adanya suatu masalah-maslah ataupun peristiwa-peristiwa yang dibuat oleh
pengarang.
Apresiasi sangat penting bagi manusia karena dengan
apresiasi dapat membentuk kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual
dan emosional ke arah alam dan sesama manusia. Akan tetapi apresiasi bagi setiap siswa terhadap karya sastra tentu tidak sama. Karya tumbuh
berkembangnya nilai dan tingkat
apresiasi itu tidak lepas dari proses pembelajaran kehidupan yang dilalui
tiap pribadi seperti halnya melihat, mendengar, dan membaca. Dengan melihat, seseorang dapat menambah
wawasan tetang sesuatu yang baru dilihatnya. Dengan mendengar, seseorang dapat
mengerti dan memahami hal-hal yang telah didengar. Demikian pula, seseorang
yang membaca akan menambah cakrawala berfikirnya terhadap isi bacaan tersebut,
pada saat gilirannya orang yang membaca itu dapat memberikan penilaian,
tangggapan dan apresiasi secara pribadi.
Proses pembelajaran dari membaca dapat dijadikan sebagai
modal awal setiap siswa untuk melakukan
apresiasi sebab dengan membaca dapat mendorong seseorang untuk mengetahui
tentang sesuatu ilmu pengetahuan dan menambah ragam pengetahuan secara umum.
Semakin banyak membaca, maka semakin banyak pula wawasan pengetahuan yang
dimiliki. Luasnya pengetahuan dari hasil bacaan itu akan memberikan kemudahan
bagi siswa-siswi untuk mengepresiasi setiap persoalan yang di hadapi. Minat
baca merupakan suatu upaya bagi siswa untuk menumbuhkan tingkat apresiasi bagi
diri mereka terhadap pemupukan
keterampilan menulis, khususnya menulis cerita pendek.
Mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang
lebih dikenal dengan KTSP, dinyatakan bahwa sastra memungkinkan manusia mampu menyadarkan dirinya sebagai manusia
yang utuh, mandiri, berperilaku halus, bertoleransi dengan sesama dan
menghargai orang lain sesuai dengan harkat dan martabatnya. Oleh karena itu,
pembelajaran sastra Indonesia diarahkan kepada pembentukan peserta didik yang
berpribadi luhur, memiliki pengetahuan
kesastraan, bersikap positif dan aktif terhadap sastra Indonesia.
Pembentukan pribadi peserta didik tentu melalui tahapan
dan proses, terutama motivasi dari dalam
diri sendiri untuk proaktif memahami berbagai sumber pengetahuan dan ragam
media yang tersedia. Untuk mencari dan menambah wawasan seseorang, tidak lepas
dari minat baca karena membaca merupakan salah satu bentuk keterampilan
berbahasa yang menjadi modal dasar untuk menjadikan keterampilan menulis dan
keterampilan berbicara dan sebagainya.
Minat baca adalah dorongan untuk ingin tahu terhadap
sesuatu hal yang menjadi sumber bacaan, seperti dorongan untuk membaca
buku-buku sastra, seperti cerpen, novel,
dan sebagainya. Minat baca siswa terhadap
karya sastra, terutama cerita
pendek perlu ditingkatkan karena hal ini dapat pula meningkatkan penghargaan
mereka terhadap karya sastra, sehingga mereka akan lebih menggauli karya
sastra, khususnya cerpen.
Sejalan dengan hal tersebut, penulis ingin menguraikan pengaruh minat baca terhadap kemampuan apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Bahasa semester II SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran
2007-2008.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
“Apakah
Ada Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas
XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008”
Dari rumusan masalah di atas
penulis merumuskan judul penelitian sebagai berikut:
“PENGARUH MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN APRESIASI CERITA
PENDEK SISWA KELAS XI PROGRAM BAHASA SEMESTER II SMA NEGERI 1 GADINGREJO TAHUN
PELAJARAN 2007-2008”
C.
Ruang
Lingkup Penelitian
Untuk memudahkan dalam penelitian
guna memperoleh data yang konkrit serta tidak menyimpang dari permasalahan,
maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:
1.
Objek
Penelitian : Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek.
2.
Subyek
Penelitian : siswa kelas XI Program
Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo.
3.
Waktu Penelitian : Semester II Tahun
Pelajaran 2007-2008.
4.
Tempat penelitian : SMA Negeri 1 Gadingrejo, Kabupaten
Tanggamus.
D.
Tujuan
dan Kegunaan Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minat baca terhadap kemampuan
apresiasi cerita pendek siswa Kelas XI Program Bahasa Semester II SMA Negeri 1
Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008”.
2.
Kegunaan
Penelitian
a.
Sebagai bahan
masukan bagi guru dalam mengajarkan materi Bahasa dan Sastra Indonesia,
agar lebih membiasakan minat baca bagi peserta didik khususnya
membaca prosa.
b.
Sebagai bahan
peningkatan apresiasi bagi siswa serta dapat mengimplementasikan dalam berkarya
, khususnya menulis cerpen.
c.
Sebagai
kontribusi pemikiran bagi guru Bahasa
dan Sastra Indonesia dalam rangka meningkatkan apresiasi sastra di
sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1.
Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI Program
Bahasa
a.
Pengertian Kemampuan Apresiasi
Istilah apresiasi berasal dari
bahasa inggris "apresiation" yang berarti penghargaan, penilaian,
pengertian. Bentuk itu berasal dari kata kerja "ti appreciate" yang berarti menghargai, menilai, mengerti
dalam bahasa indonesia menjadi mengapresiasi.
Kata apresiasi secara harfiah berarti ‘penghargaan’ terhadap suatu objek,
hal, kejadian, atau pun peristiwa. Untuk dapat memberi penghargaan terhadap
sesuatu, tentunya kita harus mengenal sesuatu itu dengan baik dan dengan akrab
agar kita dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap sesuatu itu. Sebelum kita dapat memberi pertimbangan bagaimana penghargaan yang akan
diberikan terhadap sesuatu itu. Kalau yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah
karya sastra, lebih tepat lagi karya
sastra prosa, maka apresiasi itu berati memberi penghargaan dengan
sebaik-baiknya dan seobjektif mungkin terhadap karya sastra prosa itu.
Penghargaan yang seobjektif mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah
karya sastra itu kita baca, kita telaah unsur-unsur pembentuknya, dan kita
tafsirkan berdasarkan wawasan kita terhadap karya sastra itu.
b.
Bentuk-bentuk Sastra
Bentuk-bentuk sastra mencakup roman,
novel, cerpen. Selanjutnya yang akan diuraikan lebih lanjut adalah cerita
pendek.
1)
Cerpen
Cerita pendek atau cerpen adalah cerita fiksi berbentuk prosa
yang sangat singkat, padat, yang unsur-unsur ceritanya terpusat pada satu
peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan
keseluruhan ceritanya memberikan kesan tunggal (Jambrohim, 1986 : 165).
Kependekan sebuah cerpen bukan karena bentuknya yang jauh
lebih pendek dari novel, tetapi karena aspek masalahnya yang sangat dibatasi.
Dengan pembatasan ini maka, sebuah masalah akan tergambar lebih jelas dan
mengesankan pembaca.
Menurut Noto Susanto dalam Tarigan (1986 : 165), mengatakan
bahwa cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5.000 kata atau
kira-kira 17 halaman kuwarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada
dirinya sendiri. Maksud dari uraian tersebut adalah cerita pendek jika diketik
kurang lebih berjumlah 17 halaman kuwarto dengan spasi rangkap, namun demikian
di dalamnya tetap mempunyai unsur cerita yang lengkap.
