PENINGKATAN
KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI
PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI
MASYARAKAT (STM) PADA MATA PELAJARAN
IPA DAN BAHASA INDONESIA
(Laporan)
Oleh
MURSI ASTUTI
NIM : 814 649
419

UNIVERSITAS
TERBUKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN
UPBJJ-UT BANDAR
LAMPUNG
2009
LEMBAR
PENGESAHAN
2. Identitas Peneliti :
N A M A : MURSI ASTUTI
NIM :
814 649 419
PROGRAM STUDI : S-1 PGSD
MASA UJIAN : 2009.2
KELOMPOK BELAJAR : BUMI DIPASENA
3. Lokasi Penelitian :
NAMA SEKOLAH : SD NEGERI 1 MEDASARI
KELAS :
V (LIMA)
MATA PELAJARAN : IPA DAN BAHASA
INDONESIA
ALAMAT :
Medasari Kec. Rawajitu Selatan
Kab. Mesuji
4.
Lama Penelitian :
1 Bulan (3 Siklus Pembelajaran)
Bumi Dupasena, Nopember 2009
Mengetahui Mahasiswa
Supervisor
RODIANTO, S.Pd.
M.Pd. MURSI ASTUTI
NIP 19730515199903 1 004 NIM 814 649 419
ii
KATA
PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah Tuhan Seru sekalian Alam, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang setia mengagungkan asma-Nya. Atas
Rahmat tersebut kami dapat menyelesaikan penelitian dan laporannya dari awal
hingga akhir alhamdulillah berjalan lancar, sesuai dengan yang diharapkan.
Laporan
yang amat sederhana ini disusun sebagai tugas akhir perkuliahan Universitas
Terbuka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program S-1 PGSD pada mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).
Dengan
selesainya laporan ini, kami menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1.
Bapak P A D R I, S.Pd.SD. selaku Pengelola S-1 PGSD Kelompok Belajar
(Pokjar) Bumi Dipasena yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan untuk
melaksanakan perkuliahan dan penelitian untuk laporan ini.
2.
Bapak Suharto, selaku Kepala SD negeri 1 Medasari yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan penelitian.
3.
Ibu Tri
Samsiati selaku teman sejawat yang dengan setia mendampingi, mengamati dan
memberikan masukan-masukan yang amat berarti untuk kelancaran proses penelitian
ini.
4.
Bapak Ibu
guru SD Negeri 1 Medasri yang telah membantu pelaksanaan observasi dalam
perbaikan pembelajaran ini.
5.
Rekan-rekan
Mahasiswa S-1 PGSD Pokjar Bumi Dipasena sebagai rekan diskusi dalam pelaksanaan
pembelajaran dan penyusunan laporan ini.
iii
Kepada
semua pihak (tidak dapat kami sebutkan satu persatu) yang memberikan bantuan
baik moril naupun materiil hingga terselesaikannya penyusunan dan penulisan
laporan ini, kami tidak bisa memberikan apa-apa kecuali hanya bisa berdoa
semoga akan mendapat imbalan yang setimpal dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kami
menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca dan kami berharap
kiranya laporan ini ada manfaatnya, khususnya bagi kami pribadi dan umumnya
kepada segenap pembaca sekalian. Amin.
Bumi Dipasena, Nopember 2009
Penulis,
MURSI ASTUTI
NIM 814 649 419
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
BAB I : PENDAHULUN
A.
Latar
Belakang Masalah .................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ............................................ 4
C.
Tujuan
Penelitian ............................................. 4
D.
Manfaat dan
Kegunaan Penelitian .................. 4
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A.
PengertiankREATIVITAS
.................................. 6
B.
Pengertian
Hasil Belajar ...................................... 6
C.
PeMBELAJARAN
SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT 9
BAB III :
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Subjek Penelitian .......................................................... 12
B. Deskripsi Per Siklus ............................................. 13
v
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian ...................................... 17
1.
Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa ................. 17
2.
Peningkatan Hasil Belajas Siswa ....................... 18
B. Pembahasan ........................................................... 18
1. Siklus I ............................................................... 18
2.
Siklus II ............................................................. 21
3. Siklus III ............................................................ 24
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................... 27
B. Saran...................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN PKP
|
1.
|
Judul
Laporan
|
:
|
PENINGKATAN
KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI
MASYARAKAT PADA MATA PELAJARAN IPA DAN BAHASA INDONESIA DI SD
NEGERI 1 MEDASARI KEC. RAWAJITU SELATAN TAHUN
PELAJARAN 2009/2010
|
2. Identitas Peneliti :
N A M A :
MURSI ASTUTI
NIM :
814 649 419
PROGRAM STUDI :
S-1 PGSD
MASA UJIAN :
2009.2
KELOMPOK BELAJAR :
BUMI DIPASENA
|
NO
|
HARI /
TANGGAL
|
HAL-HAL YANG DIBICARAKAN
|
PARAF
|
|
|
|
|
|
Bumi Dipasena, Oktober 2009
Pembimbing,
RODIANTO, S.Pd. M.Pd.
NIP 19730515199903
1 004
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan
dalam mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Pendidikan memiliki dua
fungsi utama yaitu fungsi konservatif dan fungsi progresif. Fungsi konservatif
pendidikan adalah bagaimana untuk mempertahankan dan mewariskan identitas dan
cita-cita suatu masyarakat. Sedangkan fungsi progresif pendidikan adalah
sebagaimana aktifitas pendidikan adalah yang dapat memberikan pembekalan dan
pengembangan pengetahuan serta nilai-nilai keterampilan kepada generasi penerus
sehingga memiliki kemampuan dan kesanggupan dalam menghadapi tantangan
kehidupan di masa depan yang semakin kompleks.
Menyikapi kondisi yang semakin kompleks seperti
sekarang ini, guru dituntut mampu
membekali para siswa berbagai keterampilan yang dipandang urgent dalam
kehidupan. Hal yang paling utama dipersiapkan adalah adanya keterampilan
bernalar dan bersikap menempatkan sesuatu yang tepat pada tempatnya. Maka dalam
hal ini guru lah yang dipandang paling berperan untuk mengarahkan siswanya pada
tataran persiapan menyongsong kehidupan sebenarnya kelak. Kegagalan guru dalam
mengarahkan dan mengembangkan ilmu dan keterampilannya di sekolah akan
mengakibatkan hancurnya masa depan anak-anak dewasa kelak.
2
Kegagalan dan merosotnya
penghayatan masyarakat terhadap nilai-nilai sosial dan etike, kenakalan
remaja dan sebagainya yang terjadi selama ini sering dianggap sebagai
miseducation (salah asuhan) dan faktor
penentu yang diharapkan mampu memperbaikinya adalah guru. Oleh sebab itu salah
satu upaya untuk mengantisipasi kemerosotan nilai-nilai sosial dan etike di
tengah masyarakat terutama di kalangan generasi muda adalah dengan cara
membenahi proses pendidikan. Di sinilah relevansinya untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran dan pendidikan secara terpadu dan simultan, baik secara formal,
non-formal, maupun in-formal.
Salah satu komponen pembelajaran yang perlu terus
dikembangkan dan ditingkatkan kemampuannya adalah komponen guru, dalam hal ini
adalah kompetensinya. Komponen guru merupakan salah satu komponen terpenting
dalam pendidikan nilai, karena posisinya sebagai sumber belajar dan sumber
identifikasi nilai moral dan sumber
keteladanan bagi peserta didik. Keberadaan guru adalah sangat penting dan tidak
bisa digantikan oleh sumber-sumber lain, karena peran guru tidak
hanya semata-mata sebagai transfer of
knowledge saja, tetapi guru masih berperan sangat penting dan dominan,
sehingga apabila guru tidak berkompeten terutama dalam pembentukan kepribadian
pada siswa, maka tidak akan menghasilkan apa-apa. Peran guru yang sebenarnya
adalah sebagai fasilitator, namun yang perlu mendapat penekanan itu adalah
kemampuan guru mensupport para siswanya untuk mampu mengembangkan
kreativitasnya dan membangun sendiri pengetahuan yang datang dari luar,
sehingga terbangunlah pengetahuan dan keterampilan mengkonstruksi kognitif yang
ada terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungan.
3
Para penganut konstruktivisme berpendapat bahwa pengetahuan
itu adalah merupakan konstruksi dari kita yang sedang belajar. Sebagai guru
yang merupakan jabatan fungsional di bidang pendidikan dengan sendirinya juga
dituntut dalam keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu atau yang
disebut sebagai sebuah kompetensi guru. Secara minimal guru memiliki kompetensi
kepribadian (personal) dan kompetensi kemasyarakatan (sosial).
Guru bukan hanya bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri
tetapi lebih dari itu yaitu tanggung jawab kepada masyarakat luas, bukan
bertanggungjawab untuk satu generasi melainkan sampai ke generasi selanjutnya.
Untuk menimbuhkan sikap aktif, kreatif, inovatif dari siswa tidaklah mudah.
Fakta yang terjadi adalah guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling
benar.
Di sisi lain rendahnya kreatifitas dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA merupakan salah
satu indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan guru perlu untuk dicermati
lebih serius lagi. Hal yang lazim
dijumpai dalam suatu pembelajaran yang mengakibatkan
rendahnya prestasi siswa di antaranya :
(1) kegiatan pembelajaran masih banyak didominasi oleh guru; (2) rendahnya
semangat belajar siswa; (3) banyaknya siswa yang tidak berani bertanya atau
mengemukakan pendapat; (4) metode pembelajaran yang digunakan kurang
bervariatif (monoton); (5) media pembelajaran yang terbatas; (6) Tidak
berorientasi pada kebutuhan masyarakat setempat.
Sebagai kontribusi pemikiran yang dapat dijadikan acuan
dalam mengatasi rendahnya kreativitas dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA dan
4
Bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Medasari Kec. Rawajitu Selatan
adalah dengan melalui pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat,
yaitu metodologi pembelajaran yang berbasis sains
(pengetahuan ilmiah) sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pangsa pasar.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana
meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Medasari pada mata pelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia melalui pembelajaran Sain Teknologi Masyarakat ?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran Sain Teknologi Masyarakat dalam upaya meningkatkan kreativitas
dan hasil belajar siswa
kelas V pada
mata pelajaran IPA
dan Bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Medasari Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang
Bawang Propinsi Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat dan
Kegunaan Penelitian
Manfaat
dan kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
- Dapat memberikan sumbangan dan kontribusi terhadap peranan guru Mata Pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia sebagai perwujudan profesionalisme guru dalam pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat.
- Dapat memberikan informasi yang memadai mengenai peranan guru yang berkaitan dengan kreativitas dan prestasi belajar baik dari aspek kognitif,
5
afektif dan psikomotorik yang diwujudkan dalam perilaku,
kepribadian dan kemandirian siswa.
- Memberikan informasi yang berharga untuk kalangan akademisi atau para peneliti yang akan mengkaji bahwa peranan guru merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan secara umum (universal).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kreativitas
Belajar
Kreativitas menurut Utami Munandar, 1990 dalam Hera Lestari
Mikarsa (2007 : 3.25) bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat
kombinasi baru, berdasarkan data, informasi dan unsur-unsur yang ada.
Pendapatnya yang lain menyebutkan bahwa secara operasional kreativitas adalah
kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam
berpikir, serta kemampuannya untuk mengelaborasi (memperkaya, mengembangkan,
dan memerinci) suatu gagasan. Kebanyakan orang mengartikan kreativitas sebagai
daya cipta, khususnya hal-hal yang baru, walaupun tidak selalu harus baru.