Selanjutnya menurut Tirta Wirya (1983 : 62) menjelaskan bahwa
sebuah cerpen atau short story dalam
bahasa Inggris pada dasarnya menuntut dan mengadakan tuntutan berupa kemestian
adanya perwatakan yang jelas pada tokoh cerita. Sang tokoh merupakan sentral-ide dari cerita. Cerita bermula dari sang tokoh dan nantinya
berakhir pada nasip yang menimpa sang
tokoh ini pula.
Dari beberapa pendapat mengenai cerita pendek di atas, penulis
mengacu pada pendapat Rosidi dalam Tarigan (1984 : 175) yang mengatakan bahwa
cerita pendek adalah cerita pendek dan merupakan suatu kesatuan ide. Dalam singkatan dan kepadatan itu, sebuah
cerita adalah lengkap, bulat terikat pada satu kesatuan jiwa: pendek, padat,
dan lengkap.
Suprapto (1991 : 102) juga membagi-membagi bentuk karya
sastra menjadi empat yaitu:
1)
Prosa
Prosa adalah bentuk sastra yang dituliskan dengan menggunakan
bahasa yang bebas dan panjang menggunakan aturan-aturan dan kaidah-kaidah
seperti dalam puisi.
2)
Puisi
Puisi adalah hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun
menurut syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan
kadang-kadang dengan kata kiasan.
3)
Prosa Liris
Prosa liris merupakan bentuk karya sastra yang berbentuk
puisi, namun ditulis dengan bahasa bebas.
4)
Drama
Drama adalah suatu karangan
dalam prosa atau puisi yang menyajikan dalam dialog atau pantomim suatu
kriteria yang mengandung konflik atau kontras seseorang tokoh. Terutama sekali
suatu cerita yang diperuntukkan buat dipentaskan di atas panggung.
c.
Pengertian Cerpen dan Unsur Penunjang
Sebagaimana telah diuraikan pengertian cerpen di atas, maka
penulis juga akan menguraikan beberapa unsur penunjang cerita pendek, yaitu:
1)
Unsur Intrinsik
Menurut Suprapto unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang
membangun karya sastra itu sendiri, berkaitan dalam bentuk lahiriyah (anatomi)
dan bahasa yang dipakai. Misal: tema, plot, setting, perwatakan dan penokohan, point of view, suspense dan foreshadowing, limited focus, gaya dan
bahasa (1991 : 90).
Sedangkan menurut pendapat Esten (1987 : 20), bahwa unsur
instrinsik adalah segi yang membangun cipta sastra dari dalam. Misalnya hal-hal
yang berhubungan dengan struktur seperti alur, latar, pusat pengisahan,
penokohan dan gaya bahasa. Kemudian
hal-hal yang berhubungan dengan amanat termasuk kedalaman isi.
Hal-hal tersebut antara lain:
a)
Tema
Tema adalah pokok pikiran yang dicetuskan pengarang yang
menjadi jiwa dan dasar cerita (Suprapto, 1991 : 86).
Menurut Jacob S. dan Saini K. M. (1988 : 56), tema adalah ide
sebuah cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan mau sekedar cerita,
tetapi mau mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau dikatakannya
itu bisa suatu masalah kehidupan, pandangan hidupnya tentang kehidupan ini atau
komentar terhadap kehidupan ini.
Sedangkan menurut pandangan Esten (1978 : 22), bahwa tema
adalah sesuatu yang menjadi persoalan bagi pengarang.
Dari beberapa pengertian tema di atas maka dapat penulis
simpulkan bahwa tema adalah pokok pikiran yang menjadikan ide sebuah cerita.
b)
Amanat
Suprapto (1991 : 11) mengungkapkan bahwa amanat adalah gagasan
yang mendasari karya sastra dan sekaligus pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca atau pendengar.
c)
Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalani
dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan/permasalahan
kearah klimaks dan selesainya, pautannya dapat diwujudkan oleh hubungan waktu
dan hubungan sebab akibat (Suprapto, 1991 : 10).
Selanjutnya Esten (1978 : 26), mengemukakan bahwa alur adalah
urutan peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita rekaan. Biasanya alur dari
sebuah cerita rekaan terdiri dari: situasi (mulai melukiskan keadaan), generating arcumstances (peristiwa-peristiwa mulai bergerak), rising action (mulai memuncak), klimaks
(titik puncak), penyelesaian.
Menurut Jacob Sumardjo dan Saini K. M. (1988 : 49) plot adalah
elemen-elemen yang dalamnya terdiri dari:
(1)
Pengalaman
(2)
Timbulnya konflik
(3)
Konflik memuncak
(4)
Klimaks
(5)
Pemecahan soal
Dari beberpa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa
pengertian alur adalah jalannya peristiwa melalui permasalahan hingga
penyelesaian yang terdiri atas situasi, timbulnya konflik dan lain-lain.
d)
Setting / latar
Latar atau setting menurut Brooks (dalam H. G. Tarigan, 1993 :
136), adalah latar belakang fisik, unsur tempat dan ruang dalam suatu cerita.
Setting dalam fiksi bukan hanya sekedar background,
artinya bukan hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya sebuah
cerpen atau novel, memang harus terjadi disuatu tempat dan dalam satu waktu.
Dalam fiksi lama tempat kejadian cerita dan tahun-tahun terjadinya disebutkan
panjang lebar oleh penulisnya, dan di situ setting hanya sekedar tempat
kejadian. Dalam cerpen yang baik
setting harus benar-benar mutlak untuk menggarap tema dan karakter cerita.
Dalam cerpen yang berhasil setting yang terintegrasi (menyatu) dengan tema,
watak, gaya, implikasi, (kaitan) filosofis.
Setting bisa
berarti banyak yaitu tempat tertentu, daerah tertentu, orang-orang tertentu,
orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu akibat situasi lingkungan atau
zamannya, cara hidup tertentu, dan cara berpikir tertentu (Jacop Sumarjo dan
Saini K. M., 1988 : 76).
Selanjutnya menurut
Suprapto (1991 : 45), mengemukakan bahwa latar atau setting adalah sesuatu yang
melingkupi pelaku dalam cerita yang melingkupi: latar alat (pulpen, cincin dan
sebagainya), latar suasana (sedih, gembira, dingin dan sebagainya), latar
tempat (sekolah, ruang belajar, kamar tidur, dan sebagainya), latar waktu
(lampau, sekarang, pagi, sore dan sebagainya).
e)
Penokohan
Penokohan adalah bagaimana cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan watak. Tokoh-tokoh dalam sebuah cerita rekaan (Esten, 1978 : 27).
Selanjutnya menurut Suprapto (1991 : 62), penokohan adalah
penentuan dan penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.
Penokohan yang baik adalah penokohan yang berhasil
menggambarkan tokoh-tokoh tersebut yang memiliki tipe manusia yang dikehendaki
tema dan amanat (Esten, 1978 : 27)
f)
Sudut Pandang/Point of View
Sudut pandang adalah sudut pandang yang diambil oleh pengarang
untuk melihat suatu kejadian cerita.
Jenis-jenis sudut
pandang yaitu:
(1)
Omniscient Point of View
(sudut pengelihatan yang berkuasa)
Di sini pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya. Ia
tahu segalanya, ia bisa menciptakan segalanya yang ia perlukan untuk melengkapi
ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan.
(2)
Objective Point of View
Dalam teknik ini pengarang hanya menceritakan apa yang
terjadi, pengarang sama sekali tak mau masuk ke dalam pikiran pelaku.
(3)
Point of View Orang Pertama
Teknik inilah yang sering kita jumpai dalam cerpen Indonesia. Gaya ini bercerita dengan sudut pandangan
“aku”. Jadi seperti orang menceritakan pengalaman sendiri saja.
(4)
Point of View Peninjau
Dalam teknik ini
pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian cerita
kita ikuti bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau
perasaannya sendiri. Jadi
teknik ini berupa penuturan, pengalaman, seseorang, si dia (Sujiman, 1988 :
82).
g)
Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan
yang tepat untuk melukiskan sesuatu maksud guna membentuk plastis bahasa
(Suprapto, 1991 : 32).