Kreativitas menurut konsep atau pendekatan 4P, meruapakan
suatu pendekatan yang melihat dari segi pribadi, pendorong (press), proses, dan
produk kreativitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa kreativitas itu merupakan
kemampuan untuk membuat, mencipta, memadukan, mengembangkan dari sesuatu atas
dasar kecerdasan berfikirnya, dari yang belum ada menjadi ada dan dari yang
sudah ada dimodifikasi menjadi sesuatu yang baru yang lebih bermakna.
B. Pengertian Hasil
Belajar
Hasil belajar dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang
telah dicapai seseorang setelah ia mengalami proses belajar, dengan terlebih
dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan atau yang
dilaluinya. Penilaian hasil belajar perlu dilakukan oleh guru untuk mengetahui
sejauh mana tujuan untuk instruksional yang telah diajarkan dalam kegiatan
pembelajaran yang telah dikuasai siswa. Dalam
istilah yang lebih umum hasil
belajar disamakan dengan
7
sebuah prestasi. Berikut
ini akan paparan definisi tentang prestsi menurut pendapat para ahli :
a. Menurut Kamus Umum
W.J.S Poerwadarminta, prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya).
b. Dalam Kamus Edisi
Ketiga (2000) didefinisikan bahwa prestasi adalah hasil yang telah diperoleh
(dicapai dan lain-lain) ataupun pencapaian terhadap sesuatu.
c. L.W.Rue (1993)
berpendapat bahwa prestasi adalah hasil pencapaian tugas yang merujuk kepada
kerja bagi setiap individu.
d. Philip Ricciardi
(1996) menyatakan pula bahwa prestasi merupakan hasil yang berhasil dicapai
dengan kuantitas tertentu atau nilai kerja yang dilakukan terhadap pelajaran
atau hasil belajar. Menurut beliau juga, prestasi merupakan suatu kebolehan
untuk menghasilkan sesuatu yang benar dengan cara yang benar dan dilakukan pada
saat yang tepat dalam suatu usaha yang bersesuaian.
Menurut Tuty Haryati
definisi dari prestasi adalah suatu hasil luar biasa/dahsyat yang telah
dicapai. Menurutnya pula prestasi merupakan sebuah keberhasilan berstandar tinggi
yang citranya hanya diperoleh segelintir orang. Dengan kemampuan berfikir dan menilai,
prestasi
diasumsikan sebagai kesuksesan
dengan ukuran yang
ditentukan sendiri berdasrakan hasil penilaian yang eksternal. Dengan nilai
yang tinggi, beliau juga memaknai prestasi sebagai barang mewah dimana hanya
sedikit orang saja yang sanggup menyandangnya.
Dari
beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
8
a. Prestasi adalah
hasil pencapaian terhadap tugas yang diberikan kepada individu maupun
organisasi.
b. Prestasi tidak
mengandung konotasi negatif, artinya keberhasilan dalam kebaikan, karena semua
orang selalu mngharapkannya.
Jadi istilah prestasi lebih
terkesan pada sebuah hasil yang dicapai setelah melalui upaya yang
sungguh-sungguh. Baik hasil yang dimaksudkan merupakan hasil yang bersifat
kuantitatif daupun kualitatif.
Sedangkan kata belajar
berasal dari kata dasar “ajar” yang mendapat awalan ber- menjadi belajar, yang
berarti “berusha supaya memperoleh kepandaian, ilmu dan sebagainya.” Agoes
Soejanto mendefinisikan belajar adalah sebagai berikut: “Belajar adalah suatu proses perubahan yang
terus menerus pada diri manusia karena usaha untuk mencapai ke arah kehidupan
atas bimbingan tentang cita-citanya dan sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya”.
Berbeda dengan Agoes
Soejanto, Prof. Dr. Nasution dalam bukunya mengemukakan bahwa:
“Belajar adalah
perubahan-perubahan dalam sistem urat syaraf. Definisi lain belajar adalah
penambahan atau pengetahuan. Definisi ketiga merumuskan bahwa belajar adalah
sebagi perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan”.
Berdasarkan pendapat para
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sebuah prestasi
yang diraih oleh seseorang atas usahanya mengalami proses perubahan secara
terus menerus dalam hidupnya sesuai dengan cita-cita dan falsafahnya.
9
C.
Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
1. Pengertian Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat
Sains Teknologi Masyarakat (STM) sebagai istilah yang
diciptakan oleh John Ziman sebagai model pembelajaran berpandangan sains dalam
konteks sosial. Yager (1992) mendefinisikan STM yaitu mencakup tujuan
kurikulum, asesmen dan khususnya mengenai pengajaran. Yager dan kawan-kawan
bekerja sama dengan 30-50 guru setiap tahunnya. Kerja sama itu bertujuan untuk
membantu guru-guru dalam mengajar untuk mencapai lima tujuan utama.
Tujuan-tujuan tersebut dikarakteristikkan
sebagai domain, (Nono Sutarno :2007) yaitu meliputi domain konsep,
proses, aplikasi, kreativitas, dan sikap.
a.
Domain Konsep
Domain konsep meliputi fakta-fakta, informasi, hukum-hukum,
prinsip-prinsip, penjelasan keberadaan sesuatu dan teori yang digunakan oleh
sains.
b.
Domain Proses
Ada 15 keterampilan proses yang meliputi
:
1)
mengobservasi; 2) menggunakan ruang/waktu; 3)
mengklasifikasi; 4) mengelompokkan dan mengorganisasi; 5) menggunakan bilangan;
6) mengkuantifkasi; 7) mengukur; 8) mengkomunikasikan; 9) menginferensi; 10)
memprediksikan; 11) mengendalikan dan
mengidentifakasikan variabel; 12) menginterpretasikan data; 13) merumuskan
hipotesis;
10
14) memberikan definisi secara operasional; 15)
melaksanakan eksperimen.