Menurut Esten (1997 : 28) yang dimaksud dengan gaya bahasa
adalah cara seseorang pengarang mengungkapkan suatu pengertian dalam kata (frase) kelompok kata-kata kiasan untuk
memperindah bahasa.
2)
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur
yang mempengaruhi cipta sastra dari luar atau latar belakang dari
penciptaan cipta sastra tersebut. Misalnya:
faktor sosial ekonomi, moral, politik,
sejarah budaya, dan sebagainya (Esten, 1978 : 20).
Sedangkan menurut
Panuti Sudjiman (1984 : 25), menyatakan bahwa unsur ekstrinsik adalah unsur
yang terdapat di luar larya sastra tidak merupakan sifat atau bagian dari dasar
karya sastra.
Sejalan dengan itu,
Suprapto (1991 : 90) mengemukakan bahwa unsur instrinsik adalah unsur-unsur
yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri, berkaitan dengan
masalah itu sendiri. Misalnya: masalah pendidikan, sosial, kejiwaan,
kedokteran, ekonomi, teknologi, filsafat dan sebagainya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik
adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar. Unsur ekstrinsik ini
mencakup semua persoalan yang ada disemua segi kehidupan manusia, seperti
persoalan adat-istiadat, agama, ekonomi, politik dan masalah sosial lainnya.
Cakupan yang termasuk dalam unsur ekstrinsik karya sastra
seperti berikut ini:
a)
Nilai Sosiologi/Kemasyarakatan
Nilai sosiologi/kemasyarakatan adalah nilai-nilai tentang
sifat dan perkembangan masyarakat (KBBI, 1990 : 855).
b)
Nilai Filosofis/Jalan Hidup
Nilai filosofi adalah nilai tentang filsafat yaitu pengetahuan
dan penyelidikan dengan akal budi mengenal hakikat segala yang ada, sebab,
asal, dan hukumnya (KBBI, 1990 : 242).
c)
Nilai moral
Karya sastra pada umunya mengandung nilai-nilai luhur seperti
nilai sosiologi, filosofi, psikologi, yang semuanya diungkapkan secara tersirat
dan tersurat dalam karya sastra. Adapun yang dimaksud dengan nilai adalah
persepsi atau pengertian yang diperoleh dari pembaca lewat karya sastra
(Mustopo, 1993 : 6). Tidak semua pembaca dapat memperoleh nilai moral yang
disampaikan oleh pengarang. Nilai moral dapat diperoleh bila pembaca
benar-benar mendapatkan pengalaman dari karya sastra tersebut.
d)
Nilai Metafisika Ketuhanan
Nilai metafisika Ketuhanan adalah nilai-nilai yang berhubungan
dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak kelihatan (KBBI, 1990 : 580).
e)
Nilai Politik
Nilai politik adalah nilai-nilai tentang kenegaraan atau
ketatanegaraan seperti system pemerintahan, dasar-dasar pemerintahan dan
lain-lain (KBBI, 1990 : 694).
f)
Nilai Kebenaran Baik Buruk
Nilai kebenaran baik dan buruk adalah nilai-nilai tentang
keadaan atau hal-hal yang cocok dengan keadaan sesungguhnya atau benar-benar
ada. Misalnya yang diajarkan oleh agama (KBBI, 1990 : 100).
g)
Nilai Ekonomi
Nilai ekonomi adalah nilai-nilai tentang asas produksi,
distribusi, dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti hal keuangan,
perindustrian, dan perdagangan (KBBI, 1990 : 220).
h)
Nilai Idiologi
Nilai idiologi adalah nilai-nilai tentang kumpulan konsep
bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup (KBBI, 1990 : 319).
i)
Nilai Teknologi
Nilai teknologi adalah nilai-nilai tentang kemampuan teknik
yang berdasarkan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknik yang merupakan
sarana penting dalam membangun.
d.
Ciri-ciri Cerpen
1)
Masalah Tunggal
Dalam sebuah cerpen terdapat satu pokok permasalahan saja,
jikalau ada permasalahan lain permasalahan tersebut hanya berperan sebagai
pendukung pokok permasalahan saja.
2)
Terdiri dari 1.000 – 10.000 kata
Cerpen mempunyai batasan-batasan panjang pendeknya sebuah
cerita yaitu terdiri dari ± 1000 sampai 10.000 kata.
3)
Habis dibaca sekali duduk
Cerpen adalah sebuah karangan referensi yang biasa habis
dibaca dalam sekali duduk.
4)
Tidak mengubah nasib tokoh
Cerpen memang
karangan fiksi, yang biasa dibuat dari hayalan seseorang. Namun perlu diketahui
bahwasanya sebuah cerpen itu merupakan cerminan dari kehidupan, oleh karena
itu karakteristik penokohan cerpen harus
selaras dengan kehidupan yang nyata
dengan kata lain tidak mengubah nasib seseorang tokoh.
5)
Waktu pembacaannya kurang lebih dua jam
Lama waktu pembacaan sebuah cerpen biasanya adalah ± 2
jam.
e.
Bahan atau Sumber Menulis Cerpen
1)
Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi merupakan yang dilalui oleh seseorang dalam
romantika dan dinamika kehidupan ini. Setiap pengalaman memiliki hikmah
tersendiri yang dapat menjadi tolak ukur
langkah ke depan. Dan pada gilirannya pengalaman pribadi itu dapat dituangkan ke dalam cerita pendek.
2)
Catatan Harian
Kebiasaan yang baik adalah merekam segala aktivitas sehari-hari ke dalam buku
harian, maka suatu ketika catatan harian yang ditulis tersebut dapat
dijadikan bahan atau sumber dalam
menulis cerita pendek.
3)
Fakta
Kondisi yang riil dalam kehidupan ini sangat menarik untuk dijadikan sumber dan bahan cerita dari
berbagai aspek dan lintas sektoral kehidupan ini.
4)
Imajinasi
Imajinasi memiliki kekuatan fantasi untuk menyibak
dimensi waktu dan keadaan. Sehingga
dengan imajinasi seseorang dapat menulis cerita yang disuguhkan kepada pembaca.
5)
Cerita Orang Lain
Setiap orang memiliki cerita maupun tidak memiliki kemampuan
untuk menulis. Maka bagi orang yang memiliki potensi menulis cerita tersebut
dapat dijadikan sumber cerita.
6)
Berdasarkan Cerita Orang Lain
Cerpen merupakan karya fiksi berbentuk prosa sehingga perlu
banyak berkhayal dalam menulisnya. Peristiwa demi peristiwa, tokoh suasana atau
latar dalam cerpen merupakan khayalan pengarang semata. Bahan buku cerpen dapat
berasal dari kisah yang benar-benar terjadi dalam masyarakat, baik pengalaman
sendiri maupun pengalaman orang lain. Kisah nyata tersebut diolah oleh
pengarang menjadi cerpen yang merupakan cerita fiksi atau cerita rekaan.
f.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menulis Cerpen
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam menulis cerita
pendek yaitu:
1)
Judul cerpen yang sugestif,
artinya judul yang ditampilkan itu menimbulkan antusias dan minat baca bagi
orang lain.
2)
Masalah trendy, problem yang
ditampilkan hendaklah hangat, baru dan menjadi persoalan yang menarik.
3)
Materi komulatif.
4)
Masalah yang ditampilkan memberikan nuansa baru.
5)
Bahasa yang menarik dan indah.
6)
Memulai dari hal yang sederhana.
2.
Minat Baca
a.