- Domain Aplikasi
Domain ini meliputi mengaplikaskan konsep-konsep dan
keterampilan dalam memecahkan masalah sehari-hari, memahami prinsip-prinsip
ilmiah dan prinsip-prinsip teknologi yang terdapat dalam rumah tangga,
menggunakan proses-proses ilmiah dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, memahami dan menlai laporan media masa mengenai
perkembangan pengetahuan, mengambil keputusan yang berhubungan dengan kesehatan
pribadi, dan lain-lain
- Domain Kreativitas
Domain ini meliputi visualisasi, menghasilkan gambaran
mental, menggabungkan objek-objek dan ide-ide dalam cara-cara baru, memecahkan
masalah dan teka-teki, memprediksi konsekuensi-konsekuensi yang mungkin,
menyarankan alasan-alasan yang mungkin, menghasilkan ide-ide yang tidak biasa.
- Domain sikap
Domain sikap meliputi pengembangan sikap-sikap positif
terhadap sains pada umumnya, kelas sains, kegunaan belajar sains, dan untuk
guru terbentuknya pengembangan sikap positif
terhadap diri sendiri.
2.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan STM
Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan STM Yager
menyarankan hendaknya dalam belajar mengguunakan strategi konstruktivisme. Ia
mengorganisasikan strategi konstruktivisme dalam 4 tahap yaitu :
11
-
Tahap
invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep
yang akan dibahas.
-
Tahap
eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk penyelidikan dan menemukan konsep
melalui pengumpulan, pengorganisasian, penginterpretasian data dalam suatu
kegiatan yang telah dirancang guru.
-
Tahap
penjelasan dan solusi, saat siswa
memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya
ditambah dengan penguatan guru, maka siswa dapat mengyampaikan gagasan, membuat
model, membuat penjelasan baru, dan membuat solusi.
-
Tahap
pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan
dan keterampilan, berbagi informasi dan gagasan, dan mengajukan pertanyaan
lanjutan maupun saran.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
E.
Subjek Penelitian
1.
Lokasi
Penelitian
Penelitian sebagai perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan
di kelas V semester satu SD Negeri 1 Medasari Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten
Tulang Bawang Lampung.
2.
Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu
bulan yaitu mulai tanggal 01 Oktober
sampai dengan 31 Oktober 2009, dengan 12 jam
pelajaran (6 kali pertemuan). Siswa yang menjadi subjek penelitian ini
berjumlah 30 orang siswa, yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 14 orang
perempuan. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti (guru bidang
study), seorang obsever, dan kepala Sekolah sebagai penanggung jawab.
Sebagai gambaran kongkret jadwal penelitian ini adalah :
Tanggal 06 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPA siklus I
Tanggal 13 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPA siklus II
Tanggal 20 Oktober 2009 untuk mata pelajaran IPA siklus III
Tanggal 09 Oktober 2009 untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia siklus I
Tanggal 16 Oktober 2009 untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia siklus II
Tanggal 23 Oktober 2009 untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia siklus III
3.
Mata
Pelajaran
Adapun mata pelajaran yang di teliti adalah Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dan Bahasa Indonesia
13
4.
Kelas
Kelas yang dijadikan tempat penelitian ini adalah Kelas V
SD Negeri 1 Medasari Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang Bawang.
5.
Karakteristik
Siswa
Secara umum keberadaan siswa kelas V SD Negeri 1 Medasari tergolong
anak yang biasa-biasa, baik ditinjau dari segi kecerdasan (intellegensia)
maupun kepribadian dan moralitasnya. Namun dari segi latar belakang
keluarganya, mereka cukup beragam. Secara ekonomi keluarga mereka cukup
beragam, mulai dari ekonomi klas rendah (yang mayoritas), ekonomi menengah, dan
ekonomi klas tinggi (walaupun tidak terlalu banyak namun juga ada beberapa anak
yang berasal dari keluarga mampu). Demikian juga latar belakang pendidikan
keluarga (orang tua murid) amat beragam, mulai dari SD sampai yang Sarjana.
Sedangkan ditinjau dari sisi kondisi sosial dan lingkungan, nampaknya banyak
potensi alam yang belum dimanfaatkan secara optimal, maka dengan pembelajaran
yang berbasis sains dan teknologi seperti yang dicanangkan dalam penelitian ini
diharapkan siswa merasa terpanggil dan peduli dengan kondisi lingkungan
sosialnya untuk menerapkan ilmunya kelak demi untuk membangun desa dan
masyarakatnya.
F.
Deskripsi Per Siklus
Adapun pelaksanaan penelitian ini melalui langkah siklus
sebanyak tiga siklus, dan masing-masing
siklus terdiri dari empat tahap, yaitu :
14
Perncanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan
(observing) dan Refleksi (reflecting) (Suharsini Arikunto, 2006).
1.
Perencanaan
b.
Menyusun
jadwal mengajar
c.
Membuat
perangkat pembelajaran
d.
Menyusun
skenario pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan
e.
Mempersiapkan
media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
f.
Mempersiapkan
lembar observasi dan catatan lapangan
2.
Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari
tahap perencanaan, yang meliputi :
a.
Guru membuka
kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dan membagi kelompok belajar;
b.
Guru
memotivasi siswa agar belajar bersama dalam kelompok dan bertanggung jawab pada
kelompoknya;
c.
Guru
menyampaikan materi yang telah ditentukan dan mengefektifkan diskusi kelompok,
bertanya jawab dan demonstrasi;
d.
Guru bersama
teman sejawat mengamati proses kegiatan diskusi kelompok yang sedang
berlangsung dan guru memberikan bimbingan pada siswa;
e.
Setiap
kelompok menulis hasil kerja kelompoknya di papan tulis, diwakili oleh salah
satu siswa dari kelompoknya dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk
menanggapinya;
15
f.