Pengertian Minat Baca
Pengertian minat
menurut kamus bahasa indonesia, berarti perhatian atau kesukaan pada suatu
obyek (Poerwodarminto, 1983). Menurut Jones (dalam Indarto, 1994) minat
diartikan sebagai suatu perasaan terhadap suatu obyek berupa benda atau situasi
tertentu, dan perasan suka ini dimanifestasikan dalam bentuk reaksi nyata atau
berupa angan-angan saja. Perasaan ini tidak dapt ditentukan secara obyektif
tetapi hanya dapat diketahui
dari pernaytaan yang dibuat subyek sendiri.
Asher, Tiffin, dan
Knight (1953) mengartikan minat sebagai sikap atau kondisi psikologis yang
ditandai dengan pemusataan perhatian terhadap masalah-masalah atau aktivitas
tertentu atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu pengalaman dan akan
selalu diulang. Selain itu minat juga diartikan sebagai suatu perasaan senang
yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus terhadap sesuatu atau aktivitas
tertentu. Hal ini senada dengan pendapat Lukas dan Britt (dalam Indarto, 1930
di mana minat bukan sekedar suatu proses mekanik dari perhatian karena di dalamnya
tercakup masalah peresaan (feeling).
Skinner (1977)
mengemukakan bahwa minat selalu berhubungan dengan obyek yang menarik individu,
dan obyek yang menarik adalah
yang dirasakan menyenangkan. Apabila seseorang mempunyai minat terhadap suatu
obyek maka minat tersebut akan mendorng seseorang untuk berhubungan lebih dekat
dengan obyek tersebut, yaitu dengan melakukan aktivitas lebih aktif dan positif
demi mencapai sesuatu yang diminatinya.
Selanjutnya “baca” adalah melihat serta memahami isi dari
yang tertulis (2003 : 72). Pengertian Minat Membaca
Kegiatan membaca, baik itu membaca berbagai media seperti koran, buku, majalah maupun novel ditentukan ada atau tidaknya minat terhadap kegiatan tersebut. Artinya seseorang tidak akan membaca jika dia merasa tidak suka atau tidak mendapatkan manfaat dari membaca. Sehingga bisa dikatakan bahwa minat adalah motivator yang kuat untuk melakukan suatu kegiatan.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Misalnya, seorang anak berminat menjadi penulis, maka kecenderungan yang dilakukan olehnya adalah mencoba melakukan kegiatan menulis, seperti menulis diari, cerpen ataupun puisi.
Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang.
Kegiatan membaca, baik itu membaca berbagai media seperti koran, buku, majalah maupun novel ditentukan ada atau tidaknya minat terhadap kegiatan tersebut. Artinya seseorang tidak akan membaca jika dia merasa tidak suka atau tidak mendapatkan manfaat dari membaca. Sehingga bisa dikatakan bahwa minat adalah motivator yang kuat untuk melakukan suatu kegiatan.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Misalnya, seorang anak berminat menjadi penulis, maka kecenderungan yang dilakukan olehnya adalah mencoba melakukan kegiatan menulis, seperti menulis diari, cerpen ataupun puisi.
Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang.
Pengertian minat baca menurut istilah adalah dorongan hati
setiap orang untuk memahami setiap kata demi kata dan isi yang terkandung dalam
teks bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang dituangkan
dalam bacaan itu.
b.
Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca ialah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti erat sekali
berhububgan dengan maksud tujuan, atau intensif kita membaca. Berikut ini kita
kemukakan beberapa yang penting:
1)
Membaca untuk menemukan atau
mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang
telah dibuat oleh sang tokoh: apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau
untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat sang tokoh. Membaca seperti ini
disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts).
2)
Membaca untuk mengetahui mengapa
hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam
cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan
hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca
seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3)
Membaca untuk menemukan atau
mengetahui apa yang terjadi pada sikap bagian cerita, apa yang terjadi
mula-mula pertama, kedua dan ketiga dan seterusnya. Setiap tahap dibuat untuk
memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat
dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,
organisasi cerita (reading for sequence
or organization).
4)
Membaca untuk menemukan serta
mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang
hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para
tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini
disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca referensi (reading for inference).
5)
Membaca untuk menemukan serta
mengetahui apa-apa yang itdak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa
yang lucu mengenai cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini
disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify).
6)
Membaca untuk menemukan apakah
sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu.,apakah kita ingin
berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini
disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
7)
Membaca untuk menemukan bagaimana
caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita
kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh
menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk memperbandingkan atau
mempertentangkan (reading to compare or
contrast). (Anderson, 1972 : 214).
c.
Macam-Macam Membaca
Membaca merupakan suatu ketrampilan yang kompleks yang
melibatkan serangkaian keterampilan, secara garis besarnya terdapat dua aspek
penting dalam membaca yaitu:
1)
Keterampilan yang bersifat mekanis
(mechanical skills) yang dapat
dianggap berbeda pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:
a)
Pengenalan bentuk huruf
b)
Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem,
kata, frase, pola klause, kalimat dan lain-lain).
c)
Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan
bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis).
d)
Kecepatan membaca bertaraf lambat.
2)
Keterampilan yang bersifat
pemahaman (comprehension skills) yang
dianggap berada pada urutan yang lebih
tinggi. Aspek ini mencakup:
a)
Memahami pengertian sederhana
(leksikal, gramatikal, retorikal).
b)
Memahami signifikansi atau makna
(maksud dan tujuan pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
c)
Evaluasi atau penilaian (isi,
bentuk).
d)
Kecepatan membaca yang fleksibel,
yang mudah disesuaikan dengan keadaan. (Broughton, 1978 : 211).
Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan
mekanis (mechanical skills) tersebut maka aktivitas maka aktivitas yang paling
sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara. Dan untuk ketrampilan
pemahaman (comprehension skills) maka
yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati, yang dapat pula dibagi
atas:
a)
Membaca ekstensif (extensive reading)
Membaca ekstensif ini mencakup:
(1)
Membaca survey (survey reading)
(2)
Membaca sekilas (skiming)
(3)
Membaca dangkal (supervicial reading)
b)
Membaca intensif (intensive reading)
Sedangkan membaca intensif dapat pula dibagi mmenjadi:
(1)
Membaca telaah isi (content study reading) yang mencakup
pula:
(a)
Membaca teliti (close reading)
(b)
Membaca pemahaman (comprehensive reading)
(c)
Membaca kritis (critical reading)
(d)
Membaca ide (reading for ideas)
(2)
Membaca telaah bahasa (language study reading) yang mencakup:
(a)
Membaca bahasa asing (foreign language reading)
(b)
Membaca sastra (literary reading.)
3.
Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek
Kegemaran membaca
merupakan salah satu modal dasar kepengarangan. Dengan membaca akan
menambah pengalaman batin si
pembaca. Karena di dalam bacaan
khususnya novel atau bacaan lain dapat dijumpai berbagai informasi serta
peristiwa-peristiwa yang selama ini
belum pernah didapat. Segala
masukan-masukan yang menambah wawasan dan cakrawala berpikir akan memotivasi
setiap individu untuk giat membaca. Di pihak lain tumbuhnya apresiasi terhadap
cerita pendek tidak lepas dari pemahaman individu pada bacaan yang dibaca.
Apresiasi akan muncul dari sebuah
bacaan tentu tidak datang secara spontan,
melainkan melalui proses yang berkelanjutan yang berawal dari minat baca, dorongan
minat baca yang kuat akan menumbuhkan
pemahaman. Tindak lanjut dari pemahaman
memberikan pengaruh dan penghayatan
yang tinggi dan pada akhirnya
memberikan pretense dan penghargaan yang tinggi terhadap bacaan yang dihadapi.
Dengan demikian
minat baca sangat berpengaruh terhadap apresiasi cerita pendek. Karena minat
baca dan apresiasi merupakan dua sisi yang saling mempengaruhi.