Guru bersama
siswa menyimpulkan hasil diskusi;
g.
Guru
memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus;
h.
Siswa yang
mendapat nilai kurang dari 60 dan rata-rata nilai yang kurang dari ketentuan
mnimal, maka dilakukan perbaikan.
3.
Pengamatan/Pengumpulan
Data
Dalam pengamatan penelitian tindakan kelas ini peneliti bekerja sama dengan guru
(teman sejawat) yaitu seorang
guru dari SD
Negeri 1
Medasari, yang bertugas mengamati selama proses kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan ini dituangkan dalam catatan
lapangan yang telah dipersiapkan.
1)
Lembar
Pengamatan 1 adalah data skunder (data yang berasal dari selain subjek) yang
digunakan untuk menilai kinerja guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
2)
Lembar
pengamatan 2 adalah data skunder (data yang berasal dari selain subjek) yang
digunakan untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
3)
Lembar
Pengamatan 3 adalah data primer yang digunakan untuk menilai aktivitas belajar
siswa pada setiap siklus.
4.
Refleksi
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis,
memahami dan membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan dan catatan
lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes dan observasi, serta
menentukan perkembangan kemajuan dan kelemahan yang terjadi, sebagai dasar
perbaikan pada siklus berikutnya.
16
Pada siklus II, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari
siklus I dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap
pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam
proses kegiatan pembelajaran siklus II ini telah banyak ditemukan
kelemahan-kelemahan apada siklus I dan di sini diadalan perbaikan.
Pada siklus III, pelaksaannya berdasarkan refleksi dari
siklus II dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap
pelaksanaan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam
proses kegiatan pembelajaran siklus III ini telah banyak dilakukan
penyempurnaan-penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan pada siklus II. Jadi pada
silkus ini merupakan siklus pamungkas dalan perbaikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Hasil Penelitian
- Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
Dalam aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia dengan melalui pendekatan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
pada siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Medasari Kecamatan Rawajitu Selatan yang
berjumlah 30 siswa, selalu diamati di setiap pertemuan pada masing-masing
siklus. Secara lengkap data aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai III
adalah :
Tabel 1 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran
IPA
|
Siklus
|
Pertemuan
ke
|
Jumlah
Siswa yang Kreatif
|
Prosentase
Siswa yang kreatif
|
|
I
|
1
|
11
|
36,66 %
|
|
II
|
2
|
21
|
70,00 %
|
|
III
|
3
|
29
|
96,66 %
|
Tabel 2 : Prosentase Kreativitas Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
|
Siklus
|
Pertemuan
ke
|
Jumlah
Siswa yang kreatif
|
Prosentase
Siswa yang kreatif
|
|
I
|
1
|
10
|
33,33 %
|
|
II
|
2
|
18
|
60,00 %
|
|
III
|
3
|
28
|
93,33 %
|
18
- Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan
Bahasa Indonesia melalui pendekatan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM) pada siswa kelas V semester I SD Negeri 1 Medasari Kecamatan Rawajitu Selatan
dapat dilihat dari hasil ulangan yang dilaksanakan dalam pembelajaran pada
siklus I sampai siklus III dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3 : Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
|
Siklus
|
Jumlah
|
Nilai
|
Jumlah
Nilai
|
Rata-rata
|
|
|
Jumlah
Siswa
|
Prosentase
|
||||
|
I
|
30
|
9
|
30,00 %
|
1634
|
54,46
|
|
II
|
30
|
20
|
66,66 %
|
1979
|
66,96
|
|
III
|
30
|
29
|
96,66 %
|
2315
|
77,16
|
Tabel 4 : Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
|
Siklus
|
Jumlah
|
Nilai
|
Jumlah
Nilai
|
Rata-rata
|
|
|
Jumlah
Siswa
|
Prosentase
|
||||
|
I
|
30
|
7
|
23,33 %
|
1662
|
55,40
|
|
II
|
30
|
16
|
53,33 %
|
1935
|
64,53
|
|
III
|
30
|
27
|
90,00 %
|
2254
|
75,13
|
B. Pembahasan
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I mata pelajaran IPA pada hari Selasa
tanggal 06 Oktober 2009 diikuti oleh 30 siswa kelas V yang terdiri dari 16 laki-laki dan 14 anak perempuan. Pertemuan
ini berlangsung selama 1 x pertemuan (2
x 35 menit).
19
Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu
dengan mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menentukan kelompok belajarnya.
Dengan terbentuknya kelompok di kelas, guru memotivasi siswa dengan bercerita
dan dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas memperagakan
tanaman yang terkena banjir dan longsoran tanah akibatnya akan rusak. Kemudian
guru bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses pembelajaran guru
mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada siklus I ini.
Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia siklus I
dimulai hari Jumat tanggal 09 Oktober 2009. Mengawali pertemuan guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang desa tempat tinggal masing-masing. Desa
yang ada pantai atau pinggir sungai rawan terjadinya abrasi dan banjir. Tugas
kalian mengamati pantai atau tanggul sungai kemudian kalian membuat laporan
hasil kunjungan atau pengamatan. Kemudian dilanjut dengan diskusi kelompok
untuk berdiskusi dan mempresentasikan laporan hasil kunjungan dan pengamatannya
di depan kelas. Mengakhiri pertemuan guru mengadakan evaluasi, yaitu untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a. Hasil Observasi Kreativitas
Siswa
Setiap pertemuan siklus I, selalu dilakukan pengamatan
terhadap kreativitas siswa dalam proses pembelajaran oleh seorang pengamat
yaitu teman sejawat. Pada siklus I ini kreativitas
siswa dalam belajar
tercatat
20
36,66 % untuk mata pelajaran IPA, dan 33,33 % pada mata
pelajaranBahasa Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa
masih sangat rendah.
b.
Hasil Belajar
Siswa
Data dari tes akhir pada siklus I menunjukkan bahwa siswa
memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran IPA sebanyak 9 siswa dari
jumlah siswa 30 atau 30,00 %. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak
7 anak atau 23,33 %. Ini berarti kriteria berarti pada siklus I ini baik mata
pelajaran IPA maupun Bahasa Indonesia keduanya belum memenuhi target bahkan
masih jauh dari yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas
sebesar 85 % atau lebih.
c.
Refleksi
Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa belum memenuhi
kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan guru teman
sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keseluruhan yang
diamati yaitu :
a.
Guru belum
optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;
b.
Guru kurang
tegas dalam pembagian kelompok belajar;
c.
Guru kurang
memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok
untuk menyelesaikan suatu masalah.
d.
Guru belum
optimal dalam menanamkan prinsip cara mengkonstruksi sebuah pemahaman pada
anak.
21
Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga
disebabkan oleh siswa itu sendiri, yaitu :
1)
Sebagian
siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang diikuti;
2)
Dalam
kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak memperhatikan
penjelasan guru;
3)
Siswa kurang
aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan lain yang seharusnya
dilakukan siswa.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus II.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II mata pelajaran IPA dimulai hari
Selasa tanggal 13 Oktober 2009 diikuti
oleh 35 siswa kelas VI yang terdiri dari
20 laki-laki dan 15 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x
35 menit. Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan
mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menentukan kelompok belajarnya. Dengan
terbentuknya kelompok di kelas, guru memotivasi siswa dengan bercerita dan
dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas memperagakan tanaman
yang terkena banjir dan longsoran tanah akibatnya akan rusak. Kemudian guru
bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses pembelajaran guru
mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada siklus II ini.
22
Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia siklus II
dimulai hari Jumat tanggal 16 Oktober 2009. Mengawali pertemuan guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang pentingnya kita mampu membuat laporan
atas apa yang alami. Dengan penugasan berkunjung ke pantai atau pinggir sungai
yang rawan terjadinya abrasi dan banjir. Tugas kalian mengamati pantai atau
tanggul sungai kemudian kalian membuat laporan hasil kunjungan atau pengamatan.
Kemudian dilanjut dengan diskusi kelompok untuk berdiskusi dan mempresentasikan
laporan hasil kunjungan dan pengamatannya di depan kelas. Mengakhiri pertemuan
guru mengadakan evaluasi, yaitu untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
a. Hasil Observasi
Aktivitas Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi
bahwa pada siklus II ini sudah ada peningkatan yang cukup baik. Pengamatan
terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat dapat
dijadikan pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus II ini kreativitas siswa
dalam belajar tercatat 70,00 % untuk
mata pelajaran IPA, dan 60,00 % pada mata pelajaranBahasa Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa kreatifitas belajar siswa sudah ada kemajuan dan memperoleh
hasil yang cukup signifikan, walaupun belumtuntas.
b.
Hasil Belajar Siswa
Data dari tes akhir pada siklus II menunjukkan bahwa siswa
memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran sebanyak 20 siswa dari 30 siswa
atau 66,66 %.
23
Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 16
anak dari 30 anak atau 53,33 %. Ini berarti kriteria pada siklus II ini baik
mata pelajaran IPA maupun Bahasa Indonesia keduanya sudah banyak mengalami
kemajuan dan hampir memenuhi target walaupun masih harus dan bisa ditingkatkan
lagi sesuai dengan yang diharapkan, yaitu siswa yang mendapat nilai 65 keatas
sebesar 85 % atau lebih.
c.
Refleksi
Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa belum
memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan
guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari
keseluruhan yang diamati yaitu :
1)
Guru belum
optimal dalam memotivasi siswa untuk belajar;
2)
Guru kurang
tegas dalam pembagian kelompok belajar;
3)
Guru kurang
memperhatikan pemahaman pada siswa tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok
untuk menyelesaikan suatu masalah.
4)
Guru belum
optimal dalam menanamkan prinsip cara mengkonstruksi sebuah pemahaman pada
anak, yaitu dengan mengaitkan peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki
dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang kurang memuaskan hasilnya itu juga disebabkan
oleh siswa itu sendiri, yaitu :
a.
Sebagian
siswa belum memahami hakikat dan strategi dari pembelajaran yang diikuti;
24
b.
Dalam
kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak memperhatikan
penjelasan guru;
c.
Siswa kurang
aktif dalam diskusi kelompok, tanya jawab, maupun kegiatan lain yang seharusnya
dilakukan siswa.
Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan lagi
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yakni pada siklus III.
3. Siklus III
Pelaksanaan siklus III mata pelajaran IPA dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 20 Oktober 2009
diikuti oleh 30 siswa kelas V yang terdiri dari
16 laki-laki dan 14 anak perempuan. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x
35 menit. Mengawali pertemuan ini guru melakukan apersepsi yaitu dengan
mengadakan tes awal yang tujuannya untuk menentukan kelompok belajarnya. Dengan
terbentuknya kelompok di kelas, guru memotivasi siswa dengan bercerita dan
dilanjutkan dengan belajar berkelompok dan diskusi kelas memperagakan tanaman
yang terkena banjir dan longsoran tanah akibatnya akan rusak. Kemudian guru
bersama siswa menyimpulkan materi. Pada akhir proses pembelajaran guru
mengadakan evaluasi untuk melihat keberhasilan pada siklus II ini.
Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia siklus III
dimulai hari Jumat tanggal 23 Oktober 2009. Mengawali pertemuan guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang pentingnya kita mampu membuat laporan
atas apa yang alami.
25
Dengan penugasan berkunjung ke pantai atau pinggir sungai
yang rawan terjadinya abrasi dan banjir. Tugas kalian mengamati pantai
atau tanggul sungai kemudian kalian
membuat laporan hasil kunjungan
atau pengamatan. Kemudian dilanjut dengan diskusi kelompok untuk berdiskusi dan
mempresentasikan laporan hasil kunjungan dan pengamatannya di depan kelas.