B. Kerangka Pikir
Keberhasilan pembelajaran, seperti pembelajaran
apresiasi sastra dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor interen dan faktor
eksteren. Adapun salah satu faktor interen yang sangat berpengaruh terhadap
proses pembelajaran adalah minat.
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, dapat diamati bahwa apresiasi cerita pendek siswa dapat didasarkan
dari berbagai faktor yang dapat mendukung dan menyalurkan bakat keterampilan menulis, hobi menulis. Salah
satu faktor yang berpengaruh sebagai
upaya terhadap apresiasi cerita pendek siswa adalah minat baca siswa terhadap
buku-buku pelajaran yang bernuansa
sastra khususnya novel atau cerpen.
Adapun penerapan dari apresiasi cerita pendek
siswa meliputi:
1.
Unsur Intrinsik
2.
Unsur Ekstrinsik
3.
Ciri-ciri Cerpen
4.
Bahan atau Sumber Cerita
Untuk
lebih jelasnya, penulis tuangkan ke dalam skema kerangka Pikir berikut
|
![]() |
|||
C.
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ada
Pengaruh Minat Baca Terhadap Kemampuan Apresiasi Cerita Pendek Siswa Kelas XI
Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
Definisi
Operasional Variabel
Devinisi
operasional variabel adalah devinisi yang diberikan terhadap suatu variabel
penelitian sedemikian rupa sehingga variabel tersebut dapat diukur (didapatkan
datanya) untuk keperluan penelitian.
Untuk memudahkan dalam
pengamatan dan pengukuran variabel pada penelitian ini, maka variabel-variabel
dalam penelitian ini perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah suatu variabel atau gejala yang
mempengaruhi variabel lain. Adapun variabel bebasnya yaitu minat baca siswa. Di
mana minat merupakan dorongan hati setiap orang untuk memahami setiap kata demi
kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan, sehingga pembaca dapat memahami
hal-hal yang dituangkan dalam bacaan itu. Proses pembelajaran dari membaca
dapat dijadikan sebagai modal awal setiap siswa-siswi. Sebab membaca adalah
dorongan minat seseorang secara psikologis untuk mengetahui tentang
sesuatu ilmu pengetahuan dan menambah ragam pengetahuan secara umum. Semakin banyak
membaca, maka semakin banyak pula
wawasan pengetahuan yang dimiliki. Luasnya pengetahuan dari hasil bacaan itu
akan memberikan kemudahan bagi siswa-siswi untuk mengapresiasi setiap persoalan
yang dihadapi.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabal terikat adalah
variabel yang mendapat pengaruh dari variabel bebas. Adapun variabel terikatnya
yaitu kemampuan apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa SMA
Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008. Yang dimaksud kemampuan apresiasi cerita pendek siswa kelas XI
Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008 yaitu
kemampuan siswa dalam mengapresiasikan cerita pendek setelah malakukan kegiatan
membaca.
B.
Instrumen
Penelitian dan Pengembangannya
Untuk
memperoleh data yang diperlukan, dalam penelitian ini menggunakan instrument sebagai berikut:
1. Teknik
Pengumpulan Data
a.
Minat Baca (X)
Penulis menggunakan
instrument berupa angket untuk mendapatkan data tentang minat baca dalam bentuk pilihan ganda dengan empat
alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D. Jumlah instrumen yang diberikan
sebanyak 20 item pertanyaan yang
diberikan kepada sampel yang berjumlah 38 orang siswa. Skor yang diberikan untuk setiap butir pertanyaan
diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
Untuk pilihan jawaban A diberi
skor 4.
2)
Untuk pilihan jawaban B diberi
skor 3.
3)
Untuk pilihan jawaban C diberi
skor 2.
4)
Untuk pilihan jawaban D diberi
skor 1
Dalam angket ini
mencakup tentang indikator-indikator yang berkaitan dengan minat baca seperti fasilitas bacaan yang berkaitan
dengan prosa, dalam hal ini cerita pendek, pemahaman siswa terhadap faktor
penunjang memiliki kemampuan mengidentifikasi cerita pendek dan menginventaris
bahan atau sumber cerita. Sebagai indikator minat baca antara lain:
1)
Fasilitas Bacaan Prosa Cerpen
2)
Membedakan Faktor Penunjang
3)
Mengidentifikasi Cerpen
4)
Menginventaris Bahan Cerita
b.
Apresiasi Cerita Pendek (Y)
Penulis menggunakan
instrument berupa angket untuk mendapatkan data tentang apresiasi cerita pendek
siswa kelas XI Program Bahasa SMA Negeri
1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008 dalam bentuk pilihan ganda dengan empat
alternatif jawaban yaitu A, B, C, dan D. Jumlah instrumen yang diberikan
sebanyak 20 item pertanyaan yang
diberikan kepada sampel yang berjumlah 38 orang siswa. Nilai yang diberikan untuk
setiap butir pertanyaan diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
Untuk pilihan jawaban A diberi
skor 4.
2)
Untuk pilihan jawaban B diberi
skor 3.
3)
Untuk pilihan jawaban C diberi
skor 2.
4)
Untuk pilihan jawaban D diberi
skor 1
Sebagai
indikator apresiasi cerita pendek antara lain:
1)
Unsur Intrinsik (tema, amanat,
alur, setting/latar, penokohan, sudut pandang, gaya bahasa).
2)
Unsur Ekstrinsik (nilai sosiologi,
nilai filosofis, nilai moral, nilai metafisika Ketuhanan, nilai politik, nilai
kebenaran baik buruk, nilai ekonomi, nilai ediologi, nilai teknologi).
3)
Ciri-ciri
Cerpen
4)
Sumber
Cerita (pengalaman pribadi, catatan harian, fakta, imajinasi, berdasarkan cerita orang lain).
2.
Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen
Sebelum alat tes
digunakan untuk mengumpulkan data, peneliti terlebih dahulu melakukan uji
coba instrumen. Penyajian uji coba alat
ukur ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur yang
digunakan dalam penelitian. Untuk pelaksanaan uji coba (try out) alat ukur ini,
penulis mengambil sampel sebagian dari jumlah populasi yang ada di dalam
penelitian, dikarenakan populasi yang ada terbatas. Uji coba (try out) ini
disebut “Try Out Terapan”, karena tidak ada populasi lain yang dapat digunakan
sebagai sampel dalam pelaksanaan uji coba.
a.
Uji Validitas Angket
Adapun jenis validitas angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu
dengan mencocokkan butir-butir tes yang akan dipergunakan untuk uji coba yang
disesuaikan dengan kisi-kisi, jika butir-butir sudah sesuai dengan indikator
maka alat ukur tersebut telah memenuhi syarat validitas.
b.
Uji Reliabilitas Angket
Untuk mencari
reliabilitas angket dipergunakan rumus
Spearman Brown dengan teknik belah dua yaitu:
ri
= 
keterangan
:
ri = reliabilitas instrumen
rb = indeks
korelasi antara skor item bernomor ganjil dan skor item bernomor genap
(Sugiyono, 2006:278).
Untuk mencari rb di gunakan rumus Product Moment yaitu
sebagai berikut:
rb = rxy =

Keterangan:
rb = rxy =
indeks korelasi antara skor instrumen
beernomor ganjil dan skor instrumen bernomor genap
n =
banyaknya responden
x = skor instrumen bernomor ganjil
y = skor instrumen bernomor genap
Selanjutnya nilai koefisien reliabilitas tes hasil
perhitungan ini diinterprestasikan menurut ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2 Daftar Interprestasi
koefisien reliabilitas tes
Nilai r
|
Interprestasi
|
Antara 0,80
s/d 1,000
|
Tinggi
|
Antara 0,60s/d
0,799
|
Cukup
|
Antara 0,40s/d
0,599
|
Agak Rendah
|
Antara 0,20
s/d 0,399
|
Rendah
|
Antara 0,80
s/d 0,199
|
Sangat Rendah
|
Sumber
(Sugiyono, 2006:216)
C.