Mengakhiri pertemuan guru mengadakan evaluasi, yaitu untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran
a. Hasil Observasi Kreativitas
Siswa
Berdasarkan komentar guru teman sejawat yang mendampingi
bahwa pada siklus III ini sudah ada peningkatan yang cukup baik. Pengamatan
terhadap kreativitas siswa dalam proses pembelajaran oleh teman sejawat dapat
dijadikan pertimbangan dalam merefleksi diri. Pada siklus III ini aktivitas
siswa dalam belajar tercatat 96,66 %
untuk mata pelajaran IPA, dan 90,00 % pada mata pelajaranBahasa Indonesia. Hal
ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa sudah ada kemajuan dan memperoleh
hasil yang cukup signifikan, yaitu telah tuntas mencapai target yang
ditentukan.
b.
Hasil Belajar
Siswa
Data dari tes akhir pada siklus III menunjukkan bahwa siswa
memperoleh nilai 65 ke atas pada mata pelajaran IPA sebanyak 29 siswa atau 96,66
%.
Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 28
anak atau 93,33 %. Ini berarti kriteria pada siklus III
ini baik mata pelajaran IPA maupun Bahasa Indonesia keduanya sudah banyak
mengalami kemajuan dan sudah memenuhi target yang diharapkan, yaitu siswa yang
26
mendapat nilai 65 keatas sebesar 85 % atau lebih, dan hasil
yang diperolehnya telah sesuai dengan target yang diharapkan.
c.
Refleksi
Pada akhir siklus III diperoleh hasil belajar siswa belum
memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan
guru teman sejawat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Pengelolaan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia dengan
pendekatan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat pada siklus III sudah lebih
baik dari siklus II, dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa yakni sudah
memenuhi apa yang diharapkan, karena terbukti hasil yang dicapai siswa pada
mata pelajaran IPA dengan nilai lebih dari 65 sebanyak 29 siswa dari jumlah
siswa keseluruhan yaitu 30 anak
atau mencapai 96,66 %. Sedangkan mata pelajaran Bahasa
Indonesia sebanyak 28 anak dari jumlah keseluruhan 30 anak atau sebesar 93,33
%.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam proses
pembelajaran bukan hanya sebagai pengajar, tetapi lebih ditekankan sebagai
fasilitator. Guru memfasilitasi siswa untuk berhasil dengan memberikan
motivasi, dorongan dan pendampingan dalam kegiatan pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas beserta pembahasannya yang
dilakukan guru di kelas V SDN 1 Medasari dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan melalui pendekatan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat telah dapat
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dan siswa telah termotivasi
untuk meraih prestasi, maka peranan guru menjadi sangat penting yaitu sebagai
motivator dan fasilitator.
Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi kreativitas dan
hasil belajar siswa pada penelitian tindakan kelas ini, yaitu :
Tabel 5 : Prosentase Kreativitas dan
Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
IPA
|
Siklus
|
Prosentase
Kreativitas
|
Prosentase Siswa yang nilainya
|
Hasil Belajar Siswa
|
|
|
Jumlah Nilai
|
Rata-rata
|
|||
|
I
|
36,66 %
|
30,00 %
|
1634
|
54,46
|
|
II
|
70,00 %
|
66,66 %
|
1979
|
65,96
|
|
III
|
96,66 %
|
96,66 %
|
2315
|
77,16
|
Tabel 6 : Prosentase Kreativitas dan
Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran
bahasa Indonesia
|
Siklus
|
Prosentase
Kreativitas
|
Prosentase Siswa yang nilainya
|
Hasil Belajar Siswa
|
|
|
Jumlah Nilai
|
Rata-rata
|
|||
|
I
|
33,33 %
|
23,33 %
|
1662
|
55,40
|
|
II
|
60,00 %
|
53,33 %
|
1935
|
64,53
|
|
III
|
93,33 %
|
90,00 %
|
2254
|
75,13
|
28
Tabel 7 : Peningkatan Prosentase Kreativitas dan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA
|
Siklus
|
Peningkatan Krea-tivitas Siswa (%)
|
Peningkatan Nilai Siswa
|
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
|
|
Siklus I ke Siklus II
|
33,34 %
|
36,66 %
|
11,50
|
|
Siklus II ke Siklus III
|
26,66 %
|
30,00 %
|
11,20
|
Tabel 8 : Peningkatan Prosentase Kreativitas dan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
|
Siklus
|
Peningkatan Krea-tivitas Siswa (%)
|
Peningkatan Nilai Siswa
|
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
|
|
Siklus I ke Siklus II
|
26,67 %
|
30,00 %
|
9,13
|
|
Siklus II ke Siklus III
|
33,33 %
|
36,67 %
|
10,60
|
Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa aktivitas dan hasil belajar meningkat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka
disarankan bahwa dengan menggunakan pendekatan pebelajaran konstruktivisme
dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di
sekolah guna meningkatkan hasil belajar
siswa. Serta hendaknya guru selalu dapat mengembangkan metode pembelajaran yang
menarik dan kreatif yang banyak melibatkan siswa sebagai upaya pengekspresian
dari diri siswa. Dan seyoyanya guru
lebih dapat mamainkan peran guru sebagai motivator dan fasilitator.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsini, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi
Aksara, Jakarta
Bahri Djamhari Syaiful, 2002, Psikologi Belajar, PT Asdi
Mahasatya, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka
Cipta, Jaklarta
Hamalik Oemar, 1990, Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan
Belajar, Tarsito Bandung
Mikarsa Hera Lestari, dkk., 2007, Pendidikan Anak di SD, Universitas
Terbuka
Slameto, 1995, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi,
PT Rineka Cipta, Jakarta
Sardiman, Am, 2006, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
Rajawali, Jakarta
Sugiono, 2005, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfa
Beta, Bandung
Sutarno Nono, 2007, Materi dan Pembelajaran IPA SD,
Universitas Terbuka
The Liang Gie, 1981, Proses Belajar Mengajar, Tarsito
Bandung
Widodo, dkk. 2004, Alamku Sains 5 Untuk SD Kelas V, PT
Bumi Aksara, Jakarta
Wilis Dahar Ratna, 1989, Teori-teori Belajar, PT
Gelora Aksara Pratama
Winataputra Udin S., 2005, Strategi Belajar Mengajar,
Universitas Terbuka
Lampiran 1 :
DAFTAR NILAI HASIL ULANGAN HARIAN KELAS VI
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
|
NO.
|
NAMA SISWA
|
SIKLUS
|
||
|
I
|
II
|
III
|
||
|
1
|
Alfiatul Mar’ah
|
65
|
76
|
87
|
|
2
|
Andre Akbar
|
60
|
73
|
85
|
|
3
|
Andika Ari Widodo
|
50
|
60
|
71
|
|
4
|
Anton Afrizal
|
43
|
55
|
65
|
|
5
|
Eva Wiji Astuti
|
70
|
80
|
92
|
|
6
|
Eko Prastian
|
62
|
71
|
85
|
|
7
|
Eni Mawar Engtias
|
66
|
75
|
88
|
|
8
|
Fitriyani Sari
|
35
|
45
|
56
|
|
9
|
Heri Prastiyo
|
46
|
55
|
65
|
|
10
|
Jajang Kurniawan
|
55
|
60
|
71
|
|
11
|
Lailatul Maghfiroh
|
70
|
81
|
93
|
|
12
|
Lilik Rahayu
|
56
|
64
|
74
|
|
13
|
M. Afif Amrullah
|
50
|
60
|
69
|
|
14
|
Masdalia
|
52
|
61
|
73
|
|
15
|
Mauli Handayani
|
75
|
83
|
95
|
|
16
|
Medy Eduansyah
|
60
|
73
|
87
|
|
17
|
Neni Anjarwati
|
67
|
75
|
89
|
|
18
|
Nena Ayu
|
35
|
45
|
56
|
|
19
|
Putri Novitasari
|
37
|
49
|
65
|
|
20
|
Pika Saraswati
|
47
|
57
|
67
|
|
21
|
Riskiansyah
|
63
|
73
|
83
|
|
22
|
Siti Kholifah
|
61
|
70
|
81
|
|
23
|
Sigit Kurniawan
|
45
|
55
|
66
|
|
24
|
Susi Susanti
|
66
|
76
|
85
|
|
25
|
Tanti Aprilia
|
55
|
65
|
77
|
|
26
|
Tata Arista
|
55
|
66
|
78
|
|
27
|
Tegar Ariyanto
|
74
|
83
|
95
|
|
28
|
Ujang Rouf
|
65
|
77
|
87
|
|
29
|
Wawan
|
49
|
59
|
65
|
|
30
|
Wenitasari
|
47
|
57
|
65
|
|
Jumlah
|
1634
|
1979
|
2315
|
|
|
Rata-rata
|
54,46
|
65,96
|
77,16
|
|
Lampiran 2 :
DAFTAR NILAI HASIL ULANGAN HARIAN KELAS VI
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
|
NO.
|
NAMA SISWA
|
SIKLUS
|
||
|
I
|
II
|
III
|
||
|
1
|
Alfiatul Mar’ah
|
60
|
67
|
79
|
|
2
|
Andre Akbar
|
62
|
70
|
80
|
|
3
|
Andika Ari Widodo
|
52
|
60
|
70
|
|
4
|
Anton Afrizal
|
40
|
55
|
65
|
|
5
|
Eva Wiji Astuti
|
70
|
79
|
85
|
|
6
|
Eko Prastian
|
63
|
72
|
84
|
|
7
|
Eni Mawar Engtias
|
65
|
74
|
86
|
|
8
|
Fitriyani Sari
|
34
|
45
|
56
|
|
9
|
Heri Prastiyo
|
45
|
55
|
66
|
|
10
|
Jajang Kurniawan
|
50
|
60
|
71
|
|
11
|
Lailatul Maghfiroh
|
71
|
74
|
84
|
|
12
|
Lilik Rahayu
|
55
|
65
|
74
|
|
13
|
M. Afif Amrullah
|
52
|
60
|
71
|
|
14
|
Masdalia
|
50
|
60
|
70
|
|
15
|
Mauli Handayani
|
74
|
81
|
92
|
|
16
|
Medy Eduansyah
|
61
|
71
|
84
|
|
17
|
Neni Anjarwati
|
65
|
74
|
87
|
|
18
|
Nena Ayu
|
36
|
46
|
55
|
|
19
|
Putri Novitasari
|
35
|
44
|
54
|
|
20
|
Pika Saraswati
|
48
|
55
|
65
|
|
21
|
Riskiansyah
|
60
|
70
|
81
|
|
22
|
Siti Kholifah
|
61
|
72
|
84
|
|
23
|
Sigit Kurniawan
|
46
|
55
|
65
|
|
24
|
Susi Susanti
|
65
|
74
|
84
|
|
25
|
Tanti Aprilia
|
56
|
66
|
76
|
|
26
|
Tata Arista
|
55
|
61
|
72
|
|
27
|
Tegar Ariyanto
|
75
|
84
|
95
|
|
28
|
Ujang Rouf
|
65
|
75
|
86
|
|
29
|
Wawan
|
45
|
55
|
66
|
|
30
|
Wenitasari
|
46
|
57
|
67
|
|
Jumlah
|
1662
|
1935
|
2254
|
|
|
Rata-rata
|
55,40
|
64,53
|
75,13
|
|