Populasi
dan Sampel
1.
Populasi
Populasi adalah
sejumlah atau sekumpulan obyek yang menjadi sasaran dalam suatu penelitian.
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Program
Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2007-2008
yang berjumlah 38 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah jumlah
populasi yang akan diambil sebagian untuk dijadikan obyek di dalam penelitian.
Penulis mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (1993 : 107) bahwa “Untuk
sekedar ancer-ancer, apabila jumlah subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10 % - 15 % atau 20% -
25%”.
Karena jumlah ukuran
dari populasi kurang dari 100, maka penelitian
ini merupakan penelitian populasi, yaitu sejumlah 38 orang siswa dari XI
Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.
D.
Teknik
Analisis Data
Untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh minat baca terhadap apresiasi cerita pendek siswa kelas
XI Program Bahasa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Uji Hipotesis
a.
Uji Hipotesis Penelitian
Untuk menganalisa data dan menguji hipotesis diajukan
digunakan model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut :
Y`= a + bX
Di mana :
Y` = Subyek
dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = Harga
Y bila X = 0 (harga konstan)
b =
Angka arah atau koefisien regresi, yang
menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel dependen. Bila b ( + ) maka naik, dan bila ( - ) maka
terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel
independen yang mempunyai nilai tertentu.
Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, koefisien a dan b
dihitung dengan menggunakan rumus :
a = 
b = 
(Sugiyono,
2006:245)
Untuk memudahkan ada atau tidaknya pengaruhnya minat baca terhadap apresiasi
cerita pendek, dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Product
Moments:
rxy =
(Sugiyono, 2006:213).
b.
Uji Linieritas regresi
Uji
linieritas regresi diperoleh untuk mengetahui apakah model ini sudah
benar-benar cocok atau tidak. Uji linieritas regresi dihitung dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Menghitung
jumlah kuadrat regresi a
JKa = 
2)
Menghitung
jumlah kuadrat regresi b terhadap a
JKb/a = b 
3)
Menghitung
jumlah kuadrat residu
JKRes = 
4)
Menghitung
jumlah kuadrat kekeliruan
JKE = 
5)
Menghitung
jumlah tuna cocok
JKTC =
JKRes - JKE
6)
Menghitung
derajat kebebasan kekeliruan
dkkk = n – k
7)
Menghitung
derajat kebebasan tuna cocok
dkTC = k - 2
8)
Menghitung S² REG
= JKb/a
9)
Menghitung S² Res
= 
10)
Menghitung STC = 
11)
Menghitung S² E = 
12)
Menghitung = 
13)
Menghitung = 
Hasil perhitungan tersebut di atas dimaksudkan ke
dalam tabel Anava untuk menguji linieritas regresi.
Tabel 3 Daftar
Analisis varians untuk uji linieritas regresi
Sumber
varians
|
dk
|
JK
|
KT
|
F
|
total
|
n
|
-
|
||
Regresi (a)
Regresi (b I a)
residu
|
1
1
N
- 2
|
JKreg
= JK (b I a)
JKres=
|
S2reg
= JK (b I a)
S2res
=
|
|
Tuna cocok
Kekeliruan
|
k
– 2
n
- k
|
JK
(TC)
JK
(E)
|
Sumber : (Sujdana, 2002:320)
2.
Untuk mengetahui berapa besar
pengaruh X terhadap Y dicari melalui determinasinya r2 x 100 %
(Sugiono, 2006:250)
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Pengumpulan
dan Penyajian Data
Pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti yaitu dengan menggunakan teknik observasi angket dan dokumentasi
tentang minat baca dan apresiasi cerita pendek siswa kelas XI Program Bahasa SMA Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2007-2008.
Dari hasil penelitian diperoleh data minat
baca (X) dan apresiasi cerita pendek (Y) sebagai berikut:
Table 3. Minat Baca (X) dan
Apresiasi cerita Pendek (Y)
No.
|
Nama
|
X
|
Y
|
1
|
Agnes
Taurina. M
|
78
|
60
|
2
|
Ardiati Marifat
|
78
|
73
|
3
|
Diah Rahayu
|
58
|
60
|
4
|
Eka Huswatun. H
|
66
|
60
|
5
|
Eviana
|
73
|
66
|
6
|
Fakhtur Rohman
|
60
|
58
|
7
|
Fina Fathul Lutfi
|
66
|
58
|
8
|
Firmansyah
|
66
|
60
|
9
|
Hesti Setya Wati
|
78
|
66
|
10
|
Lela Malasari
|
73
|
66
|
11
|
Leni Marlina
|
58
|
58
|
12
|
Lia Arfinalita
|
73
|
60
|
13
|
Lin Selviana
|
58
|
58
|
14
|
Maulina Isnaini
|
66
|
60
|
15
|
Meliantika
|
73
|
66
|
16
|
Melisa Ramadani
|
78
|
73
|
17
|
Merita Suci Triasih
|
56
|
48
|
18
|
Muchlis Riadi
|
58
|
60
|
19
|
Mukmin Riadi
|
73
|
66
|
20
|
Nantika Aprilia
|
66
|
60
|
21
|
Norma Annisa
|
60
|
58
|
22
|
Novalia Candra. M
|
73
|
66
|
23
|
Novi Nur Santi
|
73
|
66
|
24
|
Noviani
|
58
|
60
|
25
|
Siti Mailani
|
66
|
60
|
26
|
Siti Maimunah
|
78
|
70
|
27
|
Sri Megawati
|
66
|
58
|
28
|
Suhermi
|
58
|
60
|
29
|
Tono Setiawan
|
73
|
66
|
30
|
Tri Oktavia
|
66
|
59
|
31
|
Tusriana
|
58
|
60
|
32
|
Ulfatul Korimah
|
73
|
66
|
33
|
Vitha Septiara. P
|
78
|
68
|
34
|
Wahyuni. N
|
60
|
59
|
35
|
Yesi Deviana
|
78
|
73
|
36
|
Yosi Susanti
|
66
|
60
|
37
|
Yullana
|
78
|
66
|
38
|
Zuroh Al Karimah
|
66
|
60
|
Jumlah
|
2583
|
2371
|
|
Sumber
: Anlisis Data
B.
Analisis
Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Uji Reliabilitas
Minat Baca
Tabel 4. Analisis Uji Coba Instrumen
tes Minat baca
No.
Urut
|
Nomor
Sampel
|
Item Genap
|
Item Ganjil
|
X .Y
|
||
X
|
X2
|
Y
|
Y2
|
|||
1
|
7
|
34
|
1156
|
32
|
1024
|
1088
|
2
|
5
|
40
|
1600
|
33
|
1089
|
1320
|
3
|
2
|
40
|
1600
|
38
|
1444
|
1520
|
4
|
10
|
38
|
1444
|
35
|
1225
|
1330
|
5
|
8
|
35
|
1225
|
31
|
961
|
1085
|
6
|
31
|
30
|
900
|
28
|
784
|
840
|
7
|
34
|
30
|
900
|
30
|
900
|
900
|
8
|
15
|
40
|
1600
|
33
|
1689
|
1320
|
9
|
19
|
40
|
1600
|
33
|
1089
|
1320
|
10
|
14
|
35
|
1225
|
31
|
961
|
1085
|
JUMLAH
|
362
|
13250
|
324
|
10566
|
11808
|
|
Sumber
: Anlisis Data
Berdasarkan tabel kerja di atas,
didapatkan nilai sebagai berikut:
N
= 10
= 362
3240
= 11808
rb
= rxy = 
=
= 
= 
= 
= 
= 0,793627015
Selanjutnya
nilai rb = rxy dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown yaitu:
ri
= 
=

= 
= 0,884940969
= 0,89 (hasil dari pembulatan)
Dari
hasil perhitungan diatas diperoleh harga koefisien realibiltas sebesar 0,89
menurut tabel interprestasi hargai ini berada di antara harga 0,80 –
1,000. Dan termasuk kategori tinggi,
maka dapat disimpulkan instrument tes tersebut reliabel dan dapat dipergunakan
untuk penelitian.
2. Analisis Uji Reliabilitas Apresiasi Cerita Pendek
Tabel 5. Analisis
Uji Coba Instrumen tes Apresisasi Cerita Pendek
No.
Urut
|
Nomor
Sampel
|
Item Genap
|
Item Ganjil
|
X .Y
|
||
X
|
X2
|
Y
|
Y2
|
|||
1
|
7
|
30
|
900
|
28
|
784
|
840
|
2
|
5
|
35
|
1225
|
31
|
961
|
1085
|
3
|
2
|
40
|
1600
|
33
|
1089
|
1320
|
4
|
10
|
36
|
1296
|
30
|
900
|
1080
|
5
|
8
|
30
|
900
|
30
|
900
|
900
|
6
|
31
|
39
|
1521
|
27
|
729
|
1053
|
7
|
34
|
40
|
1600
|
33
|
1089
|
1320
|
8
|
15
|
34
|
1156
|
32
|
1024
|
1088
|
9
|
19
|
35
|
1225
|
31
|
961
|
1085
|
10
|
14
|
31
|
961
|
29
|
841
|
899
|
JUMLAH
|
350
|
12384
|
304
|
9278
|
10670
|
|
Sumber
: Anlisis Data
Berdasarkan tabel kerja di atas,
didapatkan nilai sebagai berikut:
N
= 10
= 350
304
= 10670
rb
= rxy = 
= 
= 
= 
= 
= 
= 0,429554391
Selanjutnya
nilai rb = rxy dimasukkan ke dalam rumus Spearman Brown yaitu:
ri
= 
=

= 
= 0,6009626 = 0,60 (hasil dari pembulatan)
Dari
hasil perhitungan di atas diperoleh harga koefisien realibiltas sebesar 0,60
menurut tabel interprestasi harga ini berada di antara harga 0,60 – 0,799 Dan termasuk kategori cukup, maka dapat
disimpulkan instrument tes tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk
penelitian.
3.
Uji Hipotesis Penelitian
a.
Analisis Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara minat baca
terhadap apresisasi cerita pendek akan
dihitung dengan menggunakan analisis regresi linier sebgai berikut:
Hipotesis
Ho :
Ada pengaruh minat baca terhadap
apresisasi cerita pendek
Ha :
Tidak ada pengaruh minat baca terhadap
apresisasi cerita pendek
Dari hasil penelitian diperoleh data minat
baca (X) dan apresiasi cerita pendek (Y) sebagai berikut:
Table 6. Minat Baca (X) dan Apresiasi cerita
Pendek (Y)
No.
|
Nama
|
X
|
Y
|
X2
|
Y2
|
X . Y
|
1
|
Agnes
Taurina. M
|
78
|
60
|
6084
|
3600
|
4680
|
2
|
Ardiati Marifat
|
78
|
73
|
6084
|
5329
|
5694
|
3
|
Diah Rahayu
|
58
|
60
|
3364
|
3600
|
3480
|
4
|
Eka Huswatun. H
|
66
|
60
|
4356
|
3600
|
3960
|
5
|
Eviana
|
73
|
66
|
5329
|
4356
|
4818
|
6
|
Fakhtur Rohman
|
60
|
58
|
3600
|
3364
|
3480
|
7
|
Fina Fathul Lutfi
|
66
|
58
|
4356
|
3364
|
3828
|
8
|
Firmansyah
|
66
|
60
|
4356
|
3600
|
3960
|
9
|
Hesti Setya Wati
|
78
|
66
|
6084
|
4356
|
5148
|
10
|
Lela Malasari
|
73
|
66
|
5329
|
6084
|
4818
|
11
|
Leni Marlina
|
58
|
58
|
3364
|
3364
|
3364
|
12
|
Lia Arfinalita
|
73
|
60
|
5329
|
3600
|
4380
|
13
|
Lin Selviana
|
58
|
58
|
3364
|
3364
|
3364
|
14
|
Maulina Isnaini
|
66
|
60
|
6084
|
3600
|
3960
|
15
|
Meliantika
|
73
|
66
|
5329
|
4356
|
4818
|
16
|
Melisa Ramadani
|
78
|
73
|
6084
|
5329
|
5694
|
17
|
Merita Suci Triasih
|
56
|
48
|
3136
|
2304
|
2688
|
18
|
Muchlis Riadi
|
58
|
60
|
3364
|
3600
|
3480
|
19
|
Mukmin Riadi
|
73
|
66
|
5329
|
4356
|
4818
|
20
|
Nantika Aprilia
|
66
|
60
|
4356
|
3600
|
3960
|
21
|
Norma Annisa
|
60
|
58
|
3600
|
3364
|
3480
|
22
|
Novalia Candra. M
|
73
|
66
|
5329
|
4356
|
4816
|
23
|
Novi Nur Santi
|
73
|
66
|
5329
|
4356
|
4816
|
24
|
Noviani
|
58
|
60
|
3364
|
3600
|
3480
|
25
|
Siti Mailani
|
66
|
60
|
4356
|
3600
|
3960
|
26
|
Siti Maimunah
|
78
|
70
|
6084
|
4900
|
5460
|
27
|
Sri Megawati
|
66
|
58
|
4356
|
3364
|
3828
|
28
|
Suhermi
|
58
|
60
|
3364
|
3600
|
3480
|
29
|
Tono Setiawan
|
73
|
66
|
5329
|
4356
|
4818
|
30
|
Tri Oktavia
|
66
|
59
|
4356
|
3481
|
3894
|
31
|
Tusriana
|
58
|
60
|
3364
|
3600
|
3480
|
32
|
Ulfatul Korimah
|
73
|
66
|
5329
|
4356
|
4818
|
33
|
Vitha Septiara. P
|
78
|
68
|
6084
|
4624
|
5304
|
34
|
Wahyuni. N
|
60
|
59
|
3600
|
3481
|
3540
|
35
|
Yesi Deviana
|
78
|
73
|
6084
|
5329
|
5694
|
36
|
Yosi Susanti
|
66
|
60
|
4356
|
3600
|
3960
|
37
|
Yullana
|
78
|
66
|
6084
|
4356
|
5148
|
38
|
Zuroh Al Karimah
|
66
|
60
|
4356
|
3600
|
3960
|
Jumlah
|
2583
|
2371
|
177677
|
148921
|
162332
|
|
Sumber
: Anlisis Data
Berdasarkan tabel kerja di atas,
didapatkan nilai sebagai berikut:
Kemudian menghitung harga a dan b dengan
rumus sebahai berikut:
a =

= 
= 
= 
= 24,65787793
= 24,66 (hasil dari pembulatan)
b =

= 
= 
= 
= 0,555168656
= 0,56 (hasil dari pembulatan)
Dari hasil perhitungan di atas didapat a = 24,66 dan b = 0,56. Jadi dengan
demikian persamaan regresi linier sederhana adalah Y`= 24,66 + 0,56X.
b. Analisis Uji Linieritas Regresi
Uji linieritas ini diperoleh unrtuk mengetahui apakah model
penelitaian ini sudah benar-benar cocok atau tidak. Uji linieritas regresi
dihitung dengan langkah-langkah:
1)
Menghitung jumlah kuadrat regresi
a
JKa =
=
=
= 147937.9211
2)
Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a
JKb/a = b 
=
= 0,56 
= 0,56 . 1166,3947
= 653,1810544
3)
Menghitung jumlah kuadrat residu
JKRes = 
=
148921 – 147937,9211 – 653,1810544
=
329,8978456
4)
Menghitung jumlah kuadrat
kekeliruan
JKE = 
=
=
0+5,714286+0,666667+6,5+32+147,875
=192,755953
5)
Menghitung jumlah tuna cocok
JKTC =
JKRes - JKE
= 329,8978456 – 192,755953
=137,1418926
6)
Menghitung derajat kebebasan
kekeliruan
dkkk =
n – k
= 38 – 6
= 32
7)
Menghitung derajat kebebasan tuna
cocok
dkTC = k – 2
=
6 - 2
=
4
8)
Menghitung S² REG
= JKb/a
= 653,1810544
9)
Menghitung S² Res
= 
=

= 9,163829044
10) Menghitung STC = 
=

=
34,28
11) Menghitung S² E = 
= 
= 6,02
12) Menghitung = 
= 
=
5,70
Hasil perhitungan di atas, selanjutnya dimasukkan ke dalam
tabel Anava untuk menguji linieritas regresi:
Tabel 7. Daftar Avana Untuk Uji Linieritas
Sumber Variasi
|
dk
|
JK
|
KT
|
F
|
Tuna Cocok
Kekeliruan
|
4
32
|
137,14
192,76
|
34,28
6,02
|
5,70
|
Sumber
: Anlisis Data
Fhitung = 
= 
= 5,70
Kriteria uji regresi
linieritas : jika Fhitung > F (1 - σ) (k – 2, n - k) dengan dk
pembilang = k – 2, dan dk penyebut = n – k, maka σ = 1% dan 5% diperoleh:
=
F (1 - σ) (k – 2, n - k) =
F (1 - σ) (k – 2, n - k)
=
F (1 – 0,01) (6 - 2, 38 - 6) =
F (1 – 0,05) (6 – 2, 38 - 6)
=
F (0,99) (4,32) = F (0,95) (4,32)
=
13,812 =
5,734
Ternyata Fhitung (5,70 < 5,738 dan 5,70 < 13,812)
jadi hipotesis model regresi linieritas diterima sehingga dengan demikian tidak
ada alasan untuk mencari model regresi non linier.
Selajutnya untuk menghitung harga korelasi
antara minat baca dengan apresiasi cerita pendek akan dimasukkan ke dalam rumus korelasi Product Moment sebagai
berikut:
r =

=

=

=

=

=

=
0,811598147
=
0,811
Kemudian nilai r di atas diperoleh r = 0,811.
Untuk mengetahui apakah harga ini sugnifikan , maka perlu dikonsultasikan
dengan harga r tabel diuji
dengan cara membandingkan dengan harga rtabel pada taraf kesalahan 5%, dan 1% dengan n = 38,
r tabel =0,320 untuk taraf
kesalahan 5% ( 0,811 > 0,320) dan untuk taraf kesalahan 1% = 0,413 (0,811 > 0,413)
karena harga rhitung lebih besar dari rtabel baik taraf kesalahan
5% dan 1% (r hitung > r tabel) = 0,811 > 0,320 dan
0,811 > 0,413, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara minat baca terhadap cerita pendek.
Berdasarkan tabel interval koefisien korelasi
ternyata haraga koefisien korelasi r yang menyatakan hubungan antara minat baca
dengan apresiasi cerita pendek, terletak antara interval nilai 0,80 – 1,00 pada
tabel interpretasi termasuk kategori nilai tersebut sangat tinggi sedangkan
untuk mengetagui prosentase kontribusinya dapat diperoleh dari variabel bebas
terghadap variabel terikat adalah 0,657721 x 100% = 65,77% antara minat baca
dengan apresiasi cerita pendek .
C.
Pembahasan
Hasil Penelitian
Dari hasil data di atas
dapat diketahui hasil perhitungan F
tes tolak Ha terlihat bahwa pada
dasarnya minat baca ada kaitannya dengan apresiasi cerita pendek. Hal ini dapat
diketahui dari hasil analisis persamaan
regresi linier sederhana yang didapatkan Y` = 24,66 + 0,56X dimana jika nilai
minat baca bertambah satu maka nilai rata-rata apresiasi cerita pendek akan bertambah 0,56.
Selanjutnya diperoleh
harga r sebesar r = 0,811, dengan harga r tabel untuk taraf
kesalahan 5% = 0,320 = (r hit > r tab =0,811
> 0,320 ). Jadi dengan demikian ada pengaruh minat baca (X) terhadap
apresiasi cerita pendek (Y) dengan diperoleh besarnya kontribusi sebesar 65,77%
dan sisanya sebesar 34,23% ditentukan oleh faktor lain.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
hasil penelitian analisis data yang telah diuji hiopotesis maka disimpulkan
bahwa:
1.
Ada pengaruh minat baca terhadap
Apresiasi cerita pendek yang diketahui dari hasil analisis persamaan regresi
linier sederhana yang didapatkan Y` = 24,66 + 0,56X di mana jika nilai minat
baca bertambah satu maka nilai rata-rata apresiasi cerita pendek akan bertambah
0,56.
2.
Berdasarkan tabel interval
koefisien korelasi ternyata harga koefisien korelasi r yang menyatakan hubungan
antara minat baca dengan apresiasi cerita pendek, terletak antara interval 0,80
– 1,000. Pada tabel interprestasi termasuk kategori nilai tersebut sangat
tinggi. Sedangkan untuk mengetahui prosentase kontribusinya dapat dicari
melalui koefisien determinasi yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien
korelasi (r2) = (0,811)2 = 0,657721. Jadi besar
kontribusi yang diperoleh dari variabel bebas terhadap variabel terikat adalah
0,657721 x 100% = 65,77% antara minat baca dengan apresiasi cerita pendek.
B.
Saran
Dengan
selesainya penelitian ini, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
beberpa saran antara lain:
1.
Bagi Guru
a.
Guru bidang studi Bahasa Indonesia
sebaiknya selalu memberikan bimbingan dan perhatian yang cukup agar siswa lebih
mudah memahami dan mengerti terhadap materi tentang karya sastra prosa khususnya
cerita pendek.
b.
Hendaknya guru selalu memberi
motifasi kepada siswa untuk lebih meningkatkan minat baca dengan berbagai fasilitas yang ada di
sekolah, seperti multimedia, perpustakaan dan lain-lain.
2.
Bagi Siswa
Siswa
hendaknya lebih aktif menggunakan fasilitas yang disediakan sekolah untuk mencari berbagai bentuk bacaan seperti
cerita pendek (cerpen). Selain itu, siswa juga dapat meningkatkan minat baca
dari berbagai fasilitas tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian
Suatu Penelitian, CV. Rineka Cipta.
Jakarta.
Depdikbud,
1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN.
Balai Pustaka. Jakarta
Esten,
Mursal, 1987, Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah, Angkasa. Bandung.
Mustopo,
1993, Ilmu Budaya Dasar, Usaha
Nasional. Surabaya.
Poerwadarminta
W.J.S, 1983, KUBI, Balai Pustaka.
Jakarta.
,
1985, KUBI, Balai Pustaka. Jakarta.
Semi,
Atar, 1988, Anomi Sastra, Angkasa
Raya. Padang.
Sudjana,
2002, Metode Statistika, Parsito.
Bandung.
Sugiyono,
2006, Statistika Untuk Penelitian, Alpabheta.
Bandung.
Sumardjo,
Djakob dan Saini, K.M., 1986, Apresiasi
Kesusastraan, Gramedia. Jakarta.
Suprapto,
1991, Kumpulan Istilah dan Apresiasi
Sastra Bahasa Indonesia, Gramedia.
Jakarta.
Tarigan,
Hendri Guntur, 1984, Prinsip-prinsip
Dasar Sastra, Aksara. Bandung.
,
1985, Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan
Berbahasa, Angkasa. Bandung.
,
1986, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, Aksara.
Bandung.
